Akhirnya Ada Amelia Hapsari, Orang Indonesia Pertama Dalam Deretan Juri Piala Oscar

Akhirnya Ada Amelia Hapsari, Orang Indonesia Pertama Dalam Deretan Juri Piala Oscar
info gambar utama

Pada April 2020 lalu Amelia Hapsari tidak menaruh curiga maupun firasat apapun kala rekannya bernama Joanna Natasegara meminta profil dan biodata lengkapnya. Wajar saja sebenarnya kalau Amelia bertanya, ‘’Untuk apa?’’

Joanna hanya menjelaskan kalau ia ingin mengenalkan Amelia dengan seseorang. Perbincangan lewat surel itu tidak membuat Amelia berekspektasi apa-apa. Kalau toh cuman profil dan biodata, itu tidak masalah. Amelia seolah tahu kapabilitas dirinya sendiri sehingga memperluas jaringan dan kolega menjadi penting untuk karirnya.

Satu tahun dua bulan kemudian, sejak Joanna meminta profil dan biodata lengkap, Amelia menerima pesan melalui Facebook. Pesan itu masuk pukul 07.00 WIB dari Lisa Hasko, seorang Director of Artist Development Film Independent.

Isi pesan Lisa pada akhirnya menjawab pertanyaan dan tujuan Joanna meminta profil dan biodata Amelia satu tahun yang lalu. ‘’Dia (Lisa) memberi saya selamat, saya tahu menjadi anggota The Academy pertama kali dari dia,’’ ungkap Amelia kepada CNN Indonesia pada 2 Juli 2020.

Pemberian selamat dari Lisa dan beberapa rekan lainnya pada akhirnya dibuktikan setelah Amelia mengecek sendiri surel yang masuk kepada dirinya. Dalam laman Oscar.org juga tercantum bahwa namanya kini benar-benar bertengger sebagai salah satu anggota The Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS).

AMPAS—atau Amelia kerap menyebutnya dengan The Academy —adalah organisasi penyelenggara ajang apresiasi film bergengsi di dunia, yaitu Piala Oscar. Salah satu peran organisasi ini adalah untuk menentukan film mana saja yang akan layak masuk nominasi Oscar.

Dan kali ini tugas Amelia adalah menjadi juri khusus untuk cabang film dokumenter.

Orang Indonesia Pertama yang Masuk The Academy

‘’Katanya saya orang Indonesia pertama yang menjadi anggota The Academy, banyak yang bilang demikian. Tapi saya nggak tahu pasti karena nggak bisa dicek. The Academy sangat tertutup. Yang diumumkan hanya anggota baru,’’ ungkap Amelia kepada CNN Indonesia.

Jika memang benar, maka Amelia telah mengukir sejarah bagi Indonesia sebagai orang pertama yang menjadi juri piala Oscar. Dari 819 anggota The Academy yang baru, Amelia menjadi satu-satunya orang Indonesia dalam deretan nama tersebut.

Beberapa tahun terakhir, The Academy memang berusaha meningkatkan keragaman di antara anggotanya. Itu artinya, masih ada kesempatan bagi orang Indonesia lainnya yang masuk dalam anggota The Academy untuk menjadi juri berbagai jenis film yang pantas masuk dalam kategori Oscar.

Proses untuk menjadi anggota The Academy pun tidak mudah. Sang calon anggota harus memilih satu di antara dua cara agar bisa menjadi anggota secara resmi. Pertama, sang calon anggota yang merupakan sineas bisa otomatis menjadi anggota, bila film yang ia garap sudah masuk nominasi Oscar. Kedua, sineas harus disponsori oleh dua anggota The Academy, baru kemudian diseleksi.

‘’Saya nanya ke Joanna, dia mengaku menominasikan saya sebagai anggota The Academy. Tapi saya tidak tahu siapa orang lain yang menominasikan saya, itu kan harus ada dua orang,’’ ungkap Amelia.

Di dunia film dokumenter, khususnya di Asia Tenggara, nama Amelia Hapsari sebenarnya sudah sangat dikenal. Amelia merupakan salah satu orang yang tak pernah kenal lelah mempromosikan bakat para sineas dokumenter di Asia Tenggara. Itulah sebabnya Amelia kerap dikenal sebagai penghubung antar pasar dokumenter internasional dan Asia Tenggara.

Perjuangan Amelia yang Sudah Teruji Kelayakannya

Orang Indonesia Pertama yang Jadi Juri Oscar
info gambar

Sineas kelahiran Semarang, 25 Juni 1979 ini mengawali karirnya di dunia film dokumenter pada 2012 silam. Kala itu ia bergabung dengan organisasi non-profit yang fokus pada pengembangan film dokumenter di Indonesia bernama In-Docs. Amelia menjabat sebagai Program Director kala itu dan jabatannya masih diduduki olehnya hingga saat ini.

Organisasi yang ia pimpin itu sejak awal memang mempunyai visi untuk membangun jaringan dengan pasar film dokumenter internasional. Amelia menyadari bahwa pasar film dokumenter kala itu hampir tidak ada di Asia Tenggara.

‘’Di Asia Tenggara banyak talenta dan cerita, tapi pendanaan dan distribusi minim. Demikian juga dunia internasional amat jarang melihat film dokumenter dari Asia Tenggara sebelumnya karena tidak terhubung,’’ kata Amelia kepada CNN Indonesia.

Visi In-Docs ditangan Amelia untuk menghubungkan film dokumenter Asia Tenggara dengan industri internasional ini sudah diketahui dan disambut positif oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Pada akhirnya terjalin kerja sama dengan menggelar Docs By The Sea, sebuah forum global yang menghubungkan pembuat film dokumenter Indonesia, Asia Tenggara, dan investor film dokumenter internasional.

Tidak mudah untuk melakukan itu semua.

‘’Kita, sineas independen film dokumenter, sangat sulit mendistribusikan karya ke publik. Makanya kita biasanya pakai pemutaran film keliling, festival, dan lainnya agar bisa dihargai,’’ ungkap Amelia kepada Grid.id pada 21 Agustus 2018, saat dirinya tengah berjuang memasarkan film dokumenter di seluruh Asia Tenggara.

Terhitung sampai tahun 2019, Docs By The Sea telah mendukung sedikitnya 74 calon film dokumenter dan menyalurkan pendanaan yang berasal lebih dari 40 pemberi dana. Hasilnya ada 20 film yang berhasil diproduksi dan masuk ke 88 festival film di seluruh dunia. Sembilan film diantaranya bahkan sudah ditayangkan secara global.

Atas dasar pencapaian itu melalui jejak In-Docs untuk meningkatkan ketenaran film dokumenter Asia Tenggara, tak heran jika pada akhirnya sentuhan idelisme Amelia dianggap penting untuk The Academy.

‘’Saya dianggap bisa mengenali bakat dokumenter yang berstandar internasional, sehingga saya dianggap pantas menjadi anggota The Academy .’’

‘’Dan diharapkan kalau ada voting, kemungkinan, saya diharapkan menominasikan talenta atau film dari Asia Tenggara,’’ katanya kepada CNN Indonesia.

Pada deretan nama anggota The Academy, Amelia pun dikenal sebagai seseorang di balik kesuksesan dua film dokumenter yang menarik perhatian. Yaitu Jadi Jagoan Ala Ahok (2012) dan Rising from Silence (2016).

Kini kehidupannya dibanjiri berbagai tugas. Dia menceritakan kepada VOA Indonesia bahwa setiap minggu selalu ada surel masuk dari The Academy. Bukan hanya menjadi juri, tetapi ia juga berperan sebagai mentor di berbagai program yang diselenggarakan oleh pihak The Academy. Salah satunya untuk berbagi pengalaman dan keahlian kepada generasi muda.

--

Sumber: VOA Indonesia | CNN Indonesia | Grid.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dini Nurhadi Yasyi lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dini Nurhadi Yasyi.

DY
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini