Kembali Berkontribusi Pada Negeri, Diaspora Indonesia dari Amerika Latih Guru di Papua

Kembali Berkontribusi Pada Negeri, Diaspora Indonesia dari Amerika Latih Guru di Papua
info gambar utama
Diaspora asal Indonesia telah tersebar di berbagai negara dunia. Salah satu negara tersebut adalah Amerika Serikat tempat bernaungnya para akademisi Indonesia yang tergabung dalam Indonesia American Society of Academics (IASA). Mereka adalah para anak bangsa yang berada di Amerika Serikat untuk menjadi akademisi di institusinya masing-masing. Namun meski jauh dari tanah air, rupanya para anak bangsa tersebut tetap ingin berkontribusi pada Tanah Air Indonesia.

Berdasarkan rilis yang diterima GNFI dari Indonesia Diaspora Network United (IDN-United) terdapat sembilan profesor diaspora Indonesia dari IASA yang memberikan pelatihan guru selama seminggu penuh. Sejak 9 Juli hingga 13 Juli yang lali di Jayapura, Papua. Pelatihan bertajuk Workshop Diaspora Peduli Papua tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan 50 guru dari SMAN 3 Jayapura dan SMA YPPK Adhi Luhur di Nabire.

Presiden IASA, Herry Utomo menjelaskan bahwa lokakarya yang berlangsung selama satu minggu itu telah dipersiapkan untuk membantu para guru menerapkan pembelajaran yang terintegrasi berbasis high-order thinking skills (HOTS) atau daya nalar tingkat tinggi. Selain itu, para guru juga diajak untuk menggunakan teknologi tablet yang telah dikembangkan secara khusus oleh IASA untuk mendukung kultur pembelajaran di Papua. Semua hal tersebut dikemas dengan cara yang menyenangkan namun tetap memiliki nilai pembelajaran yang berbobot.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, James Modouw mengatakan bahwa lokakarya ini merupakan kesempatan emas yang akan sangat sayang bila dilewatkan para guru. "Ini kesempatan emas para guru untuk mendapatkan ilmu dari para profesor IASA dalam mempraktekkan Kurikulum 2013 sesuai dengan analisis konteks Papua guna menjawab tantangan pengajaran di abad 21," jelasnya.

Foto: dok. IASA
info gambar

Berkat persiapan yang matang oleh IASA, para guru yang mengikuti lokakarya ini begitu bersemangat mengikuti acara. Dalam lokakarya ini pembelajaran didesain dengan pendekatan yang lebih mengutamakan dan mendahulukan peran aktif para guru yang menjadi peserta. Sehingga para guru tidak akan menjadi pasif sehingga mampu menerima materi dengan baik.

Materi yang diajarkan pun cukup beragam, mulai dari strategi pengajaran lintas batas, pengajaran mendalam atau deep learning, pemantapan kegiatan ekstrakurikuler, pembagian beban kerja guru, integrasi dua atau tiga mata pelajaran, sekolah berpola asrama yang efektif, hingga pemanfaatan teknologi dan sistem tablet dalam pengajaran di kelas.

Seorang guru mata pelajaran Geografi dari SMAN 3 Jayapura Karolina Tanawani misalnya, merasa lokakarya ini sangat membantu dirinya dalam membuka wawasan tentang pengajaran. Berkat lokakarya ini dirinya menjadi mampu untuk memberikan pengajaran yang lebih efektif bagi kemajuan para siswa.

Hal serupa juga diungkapkan oleh guru Fisika SMA YPPK Adhi Luhur Edward Arung dirinya mengaku mendapatkan bekal untuk dirinya ketika mengajar. “Workshop ini betul-betul membekali para guru dalam memberikan pengajaran deep learning dan pelajaran terintegrasi sehingga bukan hanya menghemat waktu para guru dan memberikan waktu tambahan bagi para murid untuk mendalami bidang studi favoritnya,” ujarnya.

Dirinya pun berharap IASA dapat menyelenggarakan lokakarya lainnya sehingga mampu meningkatkan kemampuan guru di Papua.

“Saya berharap IASA akan menggelar workshop lagi agar kami dapat terus meningkatkan kemampuan kami,” harap Edward.

IASA pun menjelaskan bahwa lokakarya ini bukanlah akhir dari kontribusi yang mereka lakukan. Herry Utomo yang juga merupakan profesor di Lousiana State University, Amerika Serikat mengungkap bahwa lokakarya ini adalah sebuah langkah awal.

"Kami akan terus melakukan pembimbingan dengan para guru baik melalui tele/video conference maupun pendampingan langsung di lokasi. Sebelum workshop, kami melakukan itu secara intensif selama dua bulan dengan para guru. Selanjutnya kami akan terus melakukan hal yang sama guna memastikan para guru siap mempraktekkan hal-hal yang mereka pelajar," jelas Herry.

Terselenggaranya Workshop Diaspora Peduli Papua adalah hasil kerja sama yang erat antara IASA, Bappenas, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), khususnya PPPPTK TK dan PLB. Lokakarya ini diikuti 50 guru, dan juga 20 widyaiswara dari Kemendikbud turut hadir.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini