Kenali Gejala Burnout, Gaya Hidup Yang Penuh Tekanan

Kenali Gejala Burnout, Gaya Hidup Yang Penuh Tekanan
info gambar utama

#FutureSkills

Pernahkah kamu merasa stress ketika lagi kerja, capek di spam sama grup organisasi, atau karena keteteran dikejar deadline? Hmm. Sungguh menyebalkan bukan, terlebih ketika berada di waktu yang bersamaan.

Meluasnya virus Corona di Indonesia membuat banyak kantor dan sekolah harus menerapkan sistem kerja Work From Home (WFH). Penerapan sistem kerja ini sebagai bagian dari tindak lanjut pemerintah yang mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi penyebaran virus tipe terbaru yang menyerang hampir seluruh negara di dunia. Pada dasarnya, WFH sama saja dengan pekerjaan kantor seperti biasanya. Hanya saja seluruh pekerjaan seperti rapat, diskusi, serta koordinasi dengan rekan kerja dilakukan di rumah masing-masing. Sistem ini juga mengandalkan beragam media dan aplikasi seperti video call, text messenger, serta conference call secara online.

Selain lebih efektif dan lebih menghemat dalam biaya perjalanan, kita juga bisa bebas dalam mengatur waktu jam kerja. Namun risiko yang terjadi adalah ketika kita sedang melaksanakan pekerjaan kantor dan itu bersamaan waktu dengan pekerjaan yang lain, maka hal ini dapat mengganggu dalam penyelesaian pekerjaan yang utama. Apalagi model tugas yang tidak ada habisnya, seperti dalam pepatah mati satu tumbuh seribu.

Kondisi stress yang terjadi pada seseorang karena pekerjaan kini lebih dikenal dengan istilah burnout. Burnout bisa menjadikan seorang pekerja merasa lelah secara fisik, mental, atau bahkan secara emosional yang disebabkan oleh pekerjaannya. Dikutip dari riliv, Burnout adalah kondisi seseorang merasa lelah, kemudian mulai membenci pekerjaannya, takut berangkat bekerja, dan mulai merasa kurang mampu dalam bekerja. Parahnya, hal ini menurunkan produktivitas seorang pekerja.

Lalu siapa saja yang bisa mengalami gejala burnout ini?

  1. Orang yang memiliki beban pekerjaan terlalu banyak dan berat.
  2. Orang yang mempunyai penyakit kronis.
  3. Orang yang terlalu perfeksionis dan idealis.
  4. Tidak stabil secara finansial.
  5. Bekerja dengan lingkungan toxic.
  6. Memiliki tujuan yang tidak realistis.
  7. Pernah memiliki trauma.

Gejala orang yang mengalami burnout, bisa dikenali dengan:

  • Suasana hati yang kurang baik.
  • Selalu merasa kehilangan motivasi.
  • Selalu merasa gagal.
  • Merasa benar-benar lelah, baik secara fisik dan mental.
  • Sulit untuk berkonsentrasi.
  • Hubungan sekitar yang buruk.

Efek dari burnout pada kesehatan mental dan fisik jika tidak segera diatasi:

  • Menyebabkan munculnya hormon stres yang tidak sehat pada penderita.

Hormon stres sangat penting dalam membantu kita untuk mendeteksi sebuah ancaman dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi para pekerja untuk mengambil tindakan mengatasi ancaman tersebut. Akan tetapi, burnout akan menyebabkan munculnya hormon stres secara berlebihan sehingga hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan. Dampaknya dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti detak jantung tinggi, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, dan menyebabkan energi kita terkuras.

  • Dapat menyebabkan penyakit fisik.

Ketika tubuh terus-menerus merasakan burnout, hal ini dapat dapat memicu berbagai perubahan seperti pola makan, pola tidur, mengakibatkan masalah pencernaan, penurunan atau penambahan berat badan, jantung berdebar-debar, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala.

  • Burnout bisa mengganggu interaksi sosial

Efek selanjutnya yaitu dapat mengakibatkan kegagalan komunikasi dengan orang lain. Hal ini bisa terjadi karena perasaan tertentu yang dihadapi seseorang yang mengalami burnout, seperti kecemasan, kurangnya motivasi, kebingungan, dan perasaan putus asa. Jika kalian mulai mengalami gejala burnout, maka segera mungkin kalian mencegahnya dengan self healing. Nah, apakah kalian pernah dengar dengan istilah tersebut? Self Healing adalah proses pemulihan diri sendiri untuk menyembuhkan diri dari luka psikologis seperti luka di masa lalu, trauma dan burnout. Proses pemulihan yang kita lakukan untuk menyembuhkan diri dari luka batin di masa lalu.

 

Referensi:Kompas | UNPAD

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini