Empat Peluang Besar Kerjasama antara Indonesia dengan Negara-Negara Arab

Empat Peluang Besar Kerjasama antara Indonesia dengan Negara-Negara Arab
info gambar utama

Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina seharusnya memacu Indonesia untuk mencari cara-cara mengurangi ketergantungan pada dua negara adidaya itu. Indonesia bisa mulai memperkuat kerja sama politik dan keamanan dengan mitra-mitra baru.

Ketegangan dengan AS telah mendorong Cina untuk bertindak semakin tegas di kawasan Asia Tenggara, dan kepercayaan pada AS sebagai mitra keamanan semakin turun. Kerja sama ekonomi antara Cina dan AS mungkin semakin menurun, yang artinya tarif antara kedua belah pihak semakin tinggi.Banyak yang meyakini bahwa proteksionisme yang kini tumbuh antara kedua negara juga akan mempengaruhi l akses produk-produk Asia Tenggara ke pasar AS.

Ketegangan hubungan Cina dan AS juga dapat melahirkan blok perdagangan yang berbeda; satu dipimpin oleh Cina dan satu lagi dipimpin oleh AS. Hal ini dapat mempersulit perusahaan Indonesia ketika melakukan bisnis dengan atau berinvestasi di Cina dan AS, yang mana harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor politik.

Dengan kondisi ini, sebenarnya wilayah Teluk Arabia (atau juga dikenal sebagai Teluk Persia) bisa menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk "menjauh" dari orbit Cina dan AS. Kawasan ini juga menyediakan pasar dan mitra investasi yang berpotensi menguntungkan.

Dalam hubungan ini, kawasan Teluk diwakili oleh Gulf Cooperation Council (GCC) - persatuan politik dan ekonomi antarpemerintah yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Berikut adalah empat bidang yang dapat mendukung kerja sama antara Indonesia dan GCC.

1. Perdagangan dan investasi meningkat - dan bisa lebih baik

Sejauh ini, GCC dan Indonesia telah memiliki hubungan investasi yang cukup baik, dan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.Perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Teluk meningkat 40% dari 8,68 miliar dolar AS pada 2016 menjadi 12,15 miliar dolar (sekitar Rp 177 triliun) pada 2018.

Impor Indonesia dari negara-negara Teluk bernilai lebih dari 7,6 juta dolar per tahun; Arab Saudi menduduki peringkat ke-12 di antara mitra dagang global Indonesia.

Investasi juga berkembang - [sebesar 26%] dari 60,3 juta dolar pada 2016 menjadi 76,1 juta dolar pada 2018. Meski jumlahnya terbilang cukup kecil, kedua pihak telah meningkatkan investasi dua arah mereka. Namun, meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi saja tidak cukup.

Negara-negara Teluk kaya akan minyak dan gas; Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Ada peluang bagi kedua pihak untuk bekerja sama lebih jauh dalam hal pengembangan sumber daya alam, khususnya di sektor migas.

Pada 2019, impor bahan bakar minyak Indonesia dari GCC mencapai 2,4 juta dolar. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar termasuk di antara sepuluh sumber impor minyak terbesar untuk Indonesia.

Pada tahun yang sama, impor batu bara dari Indonesia ke GCC [bernilai] 18.922 dolar, menjadikan Indonesia pengekspor batu bara [terbesar] kelima ke Teluk.

2. Multilateralisme yang menghadirkan peluang-peluang baru

Multilateralisme, yang merupakan interaksi yang lebih terkoordinasi antarnegara, tentu membantu meningkatkan efisiensi dan menghasilkan jaringan global yang lebih terkoordinasi. Dengan bekerja sama, kedua belah pihak berkontribusi untuk memperkuat sistem perdagangan dunia dan multilateralisme secara umum.

Dalam hal ini, Indonesia dan kawasan Teluk sudah mengincar kerja sama. Indonesia mendorong pembentukan kerja kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)) di GCC, yang akan membantu memfasilitasi hasil yang lebih baik bagi perekonomian keduanya, terutama untuk Arab Saudi, yang merupakan mitra utama perdagangan Indonesia.

Indonesia mendukung keketuaan Arab Saudi pada 2020 di G20 dan pada saat yang sama, Indonesia juga mendukung upaya Arab Saudi untuk mendorong negara-negara anggota utama G20 untuk membahas tantangan dan peluang ekonomi global.

3. Solidaritas di masa dan pasca pandemi

Di bidang mitigasi pandemi, Uni Emirat Arab ingin mendonasikan 10 juta dosis vaksin COVID-19 kepada Indonesia, sumber lain mengatakan 30 juta dosis. Upaya mitigasi pandemi semacam ini membentuk front baru dalam hubungan kerja sama antara Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Cina (sebagai produsen vaksin).

Keinginan Indonesia untuk bekerja sama dengan Arab Saudi untuk memperkuat kerja sama dalam masalah kesehatan dapat membantu mengatasi COVID-19. Indonesia juga ingin mengirimkan tenaga kesehatan, peralatan, dan obat-obatan ke Arab Saudi.

Indonesia dan Uni Emirat Arab juga berkolaborasi untuk memproduksi detektor COVID-19 berbasis laser dan kecerdasan buatan. Indonesia tahun lalu berusaha untuk mempercepat proses internal di GGC untuk mempercepat perjanjian kemitraan ekonomi dengan negara-negara Teluk.

CEPA dapat mendukung perdagangan dan investasi dua arah, meningkatkan akses pasar, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia dan GCC untuk keuntungan bersama kedua negara.Meski upaya ini mungkin terpengaruh oleh pandemi, namun hal itu pasti akan berlanjut pada masa depan dan membantu mengembalikan aktivitas ekonomi ke masa normal.

4. Kontak budaya dan antar-masyarakat

Kerja sama sosial budaya yang saling menguntungkan dapat mendorong hubungan ekonomi dan politik yang lebih baik. Sebagai negara mayoritas Muslim, Indonesia dan negara-negara Teluk memiliki latar belakang agama yang serupa yang dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan kerja sama di berbagai bidang. Pendidikan bisa menjadi prioritas utama, dengan melibatkan generasi muda kedua pihak untuk saling bertukar ilmu dan memperdalam hubungan people-to-people.

Kerja sama semacam itu dapat membantu mengatasi hambatan bahasa-budaya dan meningkatkan jumlah profesional yang saling mengenal nilai sosial, adat istiadat, metode menjalankan bisnis, serta kepentingan nasional dan kelembagaan.

Pariwisata adalah bidang lain yang potensi untuk dikembangkan. Sektor ini dapat menjadi contoh bagaimana hubungan budaya dan antarmasyarakat dapat menjadi pendorong pembangunan ekonomi antara kedua pihak.

==

Artikel ini adalah republikasi dari The Conversation Indonesia yang berjudul asli "4 area penting untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Teluk Arab'

Fuad Tingai, mahasiswa Universitas Islam Indonesia, berkontribusi dalam artikel ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini