Satelit Merah Putih Akhirnya Mengorbit di Angkasa Indonesia

Satelit Merah Putih Akhirnya Mengorbit di Angkasa Indonesia
info gambar utama
Industri telekomunikasi Indonesia akan semakin tumbuh berkat keberhasilan satelit Merah Putih milik Telkom Indonesia menempati slot orbit 108 Bujur Timur. Orbit ini merupakan orbit yang disediakan untuk satelit ke-10 yang dimiliki Telkom dan berada di Selat Karimata.

Satelit Merah Putih memulai perjalanannya sejak diluncurkan 7 Agustus yang lalu di SLC-40 Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Amerika Serikat. Satelit berhasil mencapai orbit geostasioner pada pukul pukul 01.18 waktu setempat atau 12.18 WIB. Dan sejak saat itu, satelit Merah Putih terus melaju untuk bisa mencapai orbit yang ditetapkan yakni orbit 108 Bujur Timur.

"Saat ini Satelit Merah Putih telah berada di slot orbit 108 derajat Bujur Timur atau di atas sekitar wilayah Selat Karimata dan saat ini sedang menjalani In Orbit Test (IOT)," kata Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo.

Proses IOT sendiri telah berlangsung sejak 18 Agustus yang lalu dan memakan waktu hingga 25 hari. Jika proses ini berhasil dilaksanakan maka satelit Merah Putih akan siap digunakan pada minggu ketiga September 2018.

"Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk kelancaran seluruh proses teknis yang harus dilalui oleh Satelit Merah Putih, sehingga satelit dapat beroperasi sesuai jadwal yang ditentukan,'' tambah Arif.

Arif juga menjelaskan bahwa satelit Merah Putih membawa 60 transponder yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band dengan usia desain 16 tahun. Satelit ini akan beroperasi melayani wilayah Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan seperti India.

Kehadiran Satelit Merah Putih diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transponder nasional, mengurangi kesenjangan digital di wilayah Indonesia yang luas dan sulit dijangkau.

"Fungsinya kita sebagaimana umumnya, memenuhi kebutuhan telekomunikasi, utamanya untuk ekonomi digital. Dari sisi kebutuhan transponder Indonesia juga masih butuh banyak,

Satelit ini akan menghadirkan layanan komunikasi broadband di area-area yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optic maupun sistem komunikasi lainnya, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini