Museum Ne' Gandeng; Dari Leluhur Desa Hingga Objek Wisata

Museum Ne' Gandeng; Dari Leluhur Desa Hingga Objek Wisata
info gambar utama

Tana Toraja adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang sudah dikenal akan keindahan pemandangan alamnya yang mengagumkan dan kaya akan tradisi budaya yang terkenal hingga manca negara. Selain kedua hal tersebut, Tana Toraja juga memiliki museum yang bernama Museum Ne’ Gandeng yang merupakan museum yang sekaligus objek wisata di Toraja. Museum Ne’ Gandeng merupakan salah satu bentuk penghormatan dan mempertahankan tradisi di Tana Toraja di mana pada awalnya Museum Ne’ Gandeng merupakan tempat prosesi pemakaman Ne’ Gandeng pada tahun 1994. Museum Ne’ Gandeng tidak hanya sekadar museum untuk mengenang jasa dan menghormati sosok ne’ gandeng, namun juga tempat diadakannya beberapa upacara adat lainnya.

Ne’ Gandeng sendiri adalah seprang leluhur kampung yang peduli dan berjasa kepada masyarakat kampung. Jasa Ne’ Gandeng antara lain dapat teralirinya desa oleh listrik bahkah Ne’ Gandeng menjual kerbaunya agar listrik bisa masuk ke desa. Akhrinya, Ne’ Gandeng wafat pada tahun 1994 dan lokasi di mana museum tersebut ada merupakan tempat prosesi pemakanan Ne’ Gandeng. Sebagai bentuk masyarakat setempat untuk menghormati leluhur yakni Ne’ Gandeng, maka dibangunlah bangunan-bangunan rumah Tongkonan atau rumah adat Toraja hingga menjadi museum dan objek wisata.

Patung Ne' Ganden, leluhur kampung | Foto : indonesia.travlr.com
info gambar

Museum Ne’ Gandeng terdiri dari rumah adat Toraja atau biasa disebut dengan Tongkonan, batu menhir atau batu tunggal yang berukuran tinggi besar seperti tugu, patung Ne’Gandeng, patung kerbau, gong belang hingga spot foto yang bagus. Kawan GNFI diperbolehkan mengabadikan momen selama di Museum Ne’ Gandeng baik di dalam maupun di luar ruangan, mengingat pemandangan yang disajikan di sekitar museum sangat indah. Museum Ne’ Gandeng pun memiliki fasilitas lain seperti cafe dan penginapan yang berada di rumah adat Toraja atau Tongkonan. Tiap Tongkonan dapat menampung hingga 30 orang dengan harga mulai dari 500 ribu rupiah. Tiket masuk ke Museum Ne’ Gandeng sangat terjangkau, di mana tiket bagi para pelajar hanya dibandrol Rp 3.000,00, sementara untuk wisatawan umum tiketnya seharga Rp 10.000,00 dan bagi wisatawan asing tiket masuknya seharga Rp 20.000,00.

Museum Ne’ Gandeng berada di Desa Palangi, Kec. Sa’dan Balusu yang mana museum tersebut berada di tengah sawah dan dikelilingi pemandangan yang mempesona. Bagi Kawan GNFI yang berasal dari luar Sulawesi, maka Museum Ne’ Gandeng dapat diakses dari Makassar sekitar 8 jam perjalanan darat. Sementara jika dari Rantepao jarak yang harus Kawan GNFI tempuh hanya sekitar 10 km dimana waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 15 menitan. Museum Ne’ Gandeng menjadi salah satu pilihan bagi Kawan GNFI yang ingin berwisata sembari mempelajari adat istiadat di Toraja.

Nah, jika Kawan GNFI sedang berada di Toraja, jangan lupa untuk mampir ke Museum Ne’ Gandeng ya.


Catatan kaki: akurat.co.id | celebes.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Widhi Luthfi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Widhi Luthfi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini