Perbedaan dan Kepercayaan

Perbedaan dan Kepercayaan
info gambar utama

#SportifAlaNusantara

Bangga. Itulah kata pertama yang terbesit dalam diri jika teringat akan negara kelahiran. Mengapa tidak, tanah air ini terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, ratusan pula suku dan budayanya yang tak tertandingi oleh negara kepulauan lainnya di bumi ini. Keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia membuat mata dunia berkaca-kaca melihat begitu besar tanggung jawab kita untuk menjaga semua yang kita miliki, yaitu nusantara dengan segudang cerita.

Nusantara memiliki banyak pecahan daratan oleh lautan, namun kita tetap mengaku bahwa kita bersatu, dan kita bangga akan hal itu. Memupuk rasa kebanggaan terhadap nusantara, bisa kita mulai dengan saling memahami satu sama lain. Meskipun agama kita berbeda-beda, namun tidak pernah ada aturan yang yang menyuruh kita untuk membenci perbedaan tersebut, bahkan semua agama menyatakan bahwa kita harus saling menghargai dan menanamkan rasa toleransi antar umat beragama, bahkan lebih dari itu.

Nusantara yang memiliki banyak perbedaan akan bersatu dengan satu kepercayaan yang sama. Yaitu percaya bahwa setiap perbedaan akan menghasilkan warna-warni kehidupan yang manis, setiap perbedaan akan saling melengkapi sehingga menjadi kesatuan puzzle yang utuh. Memang tidak ada yang bisa memaksakan bahwa setiap pemahaman manusia itu harus sama, namun tidak ada salahnya pula jika kita paham maknanya.

Nusantara yang memiliki keanekaragamaan yang berlimpah tentunya memiliki potensi konflik yang lebih banyak pula daripada negara yang memiliki sedikit keberagaman. Namun sampai saat ini perbedaan yang kita miliki masih terasa indah dimata penduduknya, hal itu disebabkan karena kita masih menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan tersebut.

Jika melihat faktanya, semua manusia itu sama, sama-sama diciptakan dari tanah, sama-sama pernah berada dalam kandungan, sama-sama tumbuh dan berkembang, bahkan sama-sama menikmati jumlah waktu yang sama dalam sehari. Namun yang membuatnya berbeda yaitu hal apa yang ia lakukan dalam waktu satu hari tersebut. Seperti halnya sebuah kompetisi, semua manusia memiliki peluang yang sama, yang membedakan yaitu kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan itu dinilai dari beberapa faktor pendukung kemenangan, yaitu berapa banyak seseorang berlatih, berusaha, berkorban dan berdoa untuk mewujudkan impian yang ia harapkan meskipun sebagian orang berfikir sudah ada garis takdir Tuhan dalam sebuah kemanangan, namun itu bukan faktor utamanya.

Sebetulnya tidak ada yang menjamin bahwa orang yang bekerja lebih keras akan mengalahkan orang yang bekerja sesuai kebutuhan, tidak ada yang memastikan pula bahwa orang yang sering berdoa akan mengalahkan orang yang jarang berdoa. Semua itu tergantung dari kombinasi seluruh faktor pendukung kemenangan tersebut. Bahkan ada pula unsur keberuntungan di dalamnya.

Jadi, sebagai seorang kompetitor harus yakin bahwa satu hal saja tidak menjamin atas kemenangan sebuah kompetisi. Yang terpenting, kita percaya bahwa sportifitas harus menjadi dasar dalam setiap individu yang terlibat didalamnya.

Sebuah makanan akan terasa lezat jika kita menikmatinya, tidak peduli yang memakannya adalah orang Padang, orang Sunda, orang Jawa atau siapapun karena semua lidah itu sama. Tidak melihat apakah memasaknya di pulau Bali, di pulau Ambon, di pulau Belitung atau dimanapun karena semua tempat itu sama. Tidak memandang pula apakah pagi, siang atau sore ia menikmatinya, karena semua waktu itu sama. Begitu pula sebuah kompetisi, tidak memandang siapa pelatihnya, dimana tempatnya, atau kapan pertandingannya, karena yang menentukan itu pribadinya sendiri. Jika ia menikmati prosesnya maka ia akan merasakan kenikmatan bertanding meski akhirnya ia harus kalah.

Jika seseorang beranggapan bahwa kemanangan adalah nomor satu dalam sebuah kompetisi, maka sudah barang tentu ia salah. Dan yang akan terjadi adalah ia akan melakukan apa saja dan menganggap semuanya benar, yang terpenting ia menang. Lalu bagaimana jika semua orang berfikir seperti itu? Yang pasti kesatuan dan persatuan yang sudah kita bangun sejak dulu akan hancur dan perpecahan akan terjadi dimana-mana.

Hasil adalah cerminan dari usaha, begitulah kata pepatah. Namun bukan berarti hasil yang tidak diharapkan adalah cerminan usaha kita yang buruk. Tapi belum waktunya kemanangan itu untuk kita. Berfikirlah positif, hargai pesaing kita. Karena kita dan pesaing kita memiliki visi yang sama dalam sebuah pertandingan, tetapi misi semua peserta pasti berbeda. Yang terpenting adalah ikuti jalan mainnya, jangan pernah mencoba untuk memecahbelah persatuan, tapi tekadkan bahwa bermain dengan adil adalah prinsip setiap pejuang. Kemenangan akan datang kepada orang yang tepat.

Seorang petarung yang sportif akan siap menghadapi tantangan, ia tidak memandang siapa lawannya. Meski ia harus menghadapi jutaan musuh, ia tak peduli. Yang ia pedulikan adalah ia memulai dan mengakhiri sebuah pertandingan dengan bijak. Jika semua penduduk Indonesia bermain sportif, maka Indonesia siap menghadapi tantangan dunia. Tidak akan ada perpecahan, yang ada hanyalah persatuan dan kesatuan utuh yang kita harapkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini