Sebuah survei lapangan yang dilakukan oleh organisasi lingkungan Conservation International (CI) Indonesia, bekerja sama dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat (BBKSDA) dan didukung oleh Chevron, baru-baru ini telah melihat 10 macan tutul Jawa yang terancam punah di hutan konservasi Guntur Papandayan, Jawa Barat.
Penampakan macan tutul tersebut tertangkap pada 60 perangkap kamera yang sebelumnya dibuat oleh CI Indonesia untuk survei lapangan dua tahun, dari 2016 hingga 2018.
Delapan puluh tiga gambar yang ditangkap oleh kamera menunjukkan bahwa macan tutul berkeliaran di hutan konservasi di pagi hari dari jam 6 pagi hingga jam 8 pagi dan malam hari mulai jam 10 malam sampai jam 12 tengah malam.
Manajer senior divisi program terestrial CI Indonesia, Anton Ario, mengatakan organisasinya dan BBKSDA telah menghabiskan banyak waktu memantau macan tutul Jawa untuk mencatat secara akurat jumlah hewan yang tersisa di Guntur Papandayan.
“Setiap individu macan tutul dapat diidentifikasi berdasarkan ukuran tubuh, jenis kelamin, dan polanya,” kata Anton dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa survei lapangan telah mengidentifikasi tiga individu jantan dewasa dan tujuh betina dewasa di sekitar Guntur Papandayan.
Dia kemudian mengatakan bahwa gambar dari survei lapangan menunjukkan Guntur Papandayan sebagai habitat yang cocok untuk macan tutul Jawa, meskipun ada laporan baru-baru ini tentang penebangan liar.
Selain macan tutul Jawa, Guntur Papandayan juga merupakan rumah bagi spesies langka lainnya seperti owa jawa, elang jawa, dan kukang jawa.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News