Sekitar 100 tenun (kain tenun) dipajang di Festival Tenun Nusantara, yang diselenggarakan selama lima hari di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
Bertemakan "Ahu Partonun", yang secara harafiah berarti "Saya seorang pengrajin tenun", festival ini diadakan di tiga lokasi berbeda, yaitu Pulau Tarutung, Muara, dan Sibandang.
Among the activities conducted at the event were an exhibition of tenun, traditional children's games, a tenun workshop, a boot camp, a cultural party and art performances.
Di antara kegiatan yang dilakukan di acara tersebut adalah pameran tenun, permainan anak-anak tradisional, lokakarya tenun, kamp pelatihan, pesta budaya, dan pertunjukan seni.
Festival ini berakhir dengan peragaan busana pada Rabu malam, yang menampilkan karya-karya Edward Hutabarat, yang berasal dari Tapanuli Utara. Dalam pertunjukan satu jam, yang berlangsung di Sopo Partukkoan di Tarutung dan dihadiri ratusan orang, Edward mempersembahkan 30 ulos-motif kain tenun yang ditampilkan "Ulos Batak in Innovation".
Bupati Tarutung, Nikson Nababan mengatakan saat penutupan festival bahwa dia mengharapkan acara ini dapat membantu mengenalkan ulos (tekstil tradisional Batak) ke pasar global.
Dia menambahkan bahwa dia berkomitmen untuk membantu para pengrajin mengembangkan bisnis tenun mereka di Tapanuli Utara dengan menyediakan fasilitas yang lebih modern serta mempromosikan dan memasarkan karya mereka melalui Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda).
"Jika ada pengrajin yang ingin meningkatkan kapasitas dan pelatihan produksi mereka, pemerintah provinsi Tapanuli Utara akan memfasilitasi mereka dengan tidak memberikan uang tunai, tetapi peralatan tenun modern," katanya.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News