Mengenal Sungai Terpanjang di Papua

Mengenal Sungai Terpanjang di Papua
info gambar utama

Saya baru 2 kali ke Papua, yakni di tahun 2007 dan 2015. Namun saya cukup lama tinggal di sana, yakni hampir 2 minggu, dan saya berkesempatan menjelajahi salah satu tempat paling indah di dunia itu. Mulai dari kulinernya yang unik dan berbeda, hutan-hutannya yang alami, hingga berbagai keajaiban-keajaiban alamnya, termasuk puncak tertinggi di Indonesia, puncak Jayawijaya.

Ada satu lagi keajaiban yang terlewat saya jelajahi, yakni Sungai Mamberamo, sungai dengan keragaman hayati luar biasa. Sungai terpanjang di Papua. Dikutip dari wikipedia, Sungai Mamberamo adalah sebuah sungai sepanjang 670 km yang terletak di sebelah selatan Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Nama "Mamberamo" berasal dari bahasa Dani — mambe berarti 'besar' dan ramo berarti 'air'. Beberapa suku terasing bermukim di lembah sungai yang kaya akan keanekaragaman hayati ini, karenanya Mamberamo dijuluki 'Amazonnya Papua'. Sungai Mamberamo merupakan sungai dengan lebar terbesar di Indonesia.

Sumber air sungai ini berasal dari pertemuan antara beberapa anak sungai utama, yaitu Tariku, Van Daalen dan Taritatu. Air lalu mengalir ke arah utara melalui lembah Pegunungan Van Rees guna mencapai bagian delta yang berawa dataran rendah. Sungai ini akhirnya bermuara di Samudra Pasifik di titik utara Tanjung D'Urville. Danau Rombebai dan Bira terletak di sepanjang aliran sungai.

Anak-anak Suku Fruaro Menyiapkan Jala Mencari Ikan di Muara Sungai Mamberamo | beritadaerah.co.id
info gambar

Secara geologis, Mamberamo dan kawasan sekitarnya memang cukup menarik karena tersusun oleh endapan batuan sedimen yang tebalnya mencapai ribuan meter serta terpotong-potong oleh struktur geologi yang rumit. Juga karena masih dipengaruhi oleh tekanan tektonik aktif, di beberapa tempat muncul fenomena alam berupa keluarnya semburan lumpur dari dalam bumi (mudvocano). Fenomena ini mudah dikenali dari penampakan di lapangan yang jika diamati dari udara bentuknya berupa kumpulan lumpur dan pasir berwarna abu-abu berbentuk sirkuler dengan diameter lebih dari 50 m yang muncul di tengah-tengah hutan lebat.

Sungai sepanjang 670 km ini memiliki kawasan resapan seluas 138.877 km². Kedalaman sungai berkisar antara 8 hingga 33 m. Menurut penelitian pada 1983, debit airnya mampu mencapai 5.500 m³/detik. Lanskap di sekitar sungai ini bervariasi. Di daerah hulu berupa pegunungan yang curam, di daerah hilir terdapat dataran yang yang berawa-rawa, dan di bagian tengah berupa cekungan dataran tinggi yang luas. Curah hujan di daerah aliran sungai (DAS) Mamberamo dapat mencapai 5.600 mm/tahun.

Daerah Aliran Sungai ( D.A.S.) Mamberamo dengan danau Rombebai ( courtesy Google earth)
info gambar

Pada 1545, seorang pelayar bernama Yñigo Ortiz de Retez menelusuri daerah di sepanjang pesisir utara pulau hingga mulut Sungai Mamberamo. Di lokasi ini, ia mengklaim pulau tersebut sebagai milik Kerajaan Spanyol dan menamakannya Nueva Guinea ('Nugini' dalam bahasa Spanyol) yang dikenal hingga kini. Warga setempat mengandalkan Sungai Mamberamo sebagai prasarana transportasi. Lahan tanaman sagu dibudidayakan di sepanjang DAS Mamberamo.

Dua spesies buaya yang terdapat di sungai ini, buaya muara (crocodile porossus) dan buaya darat (crocodile novaquinea), diburu dan ditangkap warga sebagai makanan maupun untuk dijual kepada pengusaha. Potensi alam yang terdapat di sekitar sungai ini ialah batu bara, gas alam, dan emas. Pemerintah Indonesia pernah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di daerah ini. Beberapa spesies baru yang ditemukan di hutan tropis Sungai Mamberamo berketinggian 2.000 mdpl antara lain kupu-kupu hitam dan putih (Ideopsis fojona),katak berhidung panjang (Litoria sp. nov), pergam kaisar (Dacula sp. Nou).

Ardisia hymenandroides | wikimedia
info gambar

Di samping itu mereka juga ditemukan spesies endemik seperti kelelawar kembang baru {Syconycteris sp. nou), tikus pohon kecil {Pogonomys sp. nov), semak belukar berbunga (Ardisia hymenandroides), dan wala-bi kecil (Darcopsulus sp. nou). Di luar temuan itu, kawasan ini juga dihuni oleh 143 jenis burung, termasuk cendrawasih yang memiliki tubuh dan warna bulu sangat elok dipandang mata. Dua jenis buaya, yakni buaya muara (Crocodile porossus) dan buaya darat (Crocodile novaquinea), juga berhabitat di sungai yang memiliki lebar terbesar di Indonesia. Kedua spesies-buaya ini menjadi perburuan bagi masyarakat tradisional, khususnya dari suku Bauzi.

Sumber : Kompas.com | alamendah.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini