Pemburu Sampah Plastik di Pegunungan Petungkriyono

Pemburu Sampah Plastik di Pegunungan Petungkriyono
info gambar utama

#FutureSkillsGNFI

Sampah plastik merupakan persoalan yang krusial di sektor lingkungan hidup. Ternyata bukan hanya di perkotaan saja, namun pencemaran sampah plastik saat ini telah merambah hingga ke pelosok pedesaan, termasuk di berbagai desa di wilayah Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.

Tomi setiawan, seorang pemuda yang berasal dari Desa Tlogopakis, Kecamatan Petungkriyono memiliki keresahan yang mendalam akan permasalahan ini.

"Saya sangat sedih ketika melihat realita, dibalik pepohonan yang hijau serta sawah yang membentang luas di pegunungan ini. Ada begitu banyak sampah plastik yang diabaikan begitu saja, baik di halaman rumah, tepi jalan, sungai, bahkan hingga di persawahan."

Pencemaran sampah plastik tidak hanya berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, tetapi akan berdampak pula bagi sektor wisata. Terlebih, Kecamatan Petungkriyono merupakan salah satu wilayah yang memiliki cukup banyak destinasi wisata di Kabupaten Pekalongan.

Bukan hanya itu, Kecamatan Petungkriyono merupakan wilayah pegunungan yang menjadi salah satu sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten Pekalongan. Apabila di daerah pegunungan airnya sudah tercemar oleh sampah plastik, bagaimana nasib wilayah-wilayah yang berada di bawahnya?

Maka dari itu, perlu langkah–langkah yang konkret di lapangan untuk menggugah kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku dalam pengelolaan sampah plastik. Hal ini bukan hanya penting untuk dimulai dari diri sendiri, tetapi perlu ditularkan kepada orang lain.

Harapannya, ke depan akan terlahir kesadaran kolektif akan pentingnya melindungi bumi melalui cara sederhana, seperti membersihkan sampah plastik di lingkungan sekitar kita.

Memulai Dari Hal Kecil

Tomi mulai banyak belajar tentang bahaya sampah plastik, mengenai dampaknya terhadap lingkungan, serta pengaruh jangka panjangnya bagi kelestarian ekosistem. Melalui pembelajaran tersebut, ia mulai membiasakan diri dengan mengurangi sampah plastik di sekitar rumahnya. Ia mulai sadar untuk senantiasa melakukan reuse, reduce, dan recycle. Hal ini Ia tekuni cukup lama hingga teman-teman di daerahnya pun menyadari upaya yang Tomi lakukan.

Bermula dari itu, Tomi sering diminta untuk berbagi pengalamannya terkait pengelolaan sampah di forum-forum pemuda, mulai dari dusun hingga ke tingkat desa. Ia mulai membagikan pengalaman dan apa yang selalu Ia lakukan selama ini. Tomi pun membagikan seberapa besar manfaat yang dapat diperoleh atau diterima Desa Tlogopakis melalui hal kecil yang bisa kita lakukan di lingkungan desa.

Situasi Desa Petungkriyono | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Inisiator Perubahan

Tomi menyadari bahwa yang ia lakukan selama ini hanya berdampak kecil bagi lingkungannya. Maka, ia memutuskan untuk membuat berbagai forum khusus yang membicarakan tentang pentingnya menjaga lingkungan di Desa Tlogopakis.

Mulai dari banyak forum tersebut, Tomi mulai membuat gerakan membersihkan lingkungan secara rutin di tingkat RT, kemudian melebar ke tingkat RW, hingga ke tingkat dusun dan desa. Kegiatan membersihkan lingkungan ini mulai menjadi kegiatan rutin di Desa Tlogopakis. Tomi berharap kegiatan ini bukan hanya dilakukan di Desa Tlogopakis. Namun, ia juga berharap kegiatan ini dapat meluas hingga ke Kecamatan Petungkriyono, atau bahkan Kabupaten Pekalongan.

"Untuk merubah orang lain, saya punya rumus sederhana, yaitu berubahlah mulai dari diri sendiri. Mulai dari hal yang kecil dan mulai saat ini juga."

Melalui kegiatan 3M tersebut, Tomi yakin bahwa apa yang Ia mulai bukan hanya dapat dilakukan olehnya. Namun, dapat dilakukan oleh semua orang. Kuncinya adalah berani bergerak, memulai, dan membuat perubahan kecil ke arah yang lebih baik dalam hidup kita.

 

Referensi: Wawancara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini