Pada 2 Mei 1964, Presiden Republik Indonesia, Sukarno, lewat Surat Keputusan Presiden RI, menetapkan tiga tokoh wanita Indonesia sebagai Pahlawan Nasional.
Ketiga tokoh itu ialah Cut Nyak Dien (SK Presiden RI no. 106 Tahun 1964), Cut Nyak Meutia (no. 107), dan Raden Ajeng Kartini (no. 108).

Ketiganya memiliki sedikit persamaan, yakni sama-sama berjuang keluar dari kekangan pada masa kolonialisme Belanda pada pengujung abad 19 dan awal abad 20.
Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia berjuang secara perlawanan fisik di daerah Aceh, sementara Kartini berjuang lewat gagasan mengenai emansipasi wanita.
Demi mengenang jasanya, nama ketiganya sering dijumpai sebagai nama jalan, bangunan, sastra, dan film Indonesia.
Kisah perlawanan Cut Nyak Dien misalnya, diceritakan kembali lewat film Tjoet Nja' Dhien yang disutradarai Eros Djarot pada 1988.
Dalam film itu aktris papan atas Indonesia, Christine Hakim, memerankan Cut Nyak Dien yang membuatnya sukses meraih Piala Citra pada tahun yang sama.
Film Tjoet Nja' Dhien juga berhasil mencuri perhatian dunia internasional dengan tayang di Festival Film Cannes, Prancis, pada 1989.
Selain film, nama-nama tokoh pahlawan tersebut paling sering muncul sebagai nama-nama jalan di sejumlah kota di Indonesia.
Tak hanya di Indonesia malahan, karena di negeri Belanda pun kita bisa menemukannya.
Salah satunya ialah Kartinistraat atau Jalan Kartini yang bisa ditemukan di empat kota Belanda, yakni Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Untuk Kartini sendiri namanya terus dikenang setiap tanggal 21 April di Indonesia sebagai hari besar yang dinamakan Hari Kartini.
Referensi: Edi Warsidi, "Meneladani Kepahlawanan Kaum Wanita" | Julinar Said & Triana Wulandari, "Ensiklopedi Pahlawan Nasional" | Didi Junaedi, "Pahlawan-Pahlawan Indonesia Sepanjang Masa" | Pusindo, "Pahlawan Indonesia"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News