Mahasiswa Indonesia di kota Hsinchu Gelar Dialog Interaktif Bareng KDEI Taipei

Mahasiswa Indonesia di kota Hsinchu Gelar Dialog Interaktif Bareng KDEI Taipei
info gambar utama

Hsinchu (28/09) - Awal musim gugur kembali menjadi momentum untuk saling menghangatkan bagi mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia di Hsinchu, Taiwan (PPI Hsinchu). Kali ini tak hanya melibatkan internal mereka, melainkan juga turut mengajak perwakilan dari Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei), yang dihadiri oleh Kepala Bidang Perlindungan WNI dan Penerangan Sosial Budaya (PWNI Pensosbud), Fajar Nuradi. Selain pihak KDEI Taipei, beberapa ketua PPI dari kampus-kampus di sekitar Hsinchu pun turut diundang, diantaranya PPI National Central University, PPI Chung Yuan Christian University, dan ISA National Taiwan University of Science and Technology. Turut hadir juga perwakilan PPI Taiwan dan Dewan Perwakilan PPI Taiwan. Selain itu, agenda ini juga turut dihadiri oleh alumni NCTU yang juga merupakan Ketua PPI Hsinchu terdahulu, Nyoto Arif. Serta tak ketinggalan NCTU Office of International Affairs representative pun hadir sebagai tuan rumah venue yang menjadi lokasi agenda kali ini, diwakili oleh Director of Division of International and Cross-strait Services, Hua-Cheng An.

Foto bersama para tamu undangan yang hadir di agenda Pelantikan Pengurus PPI Hsinchu 2019/2020 © PPI Hsinchu
info gambar

Agenda yang diselenggarakan oleh Majelis Musyawarah PPI Hsinchu kali ini bertajuk Pelantikan Pengurus PPI Hsinchu Periode 2019/2020. Akan tetapi, dalam susunan acaranya, tak hanya prosesi pelantikan yang menjadi fokusan utama. Melainkan agenda pamungkas di penghujung acaranya yang memberikan daya tarik dan perbedaan signifikan dari agenda-agenda serupa di periode sebelumnya. Majelis Musyawarah PPI Hsinchu 2019/2020 mencoba menghadirkan sebuah sesi dialog antara mahasiswa baru PPI Hsinchu, termasuk pengurus yang baru saja dilantik, dengan senior, alumni, dan juga KDEI Taipei sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di Taiwan.

Dialog yang tercipta cukup hangat dan konstruktif, dari mulai pertanyaan tentang upaya menjaga ritme kerja kepengurusan PPI Hsinchu dan organisasi secara umum, tips dan trik mencari kerja di Taiwan pasca lulus serta kondisi atmosfer persaingan antar pekerjanya, hingga topik terhangat yang menjadi sorotan mahasiswa Indonesia di Taiwan: Skema Kuliah Magang, karena sebagian besar anggota PPI Hsinchu merupakan peserta program tersebut.

"Jadi, bagaimana kelanjutan berita terkait skema kuliah-magang pelajar Taiwan yang beberapa waktu lalu santer diberitakan? Sudah ada kah titik terang?" tanya Ja'faruddin, ketua Dewan Perwakilan PPI Taiwan, yang turut hadir sebagai tamu undangan dalam agenda tersebut.

"Untuk perbaikan skema kuliah-magang di Taiwan, Alhamdulillah KDEI Taipei selalu mendorong untuk adanya kebijakan strategis yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia, khususnya dari Kemenristekdikti. Dan bahkan untuk saat ini proses perekrutannya tengah kembali dijalankan," terang Fajar Nuradi.

Program kuliah-magang yang di tahun lalu sempat di-viral-kan sebagai "kerja paksa" oleh warganet, perlahan tapi pasti telah mengalami pembenahan pada sistemnya. Menurut Adhan, mahasiswa di MUST Taiwan yang menjadi salah satu pelaku dari program ini, menyatakan bahwa mekanismenya sekarang sudah cukup jelas.

"Yang sekarang itu sudah ada namanya realisasi program 2+i (two plus i), yang secara teknisnya diterapkan skemanya menjadi 1.5 tahun kuliah, dan 1.5 tahun lagi internship/magang. Tapi tidak sepenuhnya full 1.5-1.5 begitu, intinya ketika ditotal waktunya, durasi kuliahnya adalah sekitar 18 bulan dan internship-nya sama. Hanya saja, masih ada masalah terkait kesesuaian jurusan/prodi dengan tempat perusahaan internship," ujar Adhan.

Menurut Fajar Nuradi, selaku Kabid PWNI Pensosbud KDEI Taipei, ini langkah yang harus menjadi fokusan selanjutnya. Jika skema awal sudah berhasil diterapkan kepada sekitar 88 orang peserta program 2+i di angkatan Adhan, selanjutnya tinggal bagaimana penyesuaian antara perusahan tempat magang bisa selaras dengan program yang diambil.

Fajar Nuradi, Kabid PWNI Pensosbud KDEI Taipei saat berdialog bersama mahasiswa Indonesia di Hsinchu © PPI Hsinchu
info gambar

"Kalau peternakan ya bisa di perusahaan yang bergerak di bidang serupa, pertanian, bahkan kalau engineering pun juga harus difasilitasi. Kita akan selalu lakukan follow up kepada pemerintah pusat di Indonesia, pun kepada pemerintah Taiwan yang bertanggung jawab terhadap kerjasama ini," imbuh Fajar Nuradi.

Agenda dialog semacam ini menjadi penting bagi harmonisasi hubungan antara mahasiswa dengan pemerintah. Selain sebagai ajang silaturrahim, dialog dua arah bisa juga menjadi upaya positif mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan bahkan keluhan terkait kebijakan pemerintah yang tengah diberlakukan. Apalagi yang bersinggungan langsung dengan mahasiswa, atau bahkan masyarakat.

Barbeque Party, sekaligus penyambutan mahasiswa baru PPI Hsinchu Fall semester 2019 yang digelar oleh Pengurus PPI Hsinchu 2019/2020 © PPI Hsinchu
info gambar

Selain agenda pelantikan yang digelar oleh Majelis Musyawarah, pengurus PPI Hsinchu yang baru saja dilantik juga tak ingin ketinggalan dalam meramaikan kegiatan di hari yang sama. Lewat agenda Rapat Kerja, dilanjutkan dengan Barbeque Party pada malam harinya, pengurus PPI Hsinchu periode 2019/2020 berhasil membuka kepengurusan mereka dengan kehangatan yang tercipta melalui agenda bersama, mempersatukan mahasiswa lama, mahasiswa baru, hingga alumni mereka. Tak lupa, mereka juga turut mengampanyekan donasi untuk korban Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang sedang terjadi di Indonesia, lewat poster dan broadcast message ajakan berdonasi.

Jika ditanya mahasiswa di luar negeri bisa berbuat apa untuk Indonesia, maka jawabannya bisa dicari dan disimpulkan sendiri dari seberapa strategis aksi yang mereka lakukan demi memberikan sumbangsih nyata untuk negerinya. Salah satunya dengan dialog, maupun gerakan-gerakan bersama untuk meringankan beban saudara jauhnya di tanah air tercinta. Dan PPI Hsinchu telah mampu membuktikannya, bahwa mereka bisa! Kita semua bisa!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini