Indahnya Flamboyan Cuttlefish, Si Sotong Warna Warni

Indahnya Flamboyan Cuttlefish, Si Sotong Warna Warni
info gambar utama

Hewan yang satu ini memang terkenal sangat unik dan pintar. Selain itu hewan ini mempunyai beberapa spesies yang dikenal di dunia. Kira-kira ada lebih dari 120 spesies yang telah diketahui, termasuk salah satunya adalah flamboyan cuttlefish atau sotong flamboyan.

Hewan bernama latin Metasepia pfefferi ini, adalah spesies sotong yang banyak dijumpai di perairan Indo-Pasifik tropis. Seperti di utara Australia, Papua Nugini bagian selatan, serta banyak pulau di Filipina, Indonesia dan Malaysia. Hewan ini memang sedikit berbeda dari saudara-saudaranya sesama sotong. Ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, yaitu sekitar 8 cm saja ukuran terpanjangnya dan 6 cm ukuran rata-ratanya.

Flamboyan cuttlefish atau sotong flamboyan (Metasepia pfefferi). Meski terlihat indah, tetapi jangan coba-coba memakannya, karena dagingnya beracun | Foto: Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Cuttlebone atau kerangka dari spesies ini berukuran kecil, yaitu dua pertiga sampai tiga perempat panjang mantel, dan diposisikan di anteriornya. Bahkan cuttlebone-nya tidak memiliki tulang belakang yang jelas. Tungkai kerucut dalamnya sangat pendek, sempit, dan lebar, dengan bentuk U, dengan sedikit menebal ke arah belakang. Cuttlebone sotong flamboyan tidak memiliki kerucut luar, tidak seperti kebanyakan spesies sotong lainnya

Dan yang lebih uniknya, daging cephalopoda yang berwarna ini mengandung asam unik, sehingga tidak sesuai untuk dikonsumsi

Sotong flamboyan merupakan spesies yang tampak kuat, karena memiliki mantel oval yang sangat luas. Lengannya yang lebar dan seperti pisau memiliki empat deret pengisap. Hectocotylus atau lengan yang dimodifikasi, digunakan oleh pejantan untuk pembuahan.

Flamboyan cuttlefish atau sotong flamboyan (Metasepia pfefferi). Sotong ini termasuk yang terkecil diantara jenisnya | Foto: Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Sama seperti sotong lainnya, lengan si sotong juga dilengkapi dengan penghisap. Dan ini, sangat berbeda ukurannya, dengan yang terbesar terletak di mulut. Tiga sampai empat penghisap ukurannya rata-rata sangat besar. Spesies sotong ini juga diketahui sebagai satu-satunya yang berjalan di permukaan dasar laut. Dan karena ukuran cuttlebone yang kecil, itu hanya bisa melayang dalam waktu singkat.

Sotong flamboyan diketahui juga mempunyai habitat di permukaan pasir dan lumpur di perairan dangkal pada kedalaman 3 sampai 86 m. Spesies ini aktif di siang hari dan memangsa ikan kecil dan krustasea.

Flamboyan cuttlefish atau sotong flamboyan (Metasepia pfefferi). Sotong ini satu-satunya yang berjalan di permukaan dasar laut | Foto: Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Sotong jenis ini menggunakan kamuflase yang kompleks dan bervariasi untuk menguntit mangsanya. Warna dasar normal dari spesies ini adalah coklat tua. Tetapi jika merasa terganggu atau diserang serta merasa dalam bahaya, maka sotong flamboyan, akan dengan cepat berubah warna menjadi pola hitam, coklat tua, putih, dengan bercak kuning di sekitar mantel, lengan, dan mata.

Lengannya sering menampilkan warna merah terang untuk menakuti predatornya. Mereka menggunakan lengan bawah mereka untuk berjalan atau amble di sepanjang dasar laut sambil secara berirama melambaikan membran pelindung lebar pada lengan mereka. Perilaku ini mengisyaratkan akan sifatnya beracun. Dan memang, selain mengandung asam, daging sotong ini juga mengandung racun yang unik.

Flamboyan cuttlefish atau sotong flamboyan (Metasepia pfefferi). Perilaku melambaikan membran pelindung lebar secara berirama menunjukkan satwa ini beracun | Foto: Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Sebuah laporan toksikologi telah menemukan dan mengkonfirmasi bahwa jaringan otot sotong flamboyan sangat beracun. Dengan begitu sotong flamboyan diketahui merupakan cephalopoda ketiga yang ditemukan beracun. Sebuah penelitian oleh Mark Norman dengan Museum Victoria di Melbourne, Victoria, Australia, telah menunjukkan toksinnya sama mematikannya dengan sesama cephalopoda si gurita berkepala biru.

Tetapi lepas dari itu semua, karena bentuknya yang unik dan lucu, sotong ini selalu dinantikan dan dicari oleh para wisatawan selam untuk sekedar dilihat atau diabadikan dalam bentuk fotografi underwater.


Sumber: Ditulis oleh Wisuda dan diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini