Neraca Dagang RI Surplus, Sri Mulyani Fokus Kurangi Impor

Neraca Dagang RI Surplus, Sri Mulyani Fokus Kurangi Impor
info gambar utama

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI sepanjang Juni 2018 mengalami surplus sebesar USD 1,74 miliar. Sebelumnya neraca perdagangan RI mengalami defisit sebesar USD 1,52 miliar pada Mei 2018.

"Surplus ini berasal dari surplus non-migas USD 2,14 milliar. Tapi terkoreksi defisit oleh migas terutama hasil minyak. Neraca perdagangan Juni surplus cukup lumayan. Diharapkan neraca perdagangan akan surplus pada bulan-bulan berikutnya," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Senin (16/7/2018) pada Liputan6.com.

Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
info gambar

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia,memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% year-on-year (YoY) sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pemerintah akan tetap berfokus memperkuat industri, terutama yang berorientasi ekspor. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengurangi impor, utamanya impor barang modal.

Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Foto: Liputan6.com/Angga Yuniar
info gambar

"Secara umum pemerintah akan tetap konsentrasi, karena kalau kami melihat tren pertumbuhan ekonomi Indonesia, kami memiliki tugas untuk makin memperkuat struktur industri kita, terutama dari ekspor dan terutama mengurangi impor barang modal dan barang perantara," jelasnya.

Adapun salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan ekspor yakni mendorong industri manufaktur.

"Industirnya apa? Beberapa industri mungkin membutuhkan support dalam bentuk pajak, logistik, bea masuk, atau kebijakan perdagangan. Ini yang akan kami coba koordinasikan," katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini