Mahasiswa IPB Ubah Susu Basi Menjadi Souvenir

Mahasiswa IPB Ubah Susu Basi Menjadi Souvenir
info gambar utama

Seiring dengan besarnya produksi susu, bertambah pula aneka produk olahan yang dihasilkan. Biasanya susu hanya diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, juga produk kecantikan.

Namun ternyata masih ada olahan lain yang bisa diciptakan dari susu, termasuk dari susu yang tidak memenuhi standar atau kualifikasi penjualan. Susu yang telah rusak ataupun tidak lolos kualifikasi ini disebut dengan susu tolak. Urgensi pemanfaatan susu tolak ini mendorong tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memanfaatkannya dengan diolah jadi souvenir.

Mereka adalah Wa Ode Nuzulurrahmah Sulaiman dan Raden Ajeng Faadhila Ramadhanti Mustikadewi (Keduanya adalah mahasiswa Sekolah Bisnis), dan Ghina Sa’arah Nibras (Mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi) yang berada di bawah bimbingan Dr. Siti Jahroh .

“Susu tolak biasanya akan langsung dibuang begitu saja atau dibawa pulang kembali oleh peternak dan dijadikan pakan anak sapi. Padahal, susu tolak masih memiliki kandungan protein (kasein) yang bisa diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi dan berdaya saing. Lalu muncul ide untuk mengubah susu tolak menjadi souvenir menarik,” ujar Wa Ode.

Awal mula ide ini karena melihat percobaan sederhana di Youtube (percobaan kimia untuk anak-anak). Mereka menggumpalkan kasein susu dan kemudian dijadikan bentuk batu atau bentuk bulat.

“Kemudian saya terpikirkan bagaimana kalau teknik yang sama dipakai untuk output yang lebih layak, tidak sekedar asal bentuk. Setelah diskusi dengan tim, terpilihlah ide untuk menjadikannya sebagai souvenir khas Bogor, karena setahu kami, di Bogor masih belum ada souvenir yang khas yang identik dengan Bogor itu sendiri,” terang Wa Ode, Ketua PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan).

Wa Ode dan rekan-rekannya berinisiatif untuk menciptakan suatu kreasi baru yang inovatif berupa souvenir berbahan dasar susu tolak. Mereka membentuk souvenir dengan berbagai macam desain yang menunjukkan ciri khas dan ikon-ikon yang mencirikan Bogor. Produk ini bernama Seuri. Seuri sendiri dalam bahasa Sunda artinya 'tertawa' yang diharapkan juga dapat membuat para konsumen bahagia dan puas setelah membeli produk ini. Seuri merupakan produk souvenir khas Bogor yang saat ini terdiri dari dua jenis yaitu gantungan kunci dan tempelan kulkas, serta plakat yang sedang dalam tahap persiapan produksi.

“Bukan hanya itu, karya yang kami hasilkan akan didesain dengan bentuk dan karakter yang unik untuk dapat melambangkan kreativitas khas Bogor. Seperti bentuk rusa, angkot, bunga bangkai, tugu kujang serta tempat-tempat khas di Bogor. Karakter ini didesain dengan pilihan warna yang lucu dan menggemaskan serta dapat mengikuti selera dan tren konsumen. Untuk ke depannya kami juga sedang mengupayakan packaging yang juga memuat fakta-fakta tentang karakter-karakter tersebut sebagai informasi tentang ciri khas Bogor. Untuk pemesanan dapat melalui instagram @seuri.bogor," ungkap Wa Ode.

Berawal dari gagasan proposal, Wa Ode dan rekan-rekanya mendapatkan dana dari Kemenristekdikti untuk dapat merealisasikan usaha Seuri.

"Ketika tahu bahwa tim kami didanai ya rasanya campur aduk, antara senang, bersyukur, dan sempat bingung bagaimana untuk memulainya dengan skala yang besar. Tapi Alhamdulillah saat ini kami dan tim sudah menemukan mitra-mitra yang tepat untuk membantu kami merealisasikan Seuri," ungkap Wa Ode.

Saat ini, Seuri sudah mulai diproduksi. Respon yang didapat dari pasar cukup baik dimana produk yang dihasilkan memang sengaja dibuat dalam jumlah sedikit untuk uji pasar.(SMH/Zul)


Sumber: https://ipb.ac.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini