Senjata Perusak Konsentrasi

Ahmad Cholis Hamzah

Seorang mantan staf ahli bidang ekonomi kedutaan yang kini mengajar sebagai dosen dan aktif menjadi kolumnis di beberapa media nasional.

Senjata Perusak Konsentrasi
info gambar utama

Baru–baru ini dalam perhelatan Pekan Energi Rusia di Moskow, presiden Rusia Vladimir Putin diatas panggung dihadapan ratusan undangan diwawancarai wartawati cantik stasiun TV Amerika Serikat, CNBC, Hadley Gamble.

Gestur wartawati pada saat bicara dengan mantan perwira KGB itu menjadi berita politik yang panas di Rusia dan media Rusia menuduh wartawati ini sebenarnya adalah “senjata rahasia” Amerika Serikat yang dikirim ke Rusia untuk merusak konsentrasi lawan bicaranya yakni presiden Putin.

Bahkan pakar dan tokoh media pemerintah Rusia mengklaim bahwa Hadley Gamble adalah bagian dari "operasi khusus" Amerika yang dirancang untuk mempengaruhi dan menggoda pemimpin Rusia. Mereka juga mengklaim Gamble digunakan sebagai senjata untuk melemahkan Putin dalam menanggapi aksi Rusia yang digunakan terhadap Presiden Donald Trump.

Menurut sebuah buku yang baru-baru ini dirilis oleh mantan Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham, penasihat Gedung Putih Fiona Hill percaya Putin kemungkinan telah memilih penerjemah wanita yang menarik "khusus untuk mengalihkan perhatian" Trump ketika bertemu dengan Putin tahun 2019.

Wartawati Gamble dalam sesi wawancara itu melontarkan pertanyaan dengan gaya “menekan” kepada Putin tentang tentang apakah Moskow menahan pasokan gas ke Eropa agar harga gas naik dan meningkatkan tekanan untuk menyetujui pembukaan pipa Nord Stream 2.

Perlu diketahui bahwa negara-negara Eropa saat ini dalam kondisi krisis energi, dan puncaknya pada musim dingin nanti jutaan orang akan menderita kalau pasokan gas tidak ada. Rusia bekerja sama dengan Jerman membangun proyek pipa gas Nord Stream 2 untuk memasok gas ke Jerman dan Eropa.

Tapi Amerika Serikat menekan negara-negara sekutunya untuk tak menerima proyek itu agar Rusia tidak mendominasi pasokan gas dan menjadikannya alat politik luar negeri Rusia.

Media Rusia percaya bahwa Amerika Serikat sengaja mengirim wartawati cantik itu bertemu Putin sebagai balasan dari tindakan Rusia membawa penerjemah cantik Rusia bernama Daria Boyarskaya dalam pertemuan negosiasi Putin dengan Donald Trump.

Putin menyebut Daria Boyarskaya ini sebagai wanita Rusia yang sederhana--padahal media AS menyebutnya sebagai wanita foto model yang sering berpose “menantang”. Mereka juga percaya kejadian yang sama ketika Megyn Kelly--penyiar cantik dari stasiun TV Fox--bertemu dengan Putin.

Media Rusia membahas penampilan kedua penyiar itu sama, cantik, sexy, rambut pirang dan brunet, usia dan ukuran badan yang hampir sama – dan dengan penampilannya itu diharapkan dapat “mengganggu” Putin.

Karena itulah Amerika Serita mengirim Hadley Gamble sebagai “senjata rahasia” Amerika untuk menggoda Putin sebagai balasan atas tindakan Rusia menggoda Trump (Rusia faham sekali bahwa Donald Trump suka wanita cantik).

Para tokoh media Rusia percaya bahwa Nona Gamble ini adalah agen rahasia yang bertujuan untuk menggunakan daya tarik seksual untuk mengkompromikan target yang dimaksudkan. Pendapat ini muncul karena melihat gesture atau bahasa tubuh Gamble.

Hadley Gamble dan Putin | Russia-1
info gambar

Yang bertindak tanpa malu-malu, melemparkan pandangan menggoda dan secara provokatif menggerakkan kakinya. Gamble "bekerja bahasa tubuhnya sepenuhnya," menggerakkan kakinya, terus-menerus bermain dengan rambutnya, menggigit bibirnya, dan "mengeluarkan lidahnya".

Dia menduga bahwa wartawan itu "berperilaku berani, secara terbuka memposisikan dirinya sebagai objek seksual. Kejadian ini disamakan dengan karakter Sharon Stone dalam film fitur Basic Instinct, di mana di depan para interogatornya Sharon Stone membuka lebar-lebar kakinya agar daerah sensitifnya terlihat.

Tokoh-tokoh media Rusia bahkan membahas detail tubuh gamble mulai dari "anting-anting runcing" dan "cincin kuning raksasa," hingga perawatan kulit, dengan mengenakan gaun hitam ketat, selalu merapikan rambutnya yang menjuntai, mengenakan sepasang sepatu tumit tinggi Louboutin yang menopang kaki panjangnya dan dipoles dengan minyak tubuh yang berkilauan, seolah-olah ini bukan tugas kerja.

Saya paham di dunia spionase tentang sering digunakannya wanita cantik untuk memperdaya lawannya, dalam ilmu komunikasi saya juga faham kalau “Noise” itu menjadi kendala dalam komunikasi yang efektif. Hanya saja saya belum faham apakah penggunaan wanita cantik itu termasuk bagian dari “Noise” dalam ilmu komunikasi dalam upaya “merusak” kosentrasi lawan bicara.

Untuk jelasnya saya nanti akan tanya sahabat kental saya yang sama-sama keliling ASEAN-Jepang tahun 1982 yaitu Prof. Deddy Mulyana, PhD pakar ilmu komunikasi dari UNPAD Bandung yang menulis ratusan buku – textbook dan jurnal internasional tentang ilmu komunikasi; dan siapa tahu dia pernah meneliti hal ini.

Wallahu alam.

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Penulis aktif menulis di Koran Jawa Pos, Surya, dan rutin menulis di GNFI. Beberapa tulisannya acapkali dimuat/dikutip Koran Malaysia dan Thailand. Penulis yang juga tersohor sebagai akademisi sekaligus profesional di kota kelahirannya, Surabaya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Ahmad Cholis Hamzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Ahmad Cholis Hamzah.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

AH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini