Batik Tutur; Batik Khas Indonesia yang Hilang Selama 110 Tahun

Batik Tutur; Batik Khas Indonesia yang Hilang Selama 110 Tahun
info gambar utama

Batik bukanlah kata yang asing bagi masyarakat Indonesia. Batik sudah menjadi kearifan lokal yang menyatu bersama jati diri bangsa. Batik terdaftar dalam UNESCO dari Indonesia yang juga diperingati setiap tannggal 2 Oktober sebagari Hari Batik Nasional. Daerah-daerah penghasil batik di Indonesia tidak hanya di Pekalongan, Solo dan Jogja, namun juga ada salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki batik khas. Daerah tersebut adalah Blitar dengan batik khasnya yang diberinama Batik Tutur.

Batik khas Blitar diketahui ada berdasarkan pada arsip milik kolonial Belanda. Arsip tersebut berupa gambar berwarna hitam putih dengan caption atau keterangan dalam bahasa Belanda "Batik Afkomstig Uit Blitar 1902" yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti "Batik bersal dari Blitar 1902". Akhirnya setelah 110 tahun tidak diketahui keberadaannya, pada 5 Februari 2012 batik tersebut ditemukan dan kembali ke daerah asalnya yakni Blitar yang oleh Wima Brahmantya selaku Kepala Dewan Kesenian Kabupaten Blitar diberi nama Batik Tutur. Bersama dengan Eddy Dewa mulai ditelusuri dan dikembangkan gambar batik yang ada pada arsip tersebut dengan kitab-kitab sastra Jawa Kuno. Batik Tutur kini diteruskan oleh putra-putri daerah yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Blitar.

Beberapa contoh motif Batik Tutur yang ada di Kebun Kopi Karanganjar. | Sumber Jatim Fokus
info gambar

Nama Batik Tutur tidak serta merta ada pada saat itu. Dahulu, batik buatan masyarakat Blitar tersebut digunakan oleh para kolonial Belanda. Motif-motif yang digambarkan adalah berupa tumbuhan dan hewan yang saling terhubung sehingga membentuk sebuah pesan. Pesan yang terdapat pada masa itu berupa sindiran untuk para orang-orang Belanda. Saat itu pula, batik masih digunakan sebagai hiasan dinding seperti wayang beber dan belum menjadi motif untuk pakaian jadi. Oleh karena motif batik yang sarat akan nasihat untuk disampaikan, akhirnya batik tersebut diberi nama Batik Tutur. Kata ‘Tutur’ berasal dari bahasa Jawa yakni Pitutur yang berarti nasihat.

Motif-motif batik tutur tersebut sangat beragam dan penuh makna. Motif batik tutur memiliki ornamen utama berupa hewan dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan yang dijadikan sebagai ornamen utama adalah hewan dan tumbuhan yang menjadi potensi dari Blitar. Contohnya adalah Ikan Koi dan Ikan Gurami yang menjadi ornamen utama merupakan potensi daerah Kabupaten Blitar di bidang perikanan. Beberapa motif Batik Tutur adalah motif Jalu Watu, Awu Nanas, Galih Dhempo, Singo Barong, Sido Mulyo, Koi Penataran, dan Kopi Blitar.

Masing-masing motif memiliki makna yang beragam. Namun, secara keseluruhan, pesan yang disampaikan melalui motif Batik Tutur adalah berupa nasihat untuk berperilaku baik, jujur, tidak sombong, tanggung jawab dan kerja keras dalam bidang apapun.


Catatan kaki: Fitinline | Batik Tulis | Blitar.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini