Wolff Schoemaker dan Museumnya di Bandung

Wolff Schoemaker dan Museumnya di Bandung
info gambar utama

Berbicara mengenai berkeliling dan berjalan-jalan di Bandung, tak lengkap rasanya apabila tidak mengunjungi Jalan Asia Afrika. Ibarat sebuah kota tua, bangunan di sepanjang jalan ini mayoritas merupakan bangunan tempo dulu bernuansa Eropa.

Sebut saja Gedung Merdeka, sebuah gedung yang dulunya bernama Societeit Concordia ini memiliki sejarahnya tersendiri bagi bangsa Indonesia. Tepatnya pada 1955, gedung yang semula berfungsi sebagai tempat nongkrong para meneer Belanda, diubah fungsinya sebagai tempat berlangsungnya pertemuan para petinggi berbagai negara di Asia Afrika. Oleh karena itu, peristiwa tersebut di kemudian hari dikenal sebagai Peristiwa Konferensi Asia Afrika.

Namun, tulisan ini bukan membahas jalannya Konferensi Asia Afrika yang terkenal itu. Melainkan, membahas sebuah museum yang letaknya tidak jauh dari Gedung Merdeka, bernama Museum Wollf Schoemaker. Mari berkenalan terlebih dahulu dengan tokoh yang satu ini.

Charles Prosper Wolff Schoemaker. Itulah nama lengkapnya. Dirinya lahir di Banyu Biru, Jawa Timur, Hindia Belanda. Seorang tokoh yang telah berjasa dalam membangun Bandung ke arah lebih modern. Melalui keahliannya sebagai seorang arsitek, karya-karyanya masih berdiri dengan anggun, khususnya di Kota Bandung, salah satunya Grand Hotel Preanger.

Sebetulnya, hotel tersebut pada 1897 dimiliki oleh keluarga Van Deeterkom. Lalu, Wolff Schoemaker mendapat kesempatan untuk melakukan renovasi total bangunan tersebut pada 1920. Bersama Ir. Soekarno yang merupakan murid kesayangannya, mereka mengubah bentuk arsitektur bangunan yang semula bergaya Indies Empire menjadi Art Deco.

Akan tetapi, pada 1949, Wolff Schoemaker meninggal dunia. Maka, untuk mengenang jasanya, dibuatlah suatu museum yang terletak di dalam Grand Hotel Preanger, Bandung. Museum ini berisi tentang perjalanan hidup seorang Wolff Schoemaker.

Selain itu, ada pula foto bangunan yang pernah dibangun oleh Wolff Schoemaker, hingga peta sebaran bangunan-bangunan tersebut. Melalui peta informasi sebaran bangunan tersebut, dapat diketahui nama bangunan, tahun pembangunan, dan tentunya lokasi bangunan tersebut. Adapun nama bangunan yang terdapat dalam peta tersebut:

  1. Grand Hotel Preanger (1929)
  2. Gedung Merdeka (Concordia) (1921)
  3. Bioskop Majestic (1923)
  4. Landmark (Ex Van Dorp) (1922)
  5. Ex Insulinde (1921)
  6. Gereja Santo Petrus (Cathedral) (1922)
  7. Gereja Bethel (1925)
  8. Rumah Sawunggaling (1925)
  9. Makodiklat (Jaarbeurs) (1920)
  10. SMA 3 dan SMA 5 (HBS) (1920)
  11. Biofarma (1933)
  12. Villa Isola (1933)
  13. Teropong Bintang Boscha (1925)
Sebaran Karya-Karya Wolff Schoemaker
info gambar
Foto-Foto Berbagai Bangunan Karya Wolff Schoemaker
info gambar

Selain seputar Wolff Schoemaker, museum ini berisi sejarah dari Grand Hotel Preanger. Darinya dapat diketahui bahwa dahulu tokoh dunia pernah menginap di hotel ini, seperti Charlie Chaplin hingga Gamal Abdul Naseer.

Kemudian, untuk memudahkan kalian memahami penjelasan akan benda yang terpajang, telah tersedia barcode kecil yang menempel pada setiap benda yang ada. Kalian dapat menscannya, lalu informasi pun terbaca dengan jelas.

Barcode Informasi
info gambar

Kalau kalian hendak berkunjung ke Museum Wolff Schoemaker ini, letaknya cukup mudah untuk dijangkau. Jika menggunakan angkutan umum, seperti bus damri atau angkot, kalian cukup naik jurusan Alun-Alun Bandung. Adapun, jam operasional dari Museum Wolff Schoemaker mulai dari pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Kalian dapat terlebih dahulu melakukan reservasi, baik melalui akun media sosialnya ataupun datang langsung ke lobby Grand Hotel Preanger. Tiket masuknya cukup terjangkau, sebesar Rp10.000 per orang.

Tiket tersebut sudah termasuk welcome drink yang disediakan oleh pengelola untuk para pengunjung museum. Jadi, selain kalian dapat menikmati Museum Wolff Shoemaker, kalian dapat menikmati sajian minuman tersebut.

Perlu diingat, apabila telah selesai melakukan reservasi, hendaknya kalian terlebih dahulu menghampiri petugas keamanan atau petugas hotel untuk mengantar masuk ke dalam museum agar kalian tidak tersesat di dalam hotel. Selamat berlibur!

 

Referensi:Telusuri | Goers

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini