Desa Wirun, Sukoharjo yang Penuh Dengan Harta Karun

Desa Wirun, Sukoharjo yang Penuh Dengan Harta Karun
info gambar utama

Sebuah paket wisata ke desa Wirun, pusat pembuatan gamelan, saat ini tengah dalam tahap persiapan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa di kawasan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, bersamaan dengan Badan Perencanaan Daerah Jawa Tengah.

"Pengembangan desa wisata ini berdasarkan ekonomi kreatif, dimana kita libatkan 25 pemain ekonomi kreatif, termasuk orang-orang seni dan budaya," ucap kepala departemen riset dan pengembangan dan sains dan teknologi, Tri Yuni Atmojo pada selasa (4/9/18).

Proses pembakaran Gamelan dalam proses pembuatan yang membuatnya menarik | Foto:
info gambar

Desa Wirun memiliki ciri khas unik sebagai pusat pembuatan gamelan, dimana seluruh prosesnya diselesaikan secara tradisional dengan mengimplementasikan elemen budaya lokal, seperti ritual selamatan Jawa.

"(Hal ini) menawarkan rangkaian aktivitas yang melibatkan ekonomi kreatif, budaya dan seni, yang mana sangat berpotensi untuk wisata. Semua ini akan ditunjukkan dalam sebuah paket untuk wisatawan," tambahnya.

Pemerintah akan menargetkan berdirinya 58 desa wisata berdasarkan ekonomi kreatif di tahun 2018 ini. Desa Wirun dipilih berdasarkan kekayaan sumber daya alam dan potensi wisata yang dapat dikembangkan.

Pemain ekonomi kreatif di desa Wirun sebelumnya mengadakan studi komparasi dari desa wisata wayang di Wonogiri, desa wisata tenun lurik di Klaten dan sebuah desa wisata batik di Sragen.

Sementara itu, ketua Pokdarwis desa Wirun, Ari menyebutkan bahwa paket yang sedang disiapkan akan memuat beberapa event budaya, seperti festival ketoprak, musik lesung, dan ritual selamatan, yang akan selalu diadakan sebelum proses pembuatan gamelan.

Pengrajin Gamelan di desa Wirun | Foto: Ganug Nugroho Adi / Jakarta Post
info gambar

"Wisatawan dapat langsung melihat proses pembuatan gamelan sembari menikmati kuliner lokal. Warga lokal juga telah mulai menyiapkan homestay dan pasar kuliner," ucap Ari.

Desa ini tercatat memiliki 11 orang pengrajin gamelan, dan merupakan asal dari sarung tenun guyor, miniatur wihara, dan Sendang Pengantin, yang berperan sebagai tempat ibadah Umat Hindu. Di beberapa tahun terakhir, puluhan wisatawan asal Australia tercatat berkunjung untuk tinggal di area Sendang setiap bulannya.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini