Cap Go Meh: Ajang Apresiasi Budaya di Kota Amoy Singkawang

Cap Go Meh: Ajang Apresiasi Budaya di Kota Amoy Singkawang
info gambar utama

Kota Amoy seperti sebutannya menjadi salah satu destinasi pilihan menjelang Cap Go Meh. Singkawang yang terletak di Kalimantan Barat juga menjadi salah satu kota yang sering dikunjungi menjelang hari besar itu.

Seperti kota-kota lainnya, Singkawang memiliki daya tarik tersendiri menjelang perayaan Cap Go Meh. Banyak turis asing maupun turis lokal yang akan berkunjung ke Singkawang untuk menyaksikan berbagai festival serta pameran yang diadakan. Seperti halnya tatung,salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan menjelang hari raya tersebut.

Tatung merupakan salah satu atraksi di mana raga atau tubuh dari seseorang di jadikan sebagai perantara atau alat komunikasi antara roh serta dewa yang bersangkutan. Untuk atraksinya sendiri peserta tatung melakukan atraksi ekstrem dengan menusuk-nusuk anggota tubuh atau memotong anggota tubuh dengan menggunakan senjata tajam.

Selain itu ada juga yang meminum darah ayam atau kelinci. Dengan menggunakan mantra dan beberapa “rempah-rempah” yang dibakar, roh dewa dipanggil ke altar kemudian roh pun mulai masuk ke raga orang yang dimaksud.

Tatung sendiri dapat dijumpai menjelang lima belas hari setelah tahun baru Imlek. Di Singkawang tatung dikemas dalam bentuk festival yang juga diisi oleh beberapa atraksi seperti atraksi naga, barongsai, dan ikan. Dalam perayaan ini tatung akan diarak sambil beratraksi mengelilingi jalan yang sudah diprotokol terlebih dahulu,untuk menghindari titik-titik keramaian tertentu.

Namun, sebelum melakukan atraksi-atraksi itu tatung harus terlebih sahulu melakukan berbagai macam ritual seperti berpuasa mutih yang tentunya calon tatung hanya boleh makan nasi putih saja selama beberapa hari.

Lamanya puasa juga relatif, bisa tiga hari,seminggu ataupun dua belas hari. Hal ini harus benar-benar dilakukan jikalau dilanggar maka tatung yang bersangkutan ketika beratraksi akan mengalami kecelakaan.

Semua kembali lagi dengan orang yang akan menjadi tatung, karena ini bukan hal yang bisa dilakukan sembarangan orang. Kemampuan ini dapat dimiliki oleh seseorang melalui keturunan atau peristiwa tertentu. Akan tetapi ada juga yang belajar menjadi seorang tatung melaui shifu, atau guru spiritual.

Namun pada dasarnya, seseorang dapat menjadi tatung karena adanya panggilan yang tidak dapat dihindari baik itu anak-anak,pemuda hingga orang tua. Perempuan ataupun laki-laki juga tidak bisa memilih,karena kembali lagi kepada panggilan itu.

Ada beberapa aturan yang juga harus dipatuhi oleh si calon tatung seperti ketika beratraksi tidak boleh melakukan atraksi sadisme ataupun menggunakan atribut keagamaan dan atribut partai. Pada hari perayaan dupa juga harus terus dinyalakan agar roh dewa merasa nyaman dengan adanya benda tersebut.

Pada saat atraksi, tatung juga tidak melakukan ini seorang diri melainkan ia didampingi oleh seotang mediator. Hal ini bertujuan agar sang mediator tetap bisa mengendalikan roh yang ada pada tatung tersebut.

Tatung menjadi pesona tersendiri bagi penontonnya, ada yang merasa ngeri dan meringis ketika menyaksikannya tetapi ada juga yang terkagum-kagum melihat atraksi tersebut. mengingat perayaan Cap Go Meh hanya dilakukan setahun sekali, banyak orang yang sudah menantikan atraksi ini.

Pendampingan orang tua terhadap anak-anak yang menonton juga perlu, dikarenakan banyak adegan ekstrem yang dilakukan. Jadi, dampingi anak ketika menonton atraksi ini ya dan jangan lupa memberikan pengertian kepada mereka.

Referensi: ejournal | CNN Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini