Pujan Kesanga Sebagai Perlindungan Diri Kepada Sang Hyang Widhi

Pujan Kesanga Sebagai Perlindungan Diri Kepada Sang Hyang Widhi
info gambar utama

Ritual Pujan Kesanga yang dilakukan oleh warga Suku Tengger yang beragama Hindu di Bromo menyedot banyak perhatian pengunjung. Ritual ini mempunyai tujuan yaitu meminta atas keselamatan kepada leluhurnya supaya dijauhi dari musibah. Dalam ritual ini dilakukan sebanyak 2 sesi untuk sesi pertama yaitu ritual ini biasanya diiringi oleh pawai ogoh-ogoh yang mengelilingi desa serta dilengkapi oleh sesajen dan juga membaca puji-pujian. Sebelum diarak mengelilingi desa sesajen terlebih dahulu dibacakan doa oleh warga tengger dan diiringi oleh musik gamelan. Hal ini dilakukan supaya Sang Hyang Widhi mendengar dan merestui kegiatannya.

Sumber | kimrajawalibromo
info gambar

Usai dibawa keliling sesajen sebagaian dibuang dan sebagaianya lagi diberikan kepada warga yang kurang mampu. Sementara untuk ogoh-ogoh tetap dibawa dan selanjutnya dibakar menggunakan obor dengan tujuan yaitu hilanglah sudah seua jiwa-jiwa negatif dalam diri manusia. Ritual Pujan Kesangan ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Tetapi, bulan dan harinya tak ditentukan karena warga suku tengger sendiri memiliki tanggalan sendiri untuk melakukan ritual tersebut. Ritual Pujan Kesangan ini merupakan hari besar sama hal nya dengan hari-hari besar lainnya.

Sumber | Kimrajawalibromo
info gambar

Tetapi, jika ritual Pujan Kesanga tidak dilakukan maka Sang Hyang Widhi akan murka dan seluruh aktivitas warga tengger tak dapat restu. Sarana yang dibutuhkan dalam ritual tersebut yakni sesajen yang berisikan ayam, bunga panca warna, tumpengan, pisang ayu, suruh, dan jambe ayu. Selain sesajen perembahan beberapa ekor ayam utuh dan bahan pangan lainnya pada akhir upacara adat akan diserahkan oleh sesepuh desa.

Masyarakat suku tengger percaya bahwa, setelah diadakannya ritual ini maka jiwa rohaninya akan kembali suci. Ritual sesi kedua yaitu, sesajen dan persembahan akan dibawa ke pendopo Kantor Desa dengan iring-iringan alat musik beserta jimat berupa potongan bambu kecil yang disebut dengan tumbak sungga.

Dalam ritual ini sang dukun adat memanjatkan doa kepada Sang Hyang Widhi supaya dalam pelaksanaan Pujan Kasanga ini wilayah dan semua masyarakat suku tengger selalu dalam lindungannya. Setelah pembacaan doa sesajen yang dibawa akan di tanan di depan Kantor Desa. Selain itu Ritual ini juga dipercaya sebagai membebaskan para warga dari gangguan yang berasal dari jasmani dan rohani.

Catatn Kaki: Detik | Surya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini