Sejarah Hari Ini (28 Juli 1804) - Pembangunan Benteng Engelenburg di Klaten

Sejarah Hari Ini (28 Juli 1804) - Pembangunan Benteng Engelenburg di Klaten
info gambar utama

Di daerah sekitar Klaten, Jawa Tengah, terdapat wilayah yang terkenal pada masa Mataram Islam di antaranya Bayat dan Kajoran.

Bayat dikenal sebagai salah satu tempat penyebaran Islam awal di Jawa oleh tokoh yang dikenal sebagai Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat, seorang mantan adipati dari Semarang, murid Sunan Kalijaga.

Sedangkan wilayah Kajoran terkenal dengan tokoh Pangeran Kajoran yang melakukan pemberontakan melawan Amangkurat I.

Bagian dalam Benteng Engelenburg, Klaten.
info gambar

Sejak masa Palihan Nagari (1755) dan Perjanjian Salatiga (1757), Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran.

Wilayah perbatasan seperti Klaten, masih sering terjadi konflik dalam perebutan batas-batas kerajaan.

Walaupun sebagian besar wilayah di sekitar Klaten merupakan milik Kasunanan Surakarta, terdapat sebagian kecil wilayah yang masuk pada wilayah Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Mangkunegaran.

Pemerintah Hindia Belanda berlaku sebagai penengah dalam konflik yang terjadi di daerah vorstenlanden (wilayah kerajaan), sehingga untuk mengatasi konflik tersebut, Pemerintah Kolonial Belanda, Kasunanan Surakarta, dan Kasultanan Yogyakarta bersepakat untuk membangun benteng di Desa Klaten pada Sabtu Kliwon 12 Rabiulakir 1731 atau 28 Juli 1804.

Pendirian benteng tersebut telah dirundingkan oleh Nicolaus Engelhard, seorang elit Hindia Belanda pada 1802, dengan perencana teknis Kapten H.C. Cornelius di bawah arahan dari Letnan Kolonel Karel von Wollzogen.

Pendirian benteng selesai pada 1806 dan menurut Encyclopaedie van Nederlandsch Indie (2de druk) 1918, benteng yang dilengkapi 4 bastion ini diresmikan tahun 1807.

Pada 1808, benteng diperbaiki karena kemungkinan terdapat kerusakan akibat gempa bumi.

Benteng di Klaten ini merupakan pindahan dari benteng (loji) yang sebelumnya terdapat di Desa Merbung (saat ini terdapat di wilayah Kecamatan Klaten Selatan) tidak jauh dari Klaten.

Benteng Engelenburg
info gambar

Secara administratif benteng di Klaten dikelola oleh Kesultanan Yogyakarta, sedangkan Kasunanan Surakarta mengelola benteng di Boyolali. Di benteng tersebut kemudian ditempatkan pasukan kompeni.

Menurut para peneliti Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) pada 2017, peletakkan batu pertama dari benteng atau loji tersebut ditetapkan sebagai hari jadi kota Klaten.

Selain alasan tersebut, pendirian loji di desa Klaten dapat dianggap sebagai awal munculnya sebuah pemerintahan supra desa, karena loji merupakan simbol kekuassaan baik tradisional maupun kolonial.

Dalam konteks kolonial, Portugis maupun Belanda sebagai simbol kekuasaan selalu mengawali pendirian loji (benteng) sebagai pusat kekuasaan dan pertahanan.

Sekitar tahun 1950-an, benteng yang terletak di tengah alun-alun kota Klaten ini dibongkar. Selanjutnya lokasi ini didirikan Masjid Raya Klaten.

Referensi: Klatenkab.go.id | Focusklaten.net | Medium.com | Galih Sekar Jati Nagari, "Kawasan "Pusat Kota" Klaten pada Masa Kolonial Belanda"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini