Rasakan Sensasi Pedas Inovasi Cabai Carvi Agrihorti

Rasakan Sensasi Pedas Inovasi Cabai Carvi Agrihorti
info gambar utama

Ketika Kawan GNFI mendengar kata cabai, apa yang ada dipikiran kalian? Warna merah dan sensasi pedasnya, bukan? Tentu. Bagi kalian pencinta pedas, pasti sudah tidak asing dengan sensasi panas dan pedas dari cabai.

Sensasi tersebut timbul di lidah akibat biji pada cabai yang mengandung sebuah zat yaitu kapsaisin. Kapsaisin adalah sejenis zat kimia yang menimbulkan sensasi rasa terbakar terhadap reseptor syaraf tertentu, sehingga otak merespon seperti pada suhu panas.

Maka dari itu Kapsaisin dapat menimbulkan rasa panas jika terkena kulit dan efek yang berlebihan menimbulkan bekas yang sama seperti kulit kita baru saja terkena api atau sumber panas.

Jika ada Carolina Reaper sebagai cabai terpedas di dunia berdasarkan Guiness World Records. Maka di Indonesia, ada cabai Carvi Agrihorti yang diklaim memiliki rasa pedas lebih tinggi hasil inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Potret Carvi Agrihorti VUB Balitbangtan | Foto: terasjabar.id
info gambar

Dalam unggahan pada akun resmi Instagram Kementerian Pertanian @kementerianpertanian pada Minggu (26/1) lalu, tertulis bahwa Balitbangtan menghadirkan inovasi berupa hadirnya benih cabai merah bernama Carvi Agrihorti.

Cabai ini merupakan cabai Varietas Unggulan Baru (VUB) di bidang hortikultura atau budidaya tanaman kebun yang dapat tumbuh pada dataran medium hingga dataran tinggi.

Digadang-gadang sebagai cabai yang tahan akan virus, Carvi Agrihorti memiliki berbagai keunggulan, di antaranya memiliki rasa tingkat kepedasan yang lebih tinggi dibanding jenis cabai lain di Indonesia, mampu beradaptasi pada lahan dataran medium maupun tinggi, menempuh masa tanam selama 95 hari, mampu meningkatkan hasil panen hingga 21 sampai 23 ton per hektarenya dua kali lipat dari varietas cabai lainnya, dan tahan terhadap serangan hama.

Hama yang dimaksud di sini ialah virus belang atau chilli veinal mottle virus (ChiVMV) yang dapat membahayakan.

Ciri dari Carvi Agrihorti ialah memiliki bentuk cabai yang tidak terlalu besar dengan pertumbuhan yang tegak dan batang dikotomi membentuk huruf Y.

Carvi Agrihorti saat masih muda | Foto: Yudha Maulana/Detik.com
info gambar

Ketika masih muda, warnanya akan hijau gelap. Namun saat sudah matang, warnanya akan merah cerah dengan permukaan kulit yang halus dan tebal.

Panjang cabai ini sekitar 13 centimeter dengan warna merah yang cerah mengkilap, dan memiliki ujung cabai runcing.

Ketika Kawan GNFI mencium aroma Carvi Agrihorti, maka aroma pedas dari cabai ini akan terasa sangat menyengat di hidung.

Selain itu, daya tahan untuk varietas Carvi Agrihorti ini lebih lama, yaitu mencapai dua minggu, sepekan lebih lama daripada varietas cabai lainnya.

Tanaman ini mulai berbunga 46 sampai 51 hari setelah tanam dan mulai panen 91 sampai 95 hari setelah masa tanam. Supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal, ada baiknya benih cabai ini ditanam saat musim hujan daripada musim kemarau. Dengan begitu, pertumbuhan pada tanaman cabai ini akan lebih cepat.

Jika dilihat dari pohonnya, cabai ini memang tumbuh tidak terlalu banyak. Namun Carvi Agrihorti memiliki isi benih biji cabai yang banyak dan padat, yang tentunya akan menguntungkan bagi penangkar benih cabai.

Cabai VUB ini telah diuji keunggulannya oleh Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) dan dikeluarkan SK sebagai varietas unggulan baru pada 2018 lalu.

Dikutip dari detik.com, Ifa Manzia selaku breeder Carvi dan peneliti dari Balitbangtan mengatakan bahwa tanaman ini mendapatkan respons positif dari diseminasi atau kegiatan yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang Carvi Agrihorti kepada para petani dan pedagang.

Jadi, apakah Kawan GNFI berani merasakan sensasi pedas dari Carvi Agrihorti?

Referensi: detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dessy Astuti lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dessy Astuti.

Terima kasih telah membaca sampai di sini