Warisan Budaya Dunia; Tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto

Warisan Budaya Dunia; Tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto
info gambar utama

Indonesia tidak pernah berhenti membuat dunia terpanah akan kekayaan yang dimiliki. Kali ini, Indonesia menambah daftar warisan dunia yang tercatat oleh UNESCO. Warisan dalam bidang budaya kali ini dicapai oleh Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto yang berada di provinsi Sumatera Barat. Tambang Batu Bara Ombilin resmi menjadi warisan budaya UNESCO pada 6 Juli 2019 saat sidang ke-43 Komite Warisan Dunia UNESCO PBB di Pusat Kongres Baku, Azerbaijan.

Sekilas perjalanan Tambang Batu Bara Ombilin menuju warisan dunia dimulai pada tahun 2016. Saat itu, Indonesia mendaftarkan kota Sawahlunto sebagai nominasi warisan dunia kategori budaya ke UNESCO. Namun, pihak Indonesia memperluas jangkauan nominasi berdasarkan pertimbangan dari berbagai ahli dan akademisi. Dengan memperluas jangkauan nominasi, maka bertambah luas pula wilayah yang diperlukan. Wilayah-wilayah tersebut adalah kota-kota di sekitar Sawahlunto, hingga akhirnya ditetapkanalah nama Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai nominasi final warisan budaya UNESCO.

Kemendikbud Indonesia terima sertifikat warisan dunia kategori budaya untuk Tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto | Sumber liputan6
info gambar

Tambang Batu Bara Ombilin memenuhi dua kriteria Nilai Universal Luar Biasa (Outstandting Universal Value) yakni kriteria nomor dua dan nomor empat. Kriteria nomor dua yakni Tambang Batu Bara Ombilin sebagai tempat pertukaran informasi dan teknologi lokal dengan teknologi Eropa. Hal tersebut terjadi pada saat pertambangan dikelola oleh era kolonialisme yakni pada abad 19 hingga akhir abad 20. Sementara, kriteria nomor empat yakni keunikkan tata kota pertambangan yang dirancang dengan rangkaian teknologi guna efisiensi proses pertambangan.

Batu bara di daerah Sawahlunto dan sekitarnya ditemukan oleh insinyur Belanda Willem Hendrik de Greve pada tahun 1868. Awal mulanya, daerah Sawahlunto adalah area pedesaan, namun berkembang menjadi industri pertambangan seiring dengan dibangunnya segala infrastruktur guna mempermudah proses pertambangan kala itu. Tambang Batu Bara Ombilin terakhir dipegang oleh PT Bukit Asam yang selanjutnya menghentikan proses pertambangan karena cadangan batu bara yang mulai menipis.

Kereta Api yang dulu digunakan sebagai alat trasportasi pengangkut batu bara | Sumber portal.sawahlunto.go.id
info gambar

Kini Tambang Batu Bara Ombilin menjadi tempat wisata yang diminiati wisatawan lokal dan mancanegara khususnya dari Malaysia dan Singapura. Hal tersebut dikarenakan selain Tambang Batu Bara Ombilin menjadi bukti perjalanan pertambangan di Sumater Barat, Tambang Batu Bara Ombilin juga menjadi satu-satunya tambang batu bara bawah tanah di Indonesia dan menjadi tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. Untuk menambah kenyamanan para wisatawan, dilengkapilah berbagai wahana lain seperti pacuan kuda, danau, kebun binatang, fasilitas olahraga dan kebutuhan lainnya.

Keunikkan lain Tambang Batu Bara Ombilin yakni dianggap mirip dengan tambang batu bara di Belgia. Tambang batu bara di Belgia bernama Major Mining Sites of Wallonia Kedua situs budaya ini memiliki kemiripan dalam segi infrastruktur dan pengelolaan tenaga kerja. Tambang Batu Bara Ombilin memiliki kelengkapan infrastruktur mulai dari perencanaan dan struktur perkotaan, pengaruh gaya arsitektur, bentuk wilayah dan kebudayaannya. Oleh sebab itu, Tambang Batu Bara Ombilin semakin kuat dalam memenuhi Outstandting Universal Value.

Salah satu bangunan di dalam kawasan wisata Tambang Batu Bara Ombilin yang dulu digunakan oleh PT Bukit Asam | Sumber Bukit Asam
info gambar

Berdasarkan data-data tersebut, kawan GNFI patut bangga akan segala pencapaian Indonesia. Indonesia kaya akan sumber daya alam hingga keanekaragaman budaya yang membuat negara-negara lain cemburu. Oleh sebab itu, mari jaga kekayaan alam Indonesia dan jaga ketentraman Indonesia dengan keanekaragamannya.


Catatan kaki: travel.kompas | nasional.republika

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini