Perempuan Penulis Cegah Hoaks: Berkarya Dengan Data

Perempuan Penulis Cegah Hoaks: Berkarya Dengan Data
info gambar utama

Hoaks di era sekarang bisa disamakan jenisnya dengan kabar burung di masa lalu. Hanya saja kecepatan penyebaran hoaks dan kabar burung jelas sangat berbeda.

Kabar burung biasanya muncul di lingkungan interaksi sosial bisa rumah tinggal, kantor, sekolah dan sebagainya. Berkembang dari satu mulut ke mulut lainnya dengan tambahan maupun pengurangan isi cerita. Terbatas sampai di situ.

Namun di era online seperti sekarang ini, kabar burung yang disebut hoaks itu tidak hanya berkembang lewat mulut (percakapan). Namun dengan kecepatan sangat tinggi mampu menembus ruang dan waktu dalam hitungan detik.

Ya, dengan sebuah tulisan yang tidak jelas kebenarannya, cenderung berisi kebohongan disebarkan melalui media sosial dari satu grup ke grup yang lain. Tidak hanya satu kota, satu negara bahkan satu dunia bisa terimbas adanya tulisan hoaks tersebut.

Cara penulis memutus rantai hoaks adalah berkarya dengan data. Mungkin banyak orang yang menganggap data hanya bisa dibahasakan secara ilmiah, dalam sebuah karya tulisan bentuk skripsi, tesis, jurnal dan karya ilmiah lainnya.

Data adalah sebuah pondasi, bagaimana mengungkapkan sebuah kejujuran dari realita yang telah ada. Namun sebenarnya data bukanlah sekedar deretan angka yang harus kaku untuk membahasakannya.

Para penulis perempuanlah yang bisa merangkai kata dengan indah menjadi sebuah bacaan yang enak untuk dinikmati oleh siapa saja.

Data memberikan pedoman awal bagi para penulis untuk mengembangkan kisah dan ceritanya yang akan membuka banyak wawasan. Dari sebuah data dan segudang cerita, penulis bisa membuka cakrawala para pembaca, mengungkapkan kebenaran, tanpa ada yang tertutupi, memberikan harapan positif atau mungkin berupa saran preventif.

Berbagai macam data bisa digunakan sebagai dasar pembuatan tulisan. Salah satunya dengan membuka situsweb pemerintah yang berbasis data di www.bps.go.id.

Data dinamis maupun statis dapat ditampilkan tanpa berbayar. Bidang sosial, kependudukan, ekonomi, perdagangan, pertanian, pertambangan, bahkan indikator strategis negeri ini dapat terbaca dengan jelas.

Data yang ditampilkan pun selalu diperbaharui secara berkala baik bulanan, triwulanan maupun tahunan.

Jikalau saja sebagai penulis bisa seksama memperhatikan data tersebut, banyak permasalahan di negeri ini dapat terurai karena kejelasan membaca situasi.

Kebijakan pemerintah bertolak dari data kemiskinan, pengangguran, dan harapan pertumbuhan ekonomi. Pengusaha mengembangkan usahanya berbasis banyaknya kebutuhan produk yang diminati pasar. Bahkan seorang ibu rumah tangga dapat bijak mengelola keuangan keluarga dengan memperhatikan tren berkala di sebuah data inflasi.

Hal yang disayangkan, sering kali masyarakat bertindak hanya berdasarkan berita yang banyak beredar, tanpa dicek terlebih dahulu kebenaran sumbernya.

Justru hoaks yang seperti ini yang sangat meresahkan, datang tiba-tiba dan membuat masyarakat harus berkeputusan cepat (terburu-buru) dengan hasil yang akhirnya mengecewakan.

Berkarya dengan data bagi para penulis, khususnya perempuan, akan mampu membahasakan kondisi riil negeri ini dengan gaya kepenulisan yang lebih menggugah simpati dan empati. Memberikan semangat dan harapan tinggi bahwa negeri ini terus berusaha menjadi lebih baik.

Bukalah mata dengan membaca, bukalah cakrawala dengan data, karena Indonesia terlalu luas dan beraneka warna dibandingkan hoaks yang hanya timbul tenggelam di setiap lini dunia maya.

Mari berpikir positif dan jernih, mewujudkan Indonesia tanpa hoaks dengan karya para penulis perempuan yang selalu berawal dari data.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini