Tempoyak: Kuliner Hasil Fermentasi Durian

Tempoyak: Kuliner Hasil Fermentasi Durian
info gambar utama

Memakan buah durian mungkin bukan hal yang asing lagi buat kita, apa lagi jika duriannya jenis durian montong. Tapi apakah kalian pernah mencoba makanan yang bahan dasarnya durian selain dodol, bolu, atau es krim? Sudah pernah mendengar makanan yang bernama tempoyak? Atau mungkin sudah pernah mencoba?

Tempoyak atau yang memiliki nama panggilan pekasam merupakan makanan yang bahan dasarnya adalah durian. Makanan khas ini berasal dari rumpun bangsa melayu di Sumatera dan Kalimantan. Kuliner ini salah satu makanan yang di fermentasi dengan buah durian. Hasil fermentasi membuat aroma tempoyak menjadi lebih kuat dan rasa yang lebih berbeda.

Kebayang kan gimana rasa dan aromanya? Untuk kamu yang belum pernah mencobanya pasti akan kaget dengan rasanya yang asam dan teksturnya yang lembut, apalagi untuk kamu yang tidak suka dengan buah durian. Pembuatan tempoyak sendiri sama seperti pembuatan tape, yang membedakan hanyalah buah serta lamanya waktu fermentasi yang bisa memakan waktu dari empat sampai sepuluh hari.

Proses pembuatannya juga cukup mudah, hanya perlu memisahkan daging dengan bijinya setelah itu daging durian dicampur dengan garam secukupnya, taruh dalam wadah tertutup hingga waktu yang ditentukan.

Sambal tempoyak @ Mama Kitchen
info gambar

Biasanya tempoyak dijadikan bumbu masakan seperti pepes ikan tempoyak, tempoyak cabai merah atau sambal tempoyak. Umumnya tempoyak dijadikan bumbu makanan seperti pada brengkes. Yang memiliki arti pepes yaitu salah satu proses pengolahan dengan cara pengukusan.

Bagi orang yang sudah terbiasa makan tempoyak, makanan ini cocok disantap dengan nasi atau lauk lainnya. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun sedikit orang yang melakukannya karena tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Maka dari itu tempoyak lebih sering dipadukan dengan makanan lain yang dirasa cocok untuk dicampur.

Tempoyak memiliki berbagai macam manfaat seperti menjaga sistem pencernaan tubuh,memperlancar BAB serta menjaga kekebalan tubuh. Tapi jangan dikonsumsi terlalu banyak ya, karena itu dapat membuat perut kita terasa mual dan kepala terasa pusing. Seperti halnya dengan durian, tempoyak juga tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat karena dapat menyebabkan keracunan.

Jadi, konsumsi secukupnya saja dan jika memang tidak cocok dengan makanan satu ini jangan dipaksakan karena dapat menyebabkan asam lambung menjadi naik.

Hingga saat ini tempoyak masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Tempoyak yang merupakan makanan asli khas Suku Dayak kebanyakan hanya diminati oleh masyarakat Dayak, Sumatera dan sekitarnya.

Bagi etnis Dayak tempoyak memiliki peran penting yaitu sebagai pelengkap makanan mereka serta sebagai salah satu cara pengawetan makanan agar bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama. Semakin lama durian itu di fermentasi maka semakin enak pula aroma serta asam tempoyak yang dihasilkan.

Cita rasa tempoyak sangat unik dengan perpaduan rasa asin, manis, dan asin. Khusus di Kalimatan tempoyak sudah memiliki tempat di hati masyarakat karena sudah teruji kenikmatannya secara turun temurun. Di Pulau Jawa makanan ini hampir tidak pernah dikenal,karena kurangnya pamor dari makanan ini.

Tempoyak juga biasanya diperjualbelikan dengan harga per kilonya sebesar Rp 50.000. Tapi tidak semua tempat menjual makanan ini, hanya beberapa tempat tertentu saja yang menjualnya. Mengingat hanya beberapa kalangan orang yang mau mengonsumsinya.

Penasaran dengan rasa tempoyak? Yuk coba buat di rumah.

Referensi: ejournal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini