Anak Bangsa Asal Kalimantan Ini Ciptakan Sebuah Permainan Digital

Anak Bangsa Asal Kalimantan Ini Ciptakan Sebuah Permainan Digital
info gambar utama

Bagaimana jika serangan zombie benar-benar terjadi dan kamu adalah bagian dari kemungkinan kelompok terakhir di bumi yang selamat dalam wabah itu? Jawabannya bisa ditemukan di game aksi Our Last Stand.

Permainan ini menceritakan kehidupan sekelompok orang yang bertahan hidup yang harus berjuang untuk tetap hidup di tengah serangan dari zombie dan begal jahat yang hidup (pencuri).

Game Our Last Stand terdiri dari beberapa permainan yang dapat dimainkan secara gratis. Dalam Our Last Stand Arena, misalnya, setiap karakter memiliki misi sendiri untuk diselesaikan. Orang-orang dapat berpindah dari satu karakter ke karakter lain untuk melanjutkan misi dan melawan zombie tergantung pada kekuatan khusus karakter. Dirilis tahun ini, game ini dinarasikan dalam bahasa Inggris dan disajikan menggunakan animasi dan grafik yang dibuat dengan baik.

Zombie yang ada di game ini bukan sekedar zombie biasa karena dilengkapi dengan kemampuan dan tipe yang berbeda. Satu zombie, bernama Striker, tidak ada duanya berkat kekuatan ekstra. Sementara itu, senjata dalam permainan memiliki sentuhan khas Indonesia kepada mereka, seperti bambu runcing (tombak bambu tradisional).

Seorang pemain akan mulai sebagai Silvia Intan, salah satu penyintas yang menjadi penyiar radio dan paramedis, di 'Our Last Stand the Arena'. (Satu Terakhir Berdiri Arena / File)
info gambar

Our Last Stand juga dilengkapi mode zombie di mana pemain bisa menjadi zombie untuk menyerang manusia yang tersisa. Zombie yang ada di game ini mirip dengan yang ada di film di mana mereka menyerang seseorang dalam kelompok. Mereka juga harus makan sisa-sisa manusia atau menghisap darah manusia untuk menghidupkan kembali diri mereka.

Penciptanya adalah Habib Abdullah Wahyudi dari pengembang independen Nusantara Free Creative di Samarinda, Kalimantan Timur. Habib mengakui bahwa dia bukan penggemar zombie pada awalnya. "Minat saya tumbuh setelah bermain game horor-zombie," kata Habib dikutip dari Antara. Dia menciptakan permainan ketika dia berada di sekolah menengah kejuruan, meskipun pengembangan baru mulai serius pada bulan April 2017. Our Last Stand dirilis bulan April ini.

Dia mengatakan permainan itu terinspirasi oleh pengalamannya sendiri. Nama karakter diambil dari sekelilingnya dan begal berasal dari insiden yang menimpanya.

“Nama Silvia adalah nama teman SMP saya,” kata Habib, memberi contoh. "Untuk begal, aku mencoba meniru wajah pencuri yang pernah merampokku."

Habib mengatakan dia ingin Our Last Stand untuk menonjol dari permainan serupa. “Sejak 2015, saya telah melihat banyak game horor dari Indonesia. Dengan popularitas genre di negara ini, saya ingin menyajikan sesuatu yang berbeda, ”katanya.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini