Penemuan Wisata Alam Terpendam oleh Sang Pecinta Alam

Penemuan Wisata Alam Terpendam oleh Sang Pecinta Alam
info gambar utama

Mahasiswa Pecinta Alam atau Mapala, begitu nama kelompok tersebut disingkat di Universitas Indonesia (UI), mungkin bisa menjadi opsi kegiatan ekstra kampus yang menyenangkan sekaligus menantang adrenalin.

Kegiatannya yang tentunya banyak memakan waktu di alam bebas biasanya dilihat oleh orang-orang sebagai kegiatan yang dapat menghabiskan waktu belajar dan berprestasi. Padahal, semua orang bisa berprestasi dengan gayanya masing-masing!

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala UI sendiri baru-baru ini telah menorehkan prestasi dalam ekspedisi mereka ke alam terbuka. Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung menapaki tanah Papua sebagai objek observasi mereka!

Bahkan, bukan sekedar dataran rendah nan damai, tapi kawasan Karst di pegunungan Arfak, Papua Barat! Wah, pasti membutuhkan kordinasi tim yang luar biasa hebat, ya, untuk sampai ke titik itu.

Tim yang dikirim oleh Mapala UI untuk ekspedisi ke Papua dibagi menjadi empat kelompok dengan fokus kerja masing-masing, yaitu tim arung jeram, paralayang, telusur gua, serta tim bakti sosial kesehatan ke Kabupaten Manokwari dan Pegunungan Arfak.

Perjalanan yang dinamakan Ekspedisi Bumi Cendrawasih 2018 (EBC 2018) dimulai pada 22 Juli 2018 dari bandara Halim Perdana Kusumah, dengan lokasi penginjakan kaki pertama setelah terbang dengan menumpang pesawat Hercules milik TNI AU adalah Sorong.

Lalu prestasi apa yang ditorehkan kelompok pecinta alam yang juga merupakan pelopor kelompok-kelompok pecinta alam di Indonesia?

Masing-masing tim, baik tim arung jeram, tim paralayang mau pun tim telusur gua, berhasil membuka potensi pariwisata baru yang tidak terjamah wisatawan sebelumnya, bahkan pemerintah setempat!

Bahkan sampai melakukan uji coba, loh, untuk menginventarisasi data yang nantinya akan dipresentasikan kepada pemerintah setempat di Papua Barat. Wah, tangguh-tangguh sekali, ya, mereka.

Tim paralayang melakukan ujicoba di Danau Anggi, pegunungan Arfak dan berhasil memetakan titik take-off dan landing.

Tim telusur gua melakukan ekpedisi hingga menemukan belasan gua di distrik Testega. Diduga gua-gua tersebut dapat dijadikan pula sebagai lapangan penelitian baru khususnya bagi ahli makhluk hidup.

Tim arung jeram mencoba arus Sungai Prafi yang tak kalah ganasnya dan berhasil berlayar dua kilometer dan memastikan arus deras sungai tersebut tetap dapat dijadikan destinasi wisata.

Sebuah kejutan yang dapat menjadi angin segar bagi para pecinta wisata yang memacu adrenalin, dan menambah daftar tempat wisata potensial di Indonesia, khususnya tanah Papua, yang masih sedikit dijamah.

Bukan hanya cerita dari mulut ke mulut, tetapi bukti dokumentasi berupa rekaman video telah diberikan kepada pemerintah setempat guna mendukung potensi destinasi wisata setempat di Papua Barat.

Pada Senin (27/08), kegiatan Ekspedisi Bumi Cendrawasih 2018 ditutup dengan diskusi umum bersama Pemerintah Daerah yang dihadiri oleh Mohamad Lakotani (Wakil Gubernur Papua Barat), Yosias Saroy (Bupati Pegunungan Arfak), David Nanin (Kasubdit Pariwisata dan Energi Bappeda Papua Barat), Irman Muraper (Kadisbudpar Papua Barat), Mulyono (Ster Kodam XVIII/Kasuari), Septer Dimara (Kadispora Papua Barat) dan perwakilan Polda Papua Barat, Jansen AP.

Diskusi berlangsung pukul 11.00-15.00 WIT. Setelah penyerahan plakat oleh Asisten II Setda Provinsi, Jakonias Sawaki kepada Mapala UI, lalu sebagian tim melanjutkan perjalanan ke Lapangan Udara Manuhua, Biak dengan kapal Ferry.

Itulah sederet prestasi yang dilakukan para pecinta alam, yang sangat bermanfaat bagi kekayaan alam dan pariwisata Indonesia, juga penduduk setempat yang tentunya menjadi kabar baik bagi mereka ketika banyak wisatawan berkunjung.

Nah, saatnya kita menjadikan hobi dan minat kita sebagai lahan untuk berprestasi dan berguna bagi orang lain, nih!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini