Kiprah Duyung di Perairan Indonesia

Kiprah Duyung di Perairan Indonesia
info gambar utama

Pernah terpikir akan kayanya alam Indonesia kita? Atau pernah mendengar ungkapan "di Indonesia, apa saja tersedia dan mudah di dapat!"?

Pasalnya, letak geografis Indonesia memang strategis dan menyilang dengan benua-benua serta samudera-samudera.

Pun secara astronomis, letak bumi Indonesia tergolong sesuai untuk kebanyakan makhluk hidup baik dari segi suhu, cuaca mau pun lingkungan sekitar.

Nah, diantara banyaknya spesies yang ditemukan di Indonesia, salah satunya ada duyung! Wah, apakah berarti ada kerajaan ikan duyung di bawah lautan Indonesia? Apakah kita bisa bertemu para puteri duyung cantik?

Bukan! Biar pun memang mamalia laut dan bukanlah ikan, tapi berdasarkan teori evolusi, duyung ini masih berkerabat dengan gajah, loh!

Duyung disebut juga dugong dalam ejaan bahasa Inggris atau disebut juga lembu laut. Nama latinnya juga sangat mudah diingat, loh, yaitu Dungong dugon.

Dengan spesifikasi makanannya berupa rumput laut, dia banyak ditemukan di perairan dangkal seperti kawasan pantai, teluk dan hutan bakau. Suhu hangat di Indonesia menyebabkan kawasan Indonesia cocok ditinggali dugong ini.

Wilayah tersebut misalnya di Provinsi Kepri, dimana sejumlah lokasi yang menjadi habitat dugong, di antaranya adalah di sejumlah perairan Bintan, Batam, dan Lingga.

Namun, menurut Direktur Program Coral Triangle WWF Indonesia, Wawan Ridwan, persoalan mengenai persebaran dan jumlah populasi duyung masih belum diketahui.

Terlebih lagi masyarakat masih belum menyadari bahwa ikan duyung ini merupakan spesies yang sudah digolongkan terancam oleh IUCN.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengatakan bahwa populasi dugong di Kepulauan Riau nyaris punah akibat pencemaran laut yang terjadi di Semenanjung Malaka.

Padahal, kelangkaan duyung sangat berdampak bagi ekosistem padang rumput laut dan juga pesisir. Hal ini dikarenakan duyung merupakan herbivora yang juga memakan lamun.

Biarpun lamun sangat bermanfaat bagi ekosistem laut, namun bila berlebih juga berbahaya bagi kelangsungan ekosistem laut karena akan menutupi sinar matahari masuk ke laut. Makanya keberadaan duyung sebagai penyeimbang lamun sangat penting.

Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama lembaga peneliti LIPI, lembaga konservasi WWF Indonesia serta lembaga pemerhati lingkungan dan tim-tim riset lainnya, bersepakat membentuk peraturan perlindungan satwa, yang salah satunya adalah dugong, bekerja dengan Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund, United Nations Environment Programme (UNEP), Conservation of Migratory Species of Wild Animals (CMS), dan Global Environmental Facility(GEF).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini