Mengulik Tradisi Lokal Lewat Dieng Culture Festival 2018

Mengulik Tradisi Lokal Lewat Dieng Culture Festival 2018
info gambar utama

Kawan GNFI pasti pernah mendengar nama salah satu event tahunan lokal Indonesia yang telah melegenda bertajuk Dieng Culture Festival. Akrab disebut DFC, merupakan kegiatan yang digelar di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Tahun 2018 ini, tepat memasuki tahun ke-9 DFC berlangsung. Acara yang akan dilaksanakan di bulan Agustus nanti telah meraup banyak antusias dari berbagai wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Dieng Culture Festival bahkan disebut sebagai festival paling romantis di Indonesia. Berbagai alasan hadir untuk membuktikannya, seperti halnya festival musik, budaya, dan aneka tempat wisata yang terlingkup dalam satu rangkaian acara, membuat DFC menarik untuk didatangi. Lebih lagi, suasana dingin dan panorama keindahan Dieng selalu membuat pengunjung untuk ingin kembali lagi dan lagi.

Dieng Culture Festival Ke-9 di Tahun 2018 Ini
info gambar

Kegiatan DFC di tahun 2018 ini akan diadakan pada 3-5 Agustus 2018, yang bertempat di Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara. Bulan-bulan tersebut selalu dipilih sebab pada kondisi tersebut suhu di Dieng berada di titik dingin. Bahkan terkadang bisa sampai di suhu minus.

Namun, bukan berarti dinginnya area tersebut membuat Dieng semakin mencekam. Justru Dieng Culture Festival hadir untuk menjajakan penampilan unik melalui Jazz Atas Awan yang dijamin akan membuat suasana kian syahdu dan turut mampu menghangatkan situasi. Apalagi jika yang menghibur merupakan musisi kawakan Indonesia layaknya Anji dan Katon Bagaskara.

Panorama Lampion di Malam Hari Membuat Suasana DFC Kian Hangat
info gambar

Selain hadirnya gelaran musik Jazz Atas Awan, di hari kedua para pengunjung akan disuguhkan dengan pelepasan lampion warna-warni, yang pastinya akan memberi kecantikan juga keelokan di acara tersebut.

Di sisi tradisional, Dieng Culture Festival juga selalu hadir untuk tidak melupakan sisi lokal. Buktinya, parade seni budaya turut hadir guna memeriahkan acara. Bahkan ada karnaval, di mana anak berambut gimbal akan diarak dan dipotong rambutnya di pelataran Candi Arjuna.

Proses Pemotongan Rambut Gimbal
info gambar

Rambut gimbal bagi masyarakat setempat dipercaya sebagai sesuatu yang istimewa, oleh sebab itu mencukurnya pun harus dengan ritual tersendiri dan tidak boleh sembarangan. Setelah dipotong, sang anak kemudian akan meminta syarat berupa hadiah atau apapun yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Bisa disebut jika ritual ini merupakan tradisi khas yang terjadi secara turun temurun di Dieng dan hanya dilakukan setahun sekali, tepatnya di acara Dieng Culture Festival.

Selain kedua agenda tersebut, Dieng Culture Festival juga menghadirkan display produk unggulan dalam negeri. Bahkan jajakan kuliner nusantara turut memenuhi kegiatan tersebut.

Wah, jadi semakin penasaran! Jangan terlewatkan ya, catat tanggalnya dan mari bertemu di Dieng Culture Festival 2018.


Sumber: Hipwee

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini