Hore! Dua Bayi Hewan Langka Ini Lahir di Barumun Sanctuary

Hore! Dua Bayi Hewan Langka Ini Lahir di Barumun Sanctuary
info gambar utama

Kabar bahagia datang dari Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) Sumatera Utara. Kamis, 13 Desember 2018, tepat jam 12.00 WIB, dua bayi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) lahir dari pasangan Gadis (betina) dan Monang (jantan).

Nama Gadis mencuat awal November 2016. Harimau usia 7 tahun yang diselamatkan dari jerat pemburu dekat Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), harus diamputasi kaki kanan depannya karena membusuk. Sementara Monang berhasil dievakuasi dari jerat pemburu juga di Desa Parmonangan, Kabupaten Simalungun 2017 lalu.

Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menyatakan lahirnya dua harimau ini menambah populasi yang ada. “Jumlah harimau sumatera di alam liar saat ini diperkirakan 603 individu yang tersebar di 23 lanskap Sumatera. Jumlah masing-masing berkisar 1 hingga 185 individu,” jelasnya baru-baru ini.

Harimau sumatera | Foto: Rhett Butler/Mongabay.com
info gambar

Angka tersebut, terang Wiratno, berdasarkan sejumlah penelitian dan perhitungan populasi harimau sumatera. Metode yang digunakan dalam dua tahun survei adalah Population Viability Analysist (PVA). Model ini merupakan alat untuk mengkaji viabilitas tiap subpopulasi di lanskap berbeda dan dengan skenario ancaman tertentu, seperti harvest, deforestasi, kombinasi harvest, dan deforestasi serta metapopulasi.

Untuk menghitung populasi harimau sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan kajian sejak 2016 bersama praktisi konservasi harimau. “Kajian ini untuk memperbarui informasi keberadaan harimau setelah terakhir dirilis tahun 1994.”

Wiratno mengatakan, peningkatan populasi tidak terjadi begitu saja. Ada kerja keras dalam pengelolaan kawasan-kawasan konservasi, yang merupakan habitat harimau sumatera.Pada 2015, BKSDA Riau berhasil memantau kelahiran tiga anak harimau dari induk bernama Rima. Tahun 2016, di Rimbang Baling, Sumatera bagian tengah, lahir tiga anak harimau. Di 2017, juga lahir empat anak harimau dari induk bernama Rima dan Uma.

”Selain kelahiran di alam, di beberapa lembaga konservasi juga berhasil mengembangbiakkan harimau sumatera yang tercatat lahir 12 individu sepanjang 2018,” ujarnya.

2 bayi harimau yang lahir di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS) Sumatera Utara, Kamis, 13 Desember 2018 | Foto: Dok. KLHK
info gambar

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk penyelamatan harimau sumatera adalah mengembangkan tiger sanctuary. Tempat ini sebagai perawatan sementara harimau akibat konflik atau perburuan, sebelum dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Tiga tiger sanctuary yang ada yakni Barumun Nagari Wildlife Santuary (BNWS) di sekitar SM Barumun – Sumatera Utara; Tambling Wildlife Nature Conservation di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan – Lampung; dan Pusat Rehabiltasi Harimau Sumatera Dharmasraya, di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat – Jambi. ”Tantangan penyelamatan harimau sumatera kedepan akan lebih berat,” tuturnya.

Monang yang sebelum menghuni BNWS diselamatkan dari jerat pemburu di Simalungun. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia
info gambar

Bayi sehat

Anhar Lubis, dokter hewan Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic), kepada Mongabay, Senin (24/12/18) mengatakan, tim medis BNWS terus memantau kondisi induk dan dua bayinya yang sehat.

“Secara umum semua sehat dan nyaman. Perilaku Gadis dan Monang yang liar membuatnya sangat tidak suka dilihat manusia.”

Anhar menyatakan, selain pemberian asupan bergizi kepada Gadis dan Monang, yang harus diperhatikan adalah antisipasi penyakit Pandecopenia. Ini adalah virus yang sering menyerang jenis Penidae atau jenis kucing, 75 persen akan mati jika belum divaksin. “Sumber pakan dua anak juga terpenuhi yaitu susu dan diatas empat bulan bisa makan daging.”

Kedepan, menurut Anhar, yang harus diantisipasi adalah terjadinya inbreeding. Jika ada upaya melepasliarkan kembali ke alam, sebaiknya Gadis dan kedua anaknya. Dengan catatan, Gadis dipasangkan GPS Collar dan setelah anaknya mandiri, ia ditangkap lagi untuk menghasilkan keturunan.

“BNWS memliki tempat rehabilitasi, habituasi, dan reintroduksi. Semua upaya penyelamatan harimau sumatera harus dilakukan,” tandasnya.


Sumber: Diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini