Sebelum Freeport, Indonesia Juga Pernah Ambil Alih Perusahaan Internasional di Indonesia

Sebelum Freeport, Indonesia Juga Pernah Ambil Alih Perusahaan Internasional di Indonesia
info gambar utama

Indonesia melalui PT Inalum (Persero) memulai proses akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Proses akuisisi ini ditargetkan selesai paling lambat dua bulan ke depan. Berita ini menjadi perbincangan dan buah bibir selama beberapa hari terakhir, sebuah kabar baik yang menjadi "obat" di tengah berbagai macam berita-berita lain yang kadang kurang membanggakan.

Ada baiknya kita perlu mengingat dan mengapresiasi pengambilalihan perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia di masa sebelumnya, yakni PT Inalum sendiri. Pada paruh akhir 2013, Indonesia mengakuisisi Nippon Asahan Aluminium (NAA) yang kemudian berganti nama menjadi Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) . Pemerintah mengambil alih 58,87% saham NAA sekaligus menjadikan seutuhnya Inalum milik Indonesia. Untuk mengakuisisi saham NAA, pemerintah menggelontorkan dana sebesar US$ 556,7 juta atau ada yang menyebut US$ 558 juta. Angka ini lebih rendah dari harga yang ditawarkan NAA US$ 626 juta.

Inalum sendiri merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak dibidang peleburan Aluminium. Besarnya potensi kelistrikan yang dihasilkan dari aliran Sungai Asahan membuat Pemerintah Indonesia mengundang perusahaan konsultan pembangunan asal Jepang, Nippon Koei untuk melakukan studi kelayakan pembangunan PLTA di Sungai Asahan. Studi kelayakan tersebut menyarankan agar produksi kelistrikan diserap oleh industri peleburan aluminium.

Maka dengan itu, Pemerintah menindaklanjuti studi kelayakan tersebut bersama pihak Jepang untuk secara bersama mendirikan perusahaan untuk mengelola proyek Asahan dengan perusahaan yang bernama Indonesia Asahan Aluminium dengan ditandatanganinya kerjasama untuk pengelolaan bersama kawasan Sungai Asahan pada tanggal 7 Juli 1975.

PT Inalum | pphe-ri.com
info gambar

Perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Januari 1976 dengan status Penanam Modal Asing dibentuk oleh 12 perusahaan Kimia dan Metal dari Jepang. Keberadaan Inalum sebagai industri peleburan aluminium telah meletakkan dasar fondasi yang kuat untuk mengembangkan industri hilir peleburan bahan tambang yang berpengaruh, bernilai tambah dan berdaya saing.

Sejak diakuisisi oleh Pemerintah, Inalum kini tengah mengembangkan produksi hilir aluminium dengan mendorong diversifikasi produk dari aluminium ingot ke aluminium alloy, billet dan wire rod, serta menggarap pabrik peleburan baru yang terintegrasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dan mempersiapkan diri untuk menjadi induk holding bumn bidang pertambangan dan dimulai dengan mengakuisisi Freeport Indonesia.

Sumber : Detik Finance | Inalum.co.id | wikipedia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini