Lebih dari 300 tahun lalu, nona Ambon ini diabadikan sebagai nama anggrek

Lebih dari 300 tahun lalu, nona Ambon ini diabadikan sebagai nama anggrek
info gambar utama

Selalu ada wanita hebat dibalik peristiwa sejarah besar. Setidaknya, itulah yang berlaku untuk Susanna, seorang gadis asal Ambon yang menjadi istri dari ahli tumbuhan pionir di Indonesia, George E. Rumphius (1627–1702). Salah satu jenis anggrek dengan bunga paling cantik di dunia ini diberi nama sebagai persembahan kepadanya, Pecteilis susannae.

Rumphius adalah seorang yang lahir di Jerman. Dia menjadi tentara VOC dan dia tiba di Pulau Ambon. Setelah beberapa waktu tinggal di Ambon, Rumphius keluar dari tentara dan akhirnya menjadi pedagang.

Dari sanalah Rumphius mulai melakukan upaya pengenalan akan keragaman hayati di Pulau Ambon. Dengan berbagai karya yang diterbitkannya antara lain adalah Herbarium Amboinense. Suatu karya monumentalis yang berisi informasi sekitar 1200 jenis tumbuhan lengkap dengan kegunaannya.

Adalah Flos susannae, dua kata berasal dari bahasa Latin yang menjadi nama anggrek dengan nama ilmiah sah saat ini Pecteilis susannae. Dia adalah anggrek yang tersebar luas di berbagai kepulauan di Indonesia. Bunganya yang berukuran cukup besar menjadikan anggrek ini menjadi pesona tersendiri, terutama ketika sedang berpetualang di alam liar.

Kata kedua pada Flos susannae, adalah sebuah persembahan Rumphius untuk istrinya. Rumphius memberikan nama itu karena pada awalnya, ketika sedang mencari berbagai jenis tumbuhan, Susanna lah yang menunjukkan tanaman itu pada Rumphius.

Susanna adalah istri Rumphius. Dia tinggal di Pulau Ambon. Berdasarkan catatan sejarah, Susanna kemungkinan berasal dari etnis Tionghoa. Dia meninggal ketika gempa dan tsunami melanda Pulau Ambon lebih dari 3 abad lalu.

Meskipun karya Rumphius terbit pada pertengahan abad ke-18, namun pemberian nama jelas berlangsung sebelum tahun 1702, tahun meninggalnya Rumphius. Itu artinya, nama Susanna telah lebih dari 3 abad diabadikan sebagai nama anggrek.


Sumber: Tulisan ini banyak disarikan dari rangkuman kehidupan Rumphius karya ilmuwan Belanda bernama J.F. Veldkamp berjudul “Georgius Everhardus Rumphius (1627–1702), the blind seer of Ambon” yang terbit pada jurnal Gardens’ Bulletin Singapore, volume 63, no 1 dan 2, tahun 2011.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini