PPIDK Asia-Oceania Adakan Webinar Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2020

PPIDK Asia-Oceania Adakan Webinar Peringatan Hari Pahlawan Nasional 2020
info gambar utama

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya” sepenggal kutipan Ir. Seokarno dalam sebuah pidatonya. PPIDK Asia- Oseania tertanggal 15 November 2020 lalu, turut menyelenggarakan Webinar Hari Pahlawan Nasional via ZOOM dan Live Youtube channel PPIDK ASIA-OSEANIA. Tujuannya untuk mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan pada masanya juga untuk mempersiapkan para pemuda sebagai pahlawan masa kini, menyongsong Indonesia yang lebih baik kedepannya.

Dengan tema “Menjadi Pahlawan Muda untuk Berbakti Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. Hadir diantaranya para narasumber dari praktisi pendidikan serta pemerintahan, hadir pula para panelis dari beberapa koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Negara Kawasan Asia- Oseania, dan dimoderatori oleh Koordinator Deputi Komunikasi PPIDK Asia-Oseania.

Pembahasan seru seputar kepahlawanan dan Indonesia Emas 2045 ini dihadiri oleh 2 narasumber, 3 panelis, 7 panitia, dan 115 peserta. Dibuka dengan sambutan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI New Delhi, India Lestyani Yuniarsih dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, Thailand Prof. Dr. Mustari, M.Pd. Kemudian dilanjutkan pembahasan dari Mayjen TNI Juwondo, Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Lemhamnas RI mengenai perbedaan perjuangan zaman dahulu dan sekarang. Dahulu pahlawan mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah, sedangkan tantangan perjuangan masa kini dengan bagaimana memakmurkan rakyat Indonesia dengan ilmu yang para pemuda miliki.

Tak luput Mayjen Juwondo juga mengungkapkan harapannya kedepan mengenai Indonesia, yakni, “Diharapkan di tahun 2045 kita sudah memiliki jati diri (ideologi), diharapkan demokrasi yang memiliki makna substansif (politik), diharapkan mendapatkan peringkat 5 dari segi ekonomi di PBB (ekonomi), masyarakat lebih cerdas taat hukum dan taat aturan (sosbud), berharap bisa lebih menjaga wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke dengan segala macam dinamika dan mendapatkan peringkat 5 kekuataan di dunia (hankam), lebih memanfaatkan sumberdaya alam untuk kemakmuran rakyat Indonesia (SDA), dan lebih menata geografi kita agar tidak rusak (geografi)”.

Narasumber kedua, yakni M. Imran Hanafi selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Australia juga ikut menyumbang gagasan mengenai penerapan nilai-nilai kepahlawanan dengan ikut berkontribusi mengisi makna kemerdekaan. Kontribusi menurut beliau pun tak sekedar melalui jalur PNS/POLRI/TNI. Beliau juga berpesan untuk para pelajar Indonesia yang sekarang sedang menempuh studi di Luar Negeri untuk pulang dan “Jangan takut untuk membuat hal-hal baru, tetap berkarya untuk kepentingan bangsa dan negara”.

Webinar semakin terasa hidup dengan beberapa tanggapan kritis dari para panelis dan pertanyaan-pertanyaan para peserta webinar di kolom room chat zoom. Salah satunya, tanggapan Aldila Putra sebagai panelis dan ketua PPI Sri Lanka yang menanyakan “Dalam masa pandemi ini apa aset dan tujuan yang ingin dicapai pada Indonesia emas?” Pertanyaan menarik yang dapat mewakili banyak peserta webinar pastinya. Ada pula salah satu peserta yang bertanya mengenai “Apa yang perlu diterapkan terutama untuk meng upgrade diri, karena generasi pemuda akan menjadi calon pemimpin?” dua pertanyaan diatas dan banyak pertanyaan lainnya langsung dijawab oleh para narasumber secara lugas. Untuk video lengkap Webinar Hari Pahlawan 2020 dapat diakses melalui Youtube channel PPIDK Asia-Oseania di https://www.youtube.com/watch?v=hWfy7xrxB48


Segala informasi dan kegiatan terkait PPI Dunia Kawasan Asia-Oseania dapat diakses melalui laman website https://asiania.ppi.id/ juga dapat kunjungi akun sosial media kami di @ppidkasiaoseania (Instagram); @ppiasiaoseania (Twitter) ; dan PPID Kawasan Asia- Oseania (Facebook). Salam Asik. Aspirasi, Sinergi, Kontribusi!


(Az-zuhaira, Jurnalis Departemen Media dan Komunikasi PPIDK Asia-Oseania)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini