Misteri Palasik, Sosok Hantu Pemangsa Bayi dari Ranah Minang

Misteri Palasik, Sosok Hantu Pemangsa Bayi dari Ranah Minang
info gambar utama

Palasik merupakan makhluk halus yang dapat dikategorikan sebagai bilih atau setan dalam kepercayaan masyarat Minangkabau. Palasik dipercaya sebagai seorang perempuan yang mempelajari ilmu hitam dan perlu menghisap darah bayi agar kemampuanya meningkat.

Terdapat beragam varian cerita mengenai bentuk palasik. Ada yang menyebut kalau hantu ini berwujud kepala yang melayang-layang. Di sisi lain ada juga yang menyatakan bahwa bentuknya serupa dengan manusia biasa.

Dia dapat menyerupai seorang ibu-ibu pada umumnya. Akan tetapi setelah diperhatikan lebih jelas di balik pakaiannya hanya ada usus yang menjuntai.

Ilmu palasik dipercayai sifatnya turun-temurun. Apabila orang tuanya adalah seorang palasik maka anaknya pun akan jadi palasik.

Dipercaya palasik akan mengincar beberapa korban, seperti bayi atau balita. Palasik biasanya mendatangi rumah korbannya dan dapat dilihat oleh orang lain.

Sementara untuk menghisap darah, makhluk ini memiliki beragam cara, seperti menghisap darah bayi dari ubun-ubunnya. Dengan cara ini darah bayi akan mengalir dari kepala dan langsung ditelan oleh palasik.

Legenda Hantu Aceh yang Buat Prajurit Belanda Ketar-Ketir

Lalu palasik juga bisa menikam bayi dibagian leher dan lengannya karena dengan cara ini darah bayi atau balita akan mengalir melalui lubang gigitan. Dipercaya juga palasik biasa menghisap janin bayi melalui vagina perempuan yang sedang hamil tua.

Biasanya bayi yang sedang dimangsa oleh palasik tidak akan langsung meninggal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, bayi ini akan mengalami sebuah penyakit yang dinamakan penyakit 'Ain.

Ciri Bayi Terkena Palasik

Bayi yang terkena palasik bisa dilihat dari ciri-ciri, yaitu suhu badan yang makin tinggi, lemas secara mendadak dan ubun-ubun terlihat cekung. Ujung-ujungnya mereka menjadi kurus kering dan bisa sampai meninggal dunia.

Dengan kondisi tersebut akan membuat bayi sulit untuk tidur dan menangis terus menerus pada malam hari.

Palasik sangat ditakuti oleh ibu-ibu di Minangkabau yang memiliki balita karena makanan makhluk ini adalah anak bayi atau balita, baik yang masih dalam kandungan ataupun yang sudah mati (dikubur), tergantung dari jenis palasik tersebut.

Apalagi ketika palasik bertemu dengan bayi yang sedang digendong ibunya, hantu ini akan mencoba menghibur. Hal ini dilakukan untuk menyerang balita tersebut, lalu mencari tumbal bayi dengan kepala yang melayang-layang tetapi tubuhnya tetap ada di rumah.

Para ibu yang mencoba menangkal dan mengobati palasik

Palasik yang dipercaya bisa menghisap darah bayi atau balita bahkan janin dalam kandungan. Membuat ibu-ibu di Minangkabau merasa takut untuk membawa keluar bayi atau balita keluar rumah.

Memang hingga sekarang belum ada bukti mengenai keberadaan palasik. Namun menurut cerita masyarakat setempat, pada waktu-waktu tertentu palasik ini cukup berbahaya dan pernah menyebabkan kematian.

Merujuk dari buku Ibu dan Bayi dalam Cengkraman Penyakit Burung, Palasik dan Tatagua yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Surabaya kesakitan yang ditimbulkan oleh palasik ini adalah mencret ataupun diare pada bayi.

Tetapi mencret atau diare yang terjadi pada bayi ini tidak seperti pada umumnya. Mencret yang terjadi pada bayi bila terkena palasik biasanya bau luar biasa, cair tanpa ampas, dan ubun-ubun anak cekung ke dalam.

"Kalau kena lasik (red:palasik) ini beda sama diare biasa. Diare kan biasanya baunya tidak menyengat, kalau lasik ini bau tinjanya pun menyengat sekali kaya bau ayam mati. Terus cair enggak ada ampasnya, ubun-ubun akan pun cekung ke dalam," ungkap seorang ibu dengan insial M.

Karena itulah untuk mengobati dan menangkal pengaruh palasik, sebagian orang tua di Minangkabau memberikan jimat kepada bayi-bayinya. Masyarakatnya di sana menyebut jimat atau obat ini dengan nama simaik tangkal lasik.

Mengapa Hantu yang Populer di Indonesia Identik dengan Perempuan?

Jimat ini mereka dapatkan dari datu ataupun engku. Jimat ini juga biasa digunakan bagi perempuan hamil di Minangkabau. Simaik tangkal lasik ini nantinya akan digunakan di pinggang ataupun dijadikan kalung untuk anak.

"Isi dari jimat ini adalah dasun (bawang putih tunggal), jerangau, merica (lado ketek), timah hitam yang dituliskan dengan tulisan Al-Qur'an," ungkap seorang Datu berinisial K.

Nantinya semua isian ini akan dibungkus dengan kain hitam, lalu dijahit sedikit dengan benang warna hitam. Setelahnya dibungkus dengan kain warna hitam dan dibacakan ayat suci Al-Qur'an kemudian dipasangkan di pinggang bayi.

Selain jimat, mereka juga memakaikan gelang besi putih kepada bayi atau balita yang dipercaya juga bisa menangkal palasik.

Tidak hanya menggunakan jimat atau gelang, bayi di Minangkabau juga selalu menggunakan singlet ataupun baju dalam terbalik. Menurut mereka, ini juga merupakan cara menangkal palasik.

Selain itu ada juga penangkal yang diletakkan di rumah. Menurut masyarakat, penangkal ini diletakkan agar palasik tidak masuk ke dalam rumah. Penangkal yang dipercaya adalah benang cerano berwarna hitam yang telah dibacakan mantra oleh dukun.

Kepercayaan takhayul dan masalah kesehatan ibu hamil

Kepercayaan mengenai makhluk halus memang masih cukup kental dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Termasuk kesakitan ataupun kematian pada ibu dan bayi yang memiliki banyak penyebab.

Memang masyarakat lebih mempercayai kondisi ini terjadi karena pengaruh makhluk halus. Kepercayaan masyarat tersebut tercermin dalam perilaku mencegah atau mengobati kejadian kesakitan pada ibu atau bayi.

Menurut mereka, ibu hamil memiliki darah yang manis sehingga sangat disukai oleh makhluk halus. Karena itulah mereka menggunakan simaik yang digantungkan di pintu rumah, atau kamar dan dipakaikan untuk dibawa kemanapun si ibu pergi.

Karena itulah anggapan kesakitan disebabkan oleh gangguan makhluk halus membuat masyarakat lebih memprioritaskan pengobatan kepada datu ataupun bidan kampuang.

Menurut masyarakat, orang pintar adalah orang yang dapat berkomunikasi dengan makhluk halus. Sehingga dianggap mampu mengatasi kesakitan yang terjadi akibat makhluk halus tersebut.

Dipercaya kesakitan akibat gangguan makhluk halus yang umumnya terjadi pada ibu hamil bisasnya karena pengaruh tatagua, lasik, dan penyakit burung. Kesakitan yang terjadi pada bayi dan balita pun tidak terlalu jauh berbeda, seperti tatagua dan lasik.

Biasanya seorang datu yang mengobati penyakit palasik akan membacakan shalawat, ayat kursi, dan ayat-ayat pendek pada sebuah air putih. Setelah itu dilanjutkan dengan mandi ubek (mandi obat) yang bertujuan agar seluruh tubuh yang terkenal palasik dapat suci dan kembali bersih.

Sementara itu bedasarkan pandangan kesehatan kematian yang terjadi kepada bayi adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat. Akibat dari kurangnya pengetahuan tersebut menjadi faktor utama tingginya persalinan yang dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.

Menurut tenaga kesehatan setempat, tingginya kematian kepada bayi disebabkan karena infeksi. Hal ini terjadi karena proses persalinan dan perawatan yang tidak bersih.

Dongeng Sabai Nan Aluih, Refleksi Perempuan Minangkabau dalam Cerita Sastra

"Tempat bersalin yang tidak steril. Bisa terinfeksi bakteri. Atau juga karena tradisi di sini bakusuak itu. Itu juga meningkatkan risiko kematian bayi," jelas kepala puskesmas desa setempat.

Selanjutnya beberapa penyebab kasus kematian ibu menurut sudut pandang kesehatan adalah eklampsia, pendarahan, penyakit infeksi, dan sepsis (infeksi bakteri).

"Kalau bersalin sama nakes kan cepat pertolongannya, langsung di rujuk ke rumah sakit. Kalau bersalin sama dukun yang beresiko tinggi," tegas salah satu bidan setempat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini