Sejarah Hari Ini (9 Desember 1945) - Pejuang Indonesia Hantam Sekutu di Bojong Kokosan

Sejarah Hari Ini (9 Desember 1945) - Pejuang Indonesia Hantam Sekutu di Bojong Kokosan
info gambar utama

Pada Ahad sore tanggal 9 Desember 1945, telah terjadi sebuah pertempuran di sekitar Bojong Kokosan, Kecamatan Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Peristiwa ini dipicu masuknya satu batalion Sekutu Inggris, Gurkha, dan NICA (Belanda) ke Sukabumi.

Pertempuran di Bojong Kokosan merupakan salah satu faktor penyebab dari pada peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946.

Kedatangan tentara sekutu sendiri ke Sukabumi dilatarbelakangi tiga tujuan utama, yakni:

  • Mengambil interniran (tawanan) Jepang di daerah Sukabumi dan sekitarnya
  • Memberikan bantuan ke Bandung yang pada saat itu sedang terjadi pergolakan antara pihak pemuda dengan tentara Sekutu di Bandung
  • Menjagai kelancaran hubungan jalan darat antara Bogor – Sukabumi – Cianjur

Konvoi panjang pun dilakukan pihak Sekutu dengan melintasi wilayah antara Kota Bogor dan Sukabumi.

Pejuang Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pimpinan Letnan Kolonel Edi Sukardi lebih hapal tempat itu.

Tempat penghadangan tentara Sekutu berupa daerah berbukit di mana kiri dan kanannya terdapat tebing dengan ketinggian 20 meter.

Penghadangan sepanjang 81 Km mulai dari Cigombong (Bogor) sampai Ciranjang (Cianjur) pun dilakukan 165 pasukan TKR yang dipersenjatai pistol, granat tangan, senapan Ediston dan Bouman, serta senjata tradisional seperti golok, tombak, dan bambu runcing.

Peristiwa ini kemudian menjadi pemicu awal dalam peristiwa yang juga kita kenal dengan perang konvoi pertama (The First Convoy Battle) dan "Battle of Tjibadak" (karena Bojong Kokosan berada di jalur Jalan Raya Parung Kuda-Cibadak) yang berlangsung dari tanggal 9 sampai dengan 12 Desember 1945.

Perlawanan terhadap Sekutu yang membawa konvoi tank, kendaraan la­pis baja, dan truk dilakukan dengan cara penyergapan (ambush).

Kabar mengenai penyergapan yang dilakukan pejuang Indonesia terhadap konvoi tentara Sekutu di daerah Sukabumi.
info gambar

"Sementara pertempuran berlangsung terus, tiba-tiba ada sebuah panser kecil berhenti persis di depan pertahanan kita. Dari dalam panser itu muncul 2 orang, yang seorang memakai ubel-ubel dan seorang lagi memakai baret merah yang berlaku sebagai komandan memberikan perintah sambil tertawa dan mengisap pipa cangklong. Melihat peristiwa yang memuakkan itu, seketika itu juga Komandan Seksi II segera memerintahkan kepada salah seorang anggotanya yang paling dekat untuk menembak, dan tepat pada sasarannya, yang berbaret merah rebah ke tanah. Kemudian beberapa temannya bermaksud menolong, tetapi mereka bahkan mengalami nasib yang sama, tertembak mati. Belakangan diketahui bahwa yang tertembak seorang Kolonel," jelas diceritakan dalam Album Perjuangan Siliwangi (1991).

Karena kewalahan menghadapi serangan pihak Indonesia, konvoi pasukan Inggris tersebut kemudian meminta bantuan serangan udara dari pihak RAF (Royal Air Force/­Angkatan Udara Inggris).

Dari angkasa Bojong Kokosan-Cibadak, bermunculan sejumlah pesawat tempur Inggris, yang terdiri atas pesawat pemburu de Havilland Mosquito dan Republic P-47 Thunderbolt yang diterbangkan dari Lapangan Terbang Cililitan (sekarang Bandar Udara Halim Perdanakusuma), Jakarta, yang kemudian menyerang para pejuang Indonesia.

Dalam situasi tersebut, diceritakan, pesawat-pesawat Inggris kemudian juga menembaki dan me­nge­bom kawasan perkotaan Ciba­dak yang lokasinya ada di selatan lokasi pertempuran.

Satu pesawat serbaguna Bristol Type 156 Beaufighter, kemudian menja­tuhkan sekira 1.000 lembar selebaran peringatan, agar pihak Indo­nesia menyerah.

Ketika pertempuran memanas, situasi Bojong Kokosan sedang hujan angin.

Pesawat Mosquito lantas tetap melancarkan serangan dengan menjatuhkan bom berbobot 500 pon (sekitar 226 kilogram) ke perkotaan Cibadak meskipun mesti bersusah payah menembus badai besar di angkasa.

Inggris mengirimkan pesawat tempur. The Argus, 11 Desember 1945
info gambar

Pertempuran Bojong Kokosan telah mengakibatkan banyak korban jiwa baik dari pihak sekutu, maupun pihak TKR.

Pada pertempuran periode pertama tidak satu pun prajurit TKR yang gugur, sementara kerugian justru diterima pihak Sekutu.

"Dari kesatuan RAF, seorang tentara Inggris dan 14 tentara Inggris-India terbunuh dalam pertempuran sementara 30 tentara Inggris-India luka-luka," jelas dalam laporan The West Australian yang juga bisa dilihat kembali di Netherlands News: Volume 14 (1945).

Babak belurnya pasukan Sekutu akibat penyergapan yang dilakukan oleh pejuang Indonesia merupakan pukulan pertama bagi mereka seusai menang pada Perang Dunia II.

Pertempuran Bojong Kokosan membawa efek yang besar terhadap keikutsertaan tentara Sekutu di Indonesia dimata publik.

Di Inggris persoalan ini dibahas dalam kongres parlemen di mana mayoritas publik dan parlemen menolak Inggris terlibat lebih lanjut dalam pertempuran Indonesia dengan Belanda dan menghormati keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka seperti yang terjadi dalam peristiwa di Surabaya pada 10 November 1945.

Hal ini kemudian menjadi salah satu faktor yang mempersingkat kehadiran tentara Inggris di Indonesia.

Monumen Palagan Bojongkokosan yang terletak persis di pinggir Jalan Raya Sukabumi-Bogor ini sering dilalui oleh penulis jika bepergian Sukabumi-Jakarta melalui jalan darat.
info gambar

Dalam rangka mengenang peristiwa heroik bersejarah itulah, Museum dan Monumen/Palagan Bojong Kokosan pun dibuat dan diresmikan Jl. Siliwangi No. 75, Parung Kuda, Kabupaten Sukabumi pada 1992.

Museum Bojong Kokosan mengoleksi sejumlah barang peninggalan peristiwa tersebut, seperti baling-baling, kaca jendela pesawat serta foto dan nama–nama pahlawan republik yang gugur di medan perang.

---

Referensi: Disparbud.jabarprov.go.id | Kebudayaan.Kemdikbud.go.id | The Argus | The West Australian | Netherlands News: Volume 14 | Badan Pembina Corps Siliwangi Jakarta Raya, "Album Perjuangan Siliwangi"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini