Sejarah Hari Ini (25 Januari 1707) - Gedung Baru Stadhuis yang Kini Jadi Museum Fatahillah

Sejarah Hari Ini (25 Januari 1707) - Gedung Baru Stadhuis yang Kini Jadi Museum Fatahillah
info gambar utama

Balai Kota Batavia (kala itu bernama Stadhuis) dibangun pertama kali oleh Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen pada 1620.

Bangunan yang terletak dekat Kali Besar Timur ini didesain dengan dua lantai yang dimanfaatkan sebagai kantor instansi dan gereja.

Namun, belum genap berumur enam tahun, Stadhuis diserang pasukan Sultan Agung dari Mataram. Gedung pun rusak parah dan dirobohkan.

Pembangunan tahap kedua kemudian dilakukan pada 1627 yang bertahan hingga 1705.

Karena bentuk bangunan yang dianggap terlalu kecil dan sederhana, pada 1706, VOC lalu membangun kembali balai kota yang lebih megah untuk Batavia yang mulai berkembang pada.

Peletakan batu pertamanya dilakukan pada 25 Januari 1707 oleh putri Gubernur Jenderal Joan van Hoorn yang baru berusia 8 tahun, Petronella Wilhelmina van Hoorn.

Gedung baru Stadhuis yang bercorak Barok Klasik ini butuh tiga tahun pengerjaan.

Pada 10 Juli 1710, barulah Stadhuis yang baru selesai dibangun.

Peresmian dilakukan oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck, putra Jan van Riebeec yang merupakan pendiri kota tertua di Afrika Selatan, Capetown.

Gedung Baru Stadhuis ini terus bertahan hingga berabad-abad.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanada, selain menjadi tempat ibadah dan kantor, Stadhuis juga difungsikan sebagai pengadilan.

Pada awal abad ke 20, pernah pula gedung ini dimanfaatkan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ketika Batavia diambil alih militer Jepang dan kemudian nama kota diubah menjadi Jakarta, Stadhuis dimanfaatkan sebagai kantor logistik tentara Dai Nippon.

Balai Kota ini mulai dibangun sesudah gedung yang lama dibongkar, yakni pada tanggal 25 Januari 1707 di bawah pemerintahan Tuan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn. Pembangunan diselesaikan di bawah pemerintahan Tuan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck pada tanggal 10 Juli 1710
info gambar

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini kemudian dipakai sebagai Markas Komando Militer Kota (KMK) I pada 1953.

Jauh seusai alam merdeka, akhirnya gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta yang mentransformasi gedung sebagai museum pada 1974.

Memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta (sebutan lain tidak resminya Museum Fatahillah), di tempat ini tersimpan segala bentuk peninggalan awal terbentuknya kota dan perkembangannya.

Termasuk batu pertama pembangunan gedung baru Stadhuis yang bisa dilihat di tembok depan museum, dekat dengan toko suvenir.

Terpampang layaknya sebuah prasasti, masih terlihat tulisan berbahasa Belanda yang dipahat pada batu menunjukkan peletakan batu pertama dibenamkan pada 25 Januari 1707.

---

Referensi: Edi Dimyati, "Wisata Kota Tua Jakarta" | Zaenudin HM, "Kisah-kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe" | Edi Dimyati, "47 Museum Jakarta"

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini