Arti dan Makna Semboyan "Tabah Sampai Akhir" Korps Kapal Selam RI

Arti dan Makna Semboyan "Tabah Sampai Akhir" Korps Kapal Selam RI
info gambar utama

Seluruh negeri sedang berduka atas tragedi yang menimpa KRI Nanggala 402. Di tengah duka ini, banyak yang kemudian menggali segala informasi terkait dengan Korps Kapal Selam Indonesia yang dulu pernah disegani di Asia. Salah satunya adalah semboyan yang begitu terkenal "Wira Ananta Rudira" atau Tabah Sampai Akhir. Motto Tabah Sampai Akhir sendiri tersirat dalam Brevet Hiu Kencana yang disematkan saat tradisi pengangkatan Warga Kehormatan Kapal Selam.

Dalam Brevet Hiu Kencana itu, tampak dua hiu berhadapan yang berarti tekad mempertahankan kehadiran kapal selam di lautan sebagai bentuk kemampuan dan supremasi di laut. Sementara itu, lambang periskop menyimbolkan sikap selalu waspada mengamati setiap jengkal perairan negara. Kemudian gambar tujuh gelombang mewakili samudra di dunia, serta lima buah garis insang pada leher hiu pertanda Warga Hiu Kencana bernapaskan Pancasila.

Dari Brevet Hiu Kencana tersirat makna dari moto Tabah Sampai Akhir yang dimaknai sebagai 'Dengan landasan falsafah hidup Pancasila sebagai Prajurit Sapta Marga tugas akan dilaksanakan dengan penuh keberanian dan ketabahan serta sanggup mengemban tugas sampai titik darah penghabisan'.

Wira Ananta Rudira yang berarti Tabah Sampai Akhir | Instagram @zivtac
info gambar

Semboyan ini diciptakan oleh Komandan Laksma TNI (Purn) RP Poernomo Komandan Divkasel pertama RI yang diangkat pada 1959. "Wira Ananta Rudira" resmi digunakan Korps Kapal Selama sejak 16 Maret 1961. Poernomo menjelaskan semboyan Tabah Sampai Akhir harus dimiliki setiap personel Korps Kapal Selam Indonesia, sebab orang yang tabah;

Tidak akan takut karena berani,
Tidak akan menyerah karena ulet,
Tidak akan terburu-buru karena sabar,
Tidak akan kehilangan karena tenang,
Tidak akan mundur karena teguh.

Poernomo seperti tercantum dalam dalam buku '50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana 1959-2009', mendapatkan satu kata yang dapat mewakili semua sifat tadi, yaitu “tabah”. Tabah atau ketabahan mencakup semua sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi awak kapal selam yang baik.

Namun, tabah saja tidak cukup jika hanya muncul pada permulaan atau pertengahan saja. Tabah tidak cukup bila muncul hanya sejenak sebelum tugas selesai. Karena itu tabah harus sampai akhir.

Selamat Jalan, KRI Nanggala 402.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini