Mensucikan Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Tradisi Lokal di Tangerang

Mensucikan Diri Sambut Ramadan Sekaligus Melestarikan Tradisi Lokal di Tangerang
info gambar utama

Ratusan warga Babakan di Tangerang, Banten, berbondong-bondong ke Sungai Cisadane pada hari Sabtu untuk mandi dalam tradisi yang disebut keramas merang (mencuci rambut seseorang menggunakan sampo jerami) untuk menyambut bulan puasa, yang akan dimulai pada hari Senin.

"Warga Babakan melakukan ini [keramas merang] untuk menyambut Ramadan. Ini adalah tradisi budaya," kata Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah saat acara pada hari Sabtu.

"Saya berterima kasih kepada mereka yang telah memperkenalkan tradisi ini kepada anak-anak mereka sehingga itu tetap menjadi bagian dari budaya Tangerang. Keramas merang tidak hanya bertujuan untuk membersihkan tubuh kita dan mempererat silaturahmi [hubungan komunal], tetapi juga melambangkan pembersihan hati," katanya, seraya menambahkan bahwa itu juga merupakan pengingat bagi warga untuk merawat Sungai Cisadane.

Warga setempat melakukan tradisi keramas merang di Tangerang untuk menyambut Ramadan | Foto: Zaki Ari Setiawan / Warta Kota
info gambar

Sungai Cisadane sepanjang 126 kilometer membentang dari Gunung Salak, Jawa Barat, hingga Kabupaten Bogor barat dan Kabupaten Tangerang di Banten.

Sungai ini sekarang dalam kondisi kritis karena degradasi lingkungan yang disebabkan oleh manusia.

Tradisi kerang merang dilaporkan dimulai pada 1990-an.

"Orang tua kami masih menggunakan jerami untuk membersihkan rambut mereka, tetapi sekarang sangat sulit ditemukan, jadi kadang-kadang kami mencampurnya dengan shampo," ujar warga Babakan, Indah, 36, seperti dikutip dari Wartakota.tribunnews.com.

Meskipun memperhatikan peningkatan jumlah sampah yang dibuang ke sungai, warga Babakan termasuk Indah, tetap ikut dalam kegiatan itu.

"Kami melakukannya karena itu adalah tradisi," katanya.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini