Direktur Geothermal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Ida Nuryatin mengatakan pada hari Jumat (02/11/2018) bahwa total pendapatan non-pajak dari sektor energi panas bumi di Jawa Barat telah mencapai Rp 1,1 triliun sepanjang tahun ini.
Ida mengatakan bahwa dari seluruh total pendapatan, 80 persen diperuntukkan administrasi Jawa Barat dan 20 persen untuk pemerintah pusat.
Jawa Barat memproduksi 61 persen atau 1.194 megawatt (MW) dari produksi energi panas bumi nasional 1.948 MW.

“Kita memiliki potensi energi panas bumi yang melimpah di Jawa Barat dibandingkan dengan wilayah lain. Kita memiliki tujuh pembangkit listrik panas bumi di Jawa Barat, ”katanya, menambahkan bahwa pembangkit listrik itu terletak di Kamojang, Salak, Darajat, Wayang Windu, Patuha, Karaha, dan Cibuni.
Dia menjelaskan bahwa pembangkit listrik yang berada di Cibuni, yang masih dalam tahap pra-produksi, akan memiliki kapasitas terpasang 30 MW setelah mulai beroperasi.
Pembangkit listrik Salak, yang memiliki kapasitas terpasang 377 MW, telah menyumbangkan Rp 237,8 miliar dalam pendapatan non-pajak per September, 114 persen dari target setahun penuh Rp 208,8 miliar.
Bupati Garut Rudi Gunawan mengatakan, pemerintahannya mendapat manfaat dari kehadiran pembangkit listrik Kamojang. "Dana yang kami terima dari operasi pembangkit listrik Kamojang berguna untuk pembangunan di kabupaten dan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat kami," katanya.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News