Memang Enak Ya, Kaya Mendadak?

Nicky Hogan

Pernah menjadi Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia

Memang Enak Ya, Kaya Mendadak?
info gambar utama

“Tidak ada jalan pintas menuju kaya.” Kalau gak setuju, jangan diterusin bacanya.

Kita pinjam istilah “split-second syndrome”-nya Malcolm Gladwell, siapa tahu nyambung. Begini kira-kira. Kesalahan terlalu mudah dimaklumi sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari. Kenyataan pahit seolah sulit dihentikan dan dikendalikan, dianggap sudah terlalu biasa.

“Korban investasi bodong, atau binomo, atau robot tralala, dan sejuta kutu busuk lainnya (ini pinjaman dari Kapten Haddock), lagi dan lagi.”

Ampun, deh!

Terus gini, ternyata pikiran bawah sadar kita terkadang tidak berbeda dengan pikiran sadar. Misal, “pengen cepet kaya!”, mereka kompakan. Berita baiknya, pada keduanya, kita bisa mengembangkan pola berpikir dan pola pengambilan keputusan yang cepat--dan benar, melalui pengalaman dan pelatihan.

Dimaklumi, kalau belum punya pengalaman, lantaran masih muda usianya (atau muda cara pikirnya padahal usia lolita (lolos 50 tahun), tapi kan ada disebut satu lagi tadi, pelatihan. Gak mesti selalu berbayar (kadang yang berbayar malah sesat, kadang lho). Pelatihan bisa dengan berlatih saja sendiri, banyak membaca, membaca, dan membaca.

Konon, kuping diciptakan buat landasan cantelan kacamata dan obyek jeweran para guru, tapi kalau dipakai sebagai alat dengar ya tak apa juga, cuma mbok ya jangan buat dengerin gosip si A dapet sekian juta seminggu, si Z beli motor baru dari “kutu busuk” ono.

Kalau bacanya baca postingan si ini si itu, boleh? Atau nonton postingan si itu si ini?

Sejatinya, jauh lebih banyak bacaan yang benar ketimbang yang jahat, dan sebaliknya jauh lebih banyak tontonan yang jahat daripada yang benar.

Gak setuju? Terserah.

Apapun yang kita asup ke pikiran sadar akan disimpan di pikiran bawah sadar, isinya daging ya daging, isinya sampah ya sampah.

Di kesempatan berikutnya, saat kita hendak mengambil keputusan--yang seringnya diburu-buru, reaksi naluriah saat split-second syndrome beraksi, saat kedua pikiran kita itu kompak, yang nimbun sampah ya keluar sampah, alhasil sumpah serapah. Yang nimbun daging ya keluar daging, berakhir happy ending.

Tuhan saja waktu menciptakan satu satu, bertahap. Langit dan bumi dulu, terus darat dan laut, lalu tumbuhan dan binatang, barulah manusia, orang.

Gak jreng-jreng langsung semuanya, ada orangnya. Lha kita kok maunya enak langsung jadi “orang”, lewati dulu dong proses pra-orangnya.

Bai de wei, emang enak ya kaya mendadak? miskin tetiba cus langsung kaya? Atau bukannya enakan yang pelan tapi pasti?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nicky Hogan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nicky Hogan.

Tertarik menjadi Kolumnis GNFI?
Gabung Sekarang

NH
MI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini