Organisasi Berbasis Islam Indonesia Jalin Umbrella Agreement di Turki

Organisasi Berbasis Islam Indonesia Jalin Umbrella Agreement di Turki
info gambar utama

Indonesia memiliki dua organisasi besar berbasis agama Islam yang telah berkontribusi untuk kemajuan bangsa sejak lama. Dua organisasi besar tersebut adalah Nadhlatul Ulama yang berdiri pada 31 Januari 1926 dan Muhammadiyah yang berdiri pada 18 November 1912.

Dua organisasi ini dikenal dengan pergerakan dan kontribusinya untuk bangsa dari segala bidang seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar telah banyak mendirikan amal usaha, universitas dan rumah sakit. Inovasi Muhammadiyah selalu berkembang seiring waktu. Seperti yang baru saja dilakukan oleh PP Muhammadiyah bersama 23 rombongan termasuk didalamnya rektor-rektor Universitas Muhammadiyah dari berbagai daerah.

25 November lalu berkunjung ke Turki untuk menjalin kerjasama dengan beberapa universitas. Kunjungan ini berhasil membuahkan perjanjian kerjasama dengan empat universitas terkemuka di Turki, yakni Erciyes University, Bilkent University, Ankara University dan Middle East Technical University (METU). Lalu Muhammad Iqbal selalu Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki menyambut baik hal ini dan menyebut perjanjian kerjasama tersebut sebagai Umbrella Agreement.

Rombongan PP Muhammadiyah juga berkunjung ke Yurtdisi Turkler ve Akraba Topluluklar Baskanligi (YTB) dan membuahkan sebuah wacana menambah kuota beasiswa YTB untuk Indonesia. Tak hanya itu, perwakilan organisasi besar ini juga mengunjungi Türkiye Diyanet Vakfı (TDV) sebuah yayasan agama di Turki yang juga memberikan beasiswa untuk banyak orang. kunjungan ini diperuntukkan mendapatkan kerjasama di bidang pendidikan.

Di lawatan ini, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. selaku ketua umum (ketum) PP Muhammadiyah bertemu dengan masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Turki untuk menyampaikan materi tentang “Memajukan dan Membangun Masa Depan Bangsa” yang dimoderatori langsung oleh Dubes Lalu.

Kunjungan PP Muhammadiyah juga mengunjungi Ma’arif Foundation dan Yunus Emre Institute untuk bertukar pikiran tentang kemungkinan mendirikan Turkish Center dan Indonesian Center di kedua negara. Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan pentingnya sebuah multi-track diplomacy untuk kedua negara.

Pihak pemerintah Turki juga menyambut baik rencana kerjasama pendidikan dan kebudayaan ini sehingga nanti ada pertukaran pemahaman dari pendidikan, bahasa,budaya dan maj’lis tarji antar kedua negara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini