Mak Co Tian Siang Sing Bo dan Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri

Mak Co Tian Siang Sing Bo dan Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri
info gambar utama

Patung yang berdiri kokoh menghadap Gunung Wilis dan tepat di depannya ada aliran Sungai Brantas membelah Kota Kediri. Patung tersebut adalah perwujudan dari Mak Co Tian Siang Sing Bo.

Untuk mengenal lebih dalam sosok tersebut, Babinsa Pakelan, Serda Abu Nur Arifin mengunjungi Klenteng Tjoe Hwie Kiong. Di tempat ini, Prajitno Sutikno, selaku pengurus Klenteng, menjelaskan segala hal terkait sosok Mak Co Tian Siang Sing Bo.

Dikatakan Prajitno, dahulu kala atau tepatnya tahun 960 Masehi, lahirlah Lin Mo Niang di Meizhou, Fujian. Dalam kesehariannya, Lin Mo Niang termasuk kategori ber-IQ tinggi, namun bukan berarti ia melupakan hal lainnya yang tak kalah penting, seperti belajar, berdoa, berbakti kepada orang tua dan peduli terhadap sesama.

Selain ber-IQ tinggi, Lin Mo Niang juga memiliki kemampuan menyembuhkan segala jenis penyakit. Lantaran kelebihannya tersebut, warga sekitar menyebutnya “Ling Nu” atau "Long Nu" atau "Shen Gu".

Talenta yang tak kalah mencengangkan. Ia menyandang perenang yang hebat, dan karena kehebatannya itulah, ia sering membantu para nelayan dalam hal navigasi. Kendati seburuk apapun cuaca saat itu, Lin Mo Niang tetap melakukan navigasi kepada para nelayan.

Prajitno menambahkan, pernah suatu ketika ada badai menerjang tempat di mana saudara-saudaranya mencari ikan di laut, dan efek kemunculan badai tersebut sangat terasa.

Namun, dengan kekuatannya saudara-saudaranya berhasil diselamatkan. Walaupun pada saat itu, Lin Mo Niang berada di rumah dalam keadaan menenun kain.

Untuk kisah yang satu ini, ternyata tidak hanya satu versi saja, tetapi banyak versi. Walaupun berbeda versi, alur cerita ada kemiripan satu sama lain.

Pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zong pada tahun 987 masehi, penduduk Meizhou melihat awan berwarna-warni menyelimuti seluruh daratan. Di atas, terdengar alunan musik merdu dan Lin Mo Niang perlahan-lahan naik ke angkasa untuk dinobatkan sebagai Dewi.

Selang setahun kemudian, penduduk Meizhou membangun kuil di tempat Lin Mo Niang diangkat ke angkasa, dan kuil tersebut merupakan kuil pertama Tian Shang Sheng Bo.

Dijelaskan Prajitno, Tian Shang Sheng Mu atau lebih dikenal Tian Shang Sheng Bo, disebut Mak Co atau Ma Zhu. Ini disebabkan karena selama hidupnya, segala kebajikan dan kebijakan ada dalam diri Lin Mo Niang atau Lin San Ren. Selain itu, ia juga disebut Dewi Pelaut.

Menurut sejarah, pada tahun 1122 Masehi di masa pemerintahan Kaisar Song Hui Zong, seorang menteri bernama Lu Yun bersama anak buahnya, berlayar dengan mebawa 8 kapal sekaligus menuju Negeri Gaoli. Akan tetapi di tengah perjalanan mereka dihantam badai yang begitu hebat.

Mujizat terjadi. Satu kapal di antara delapan kapal yang tenggelam usai dihantam badai, dinyatakan selamat. Diketahui, kapal yang selamat dari serangan badai tersebut ternyata berisikan anak buah Lu Yun yang terbiasa bersembahyang kepada Dewi Lin Mo Niang, untuk meminta perlindungan saat berada di lautan.

Atas kejadian tersebut Kaisar Song Hui Zong, usai mendapat laporan resmi dari Lu Yun, memberi gelar “Sun Ji Fu Ren” kepada Dewi Lin Mo Niang, sekaligus mempersembahkan papan bertuliskan “Sun Ji” untuk dipasang di kuli Meizhou.

“Perwujudan dari Tian Shang Sheng Mu atau Tian Shang Sheng Bo adalah wanita cantik yang mengenakan jubah, serta duduk di atas takhta. Mak Co selalu memakai pakaian kebesaran seorang permaisuri yang bertaburkan permata dan mahkota khas kekaisaran,” kata Prajitno.

Menurut catatan sejarah, Jenderal Cheng Ho juga membawa arca Tian Shang Sheng Bo dalam ketujuh pelayarannya yang terkenal, dan sudah menjadi umum para pelaut di era itu membuat ruang khusus altar Tian Shang Sheng Mu di dalam kapal.

Sesuai rencana, Klenteng Tjoe Hwie Kiong bakal mengadakan perayaan HUT Mak Co Tian Shang Sheng Bo ke-1059, dan untuk melengkapinya, segala rangkaian kegiatan digabungkan dengan perayaan HUT Klenteng Tjoe Hwie Kiong.

Pada perayaan tersebut, tepat 26 April 2019 bakal dihelat pagelaran wayang semalam suntuk, selanjutnya tanggal 27 April digelar panggung gembira dan 28 April mendatang, diadakan jalan sehat.

Ketiga kegiatan tersebut diadakan di Klenteng Tjoe Hwie Kiong, dan tentunya tidak sekadar perayaan biasa, namun sudah menjadi hiburan tersendiri bagi warga Kota Kediri. (dodik)


Sumber: Klenteng Tjoe Hwie Kiong

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini