Inovasi Keramik dari Limbah Kerang Buatan Mahasiswa ITS Raih International Gold Award

Inovasi Keramik dari Limbah Kerang Buatan Mahasiswa ITS Raih International Gold Award
info gambar utama

Bonggol jagung dan cangkang kerang hijau biasanya hanya menjadi tumpukan sampah, tetapi di tangan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) limbah tersebut berubah menjadi keramik ramah lingkungan.

Keramik buatan AA I Prajna Canricha Pradani (18), Fariz Aditya Chandra(18), Natashia Deborah (18), dan Alyaa Zalfaa Komara Putri (18) ini juga meraih meraih Gold Award dalam ajang Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019 yang digelar di Nanyang Technological University (NTU), Singapura pekan lalu.

Inovasi yang dinamakan Scammics buatan mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis ITS ini bahkan terlihat sama dengan keramik pada umumnya.
”Keramik ini memiliki potensi di pasaran. Banyak sekali keunggulannya, yakni bahannya yang ramah lingkungan, aman untuk digunakan, tanpa bahan kimia, harga lebih murah, namun kualitas terjamin,” papar Fariz.

Fariz mengungkapkan keramik yang bersifat ramah lingkungan ini juga mendukung konsep zero waste atau bebas sampah.

Hal tersebut terinspirasi dari kampung halaman AA I Prajna Canricha Pradani yang juga ketua tim, yaitu Bali.

Di kampung Canricha sering ditemukan banyak sampah bonggol jagung berserakan di pantai bekas pedagang dan turis.

Tim saat memperoleh meraih Gold Award dalam ajang Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019 yang digelar di Nanyang Technological University (NTU), Singapura pekan lalu. Foto: Surya.co.id/istimewa
info gambar

"Sehari saja saya bisa memungut hingga sebanyak tiga plastik besar berisi bonggol jagung. Makanya saya pikir kami dapat mengolah bonggol jagung hingga dapat menghasilkan karbon aktif yang diperlukan dalam pembuatan keramik," ujar Fariz.

Canricha menambahkan, ide tersebut dikembangkan dan dibuat business plan bersama timnya.

Selain bonggol jagung, limbah cangkang kerang hijau juga menarik perhatian Canricha.


Analisis data berita yang menyatakan bahwa jumlah limbah cangkang kerang ini sampai menggunung, berpotensi pula untuk dijadikan bahan dasar pembuatan keramik.

Terlebih lagi dengan ditemukannya kalsium karbonat yang dapat menguatkan ketahanan keramik.

“Jadi di sini kami mengkombinasikan kedua material itu untuk dijadikan keramik,” jelasnya.
Alumnus SMAN 3 Denpasar itu mengaku, penelitian ini sudah dikerjakannya sejak duduk di bangku SMA.

Proses penelitian yang telah lama dilakukan membuat kematangan produk menjadi lebih maksimal.

Hal tersebut mampu mengantarkan tim memenuhi semua syarat penilaian dan mendapatkan poin tertinggi yang ditilik dari kebermanfataannya untuk masyarakat dan keramahan lingkungannya.

“Menurut juri, kami sangat well-prepared. Inovasi kami sudah siap jual mulai packaging, branding, hingga target pasar, bahkan sudah memiliki anggaran biaya dan perhitungan jika ada investor yang ingin bekerja sama,” tutur gadis kelahiran tahun 2001 itu.

Menurut mahasiswi asal kota Denpasar ini, timnya yang dibimbing oleh Berto Mulia Wibawa itu siap untuk terus mengembangkan dan merealisasikan hingga benar-benar berada di pasaran.

“Kami sangat ingin keramik ini benar-benar dipergunakan dan membantu masyarakat memperoleh keramik kualitas bagus yang ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau,” pungkasnya.




Source : Surya.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini