Pada 1 Maret lalu, Novita Yunus dan Savira Lavinia, perancang busana asal Indonesia memamerkan karyanya di sebuah pameran busana bertajuk “Fashions of Multicultural Australia (FOMA)” di Sydney, Australia.
Dalam pameran busana tersebut, Novita memamerkan busana terbaiknya melalui Batik Tuban dengan merek Batik Chic. Sedangkan Sativa memamerkan karya yang terinspirasi dari kehidupan di Ibukota Jakarta, dengan merek SavLavin.
DIkutip dari Katadata.com, Heru Hartanto selaku Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Sydney mengatakan bahwa para desainer yang ikut memiliki keunikan masing-masing bagi pasar Australia.
Selain untuk ajang promosi busana, FOMA juga bertujuan mengenalkan keragaman jenis produk dan peluang bisnis dengan mengusung kebudayaan.
Novita dan Savira sejajar dengan para desainer internasional lainnya, seperti Aida Guirguis dari Mesir, Anjilla Seddeqi dari Afghanistan, Katya Komarova dari Rusia, Yoonkyung Jang dari Korea Selatan, dan negara-negara lainnya.
-
Sonia Gandhi, selaku FOMA Director mengatakan, event ini adalah sebuah langkah untuk menyatukan komunitas. "Karena butuh bertahun-tahun untuk meruntuhkan stereotip tentang apa yang orang pikirkan tentang budaya lain," ujarnya.
--
Sumber : Katadata
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News