Sekton Wandikbo, Wonderkid American Football dari Papua

Sekton Wandikbo, Wonderkid American Football dari Papua
info gambar utama

Berkah Sekton Wandikbo saat meraih beasiswa di Amerika Serikat ternyata tidak hanya didapat di bidang pendidikan. Di dunia olahraga pun, putra asli Papua ini sukses mendapat anugerah penghargaan sebagai linebacker terbaik American Football tingkat pelajar.

Sekton, remaja berusia 18 tahun yang sudah tiga tahun menimba ilmu di Negeri Paman Sam, dinobatkan sebagai linebacker terbaik musim 2018 saat bermain di Foxcroft Academy. Sekton menjadi pelajar pertama dari Asia yang meraih penghargaan ini

Statistiknya luar biasa. Ia mencatatkan 42 tekel (30 solo) saat membantu timnya bertahan, berlari 174 yard (sekitar 159 meter), dan mencetak 3 touchdowns atau gol dalam istilah American Football.

Ketangguhannya juga berimbas positif pada pencapaian timnya. Foxcroft Academy dibawanya mempertahankan gelar juara Class D North Championship dalam Little Ten Conference. Sepanjang musim, Foxcroft Academy hanya menelan sebiji kekalahan, yakni di babak state finals.

View this post on Instagram

❤???❤ The one i love? H.O.L.Y. -high on loving you???

A post shared by Sekton Wandikbo (@pcone_27) on

Namun siapa sangka, ternyata di balik fenomenalnya pencapaian Sekton, ada cerita menarik di belakangnya. Sekton awalnya bermain bola basket, tapi di suatu hari seorang asisten pelatih Foxcroft Academy menghampirinya, dan bertanya “Mengapa kamu tidak mencoba American Football?”

Sekton mengaku awalnya sama sekali tidak tahu tentang American Football. Ini lantaran di kota asalnya, masyarakat Papua sama sekali tidak mengerti tentang olahraga nomor satu di Amerika tersebut.

“Kami (masyarakat Papua) tidak mengerti tentang American Football. Saya bahkan tidak tahu peraturan permainan sampai saya bergabung dengan tim,” tuturnya, dikutip dari Kompas.com.

Akan tetapi tak butuh waktu lama bagi Sekton untuk mempelajari American Football. Dengan bantuan pelatih Foxcroft Academy, Daniel White, Sekton berkembang jadi wonderkid di posisi linebacker, salah satu posisi bertahan di olahraga yang mengandalkan benturan fisik ini.

“Saya suka benturan fisik yang ada di American Football. Saya sudah mempelajari di level junior meski tidak mulus. Di setiap latihan, saya selalu dibantu oleh rekan setim dan saya selalu bertanya kesalahan saya,” cerita Sekton.

Dalam latihannya Sekton menjalani selama tiga jam dari Senin sampai Kamis, untuk persiapan bertanding di hari Jumat. Menu latihannya bervariasi, seperti lari dua kilometer sampai berlatih skema bertahan dan menyerang.

Tahun ini Sekton akan segera lulus dari studi yang ditempuhnya. Sebuah catatan yang manis tentunya, menyelesaikan studi berkat beasiswa dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Papua, diiringi penghargaan sebagai linebacker terbaik di tingkat pelajar.

Namun demikian Sekton tetap rendah diri dan cita-citanya sebagai pendeta tidak tergoyahkan. Kelak saat kembali ke Indonesia, ia bertekad mewujudkan impiannya sebagai pendeta agar bisa memberi pencerahan ke banyak orang.

“Untuk tempat kuliah tahun depan belum 100%, tapi harapannya ke Boyce (College). Saya ingin balik ke Indonesia, cita-cita saya menjadi pendeta supaya semakin banyak orang yang bertaubat. Kuliah saya ambil jurusan Teologi karena saya ingin jadi pendeta,” pungkasnya, dikutip dari CNN Indonesia.


Sumber: Kompas.com, Bolalob.com, CNN Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini