Mahasiswa Universitas Andalas Ciptakan Alat Penumbuk Jengkol, Inovasi untuk Tingkatkan Produksi UMKM

Mahasiswa Universitas Andalas Ciptakan Alat Penumbuk Jengkol, Inovasi untuk Tingkatkan Produksi UMKM
info gambar utama

Inovasi teknologi dari kalangan anak muda Indonesia terus berdatangan. Kali ini, mahasiswa Universitas Andalas (Unand) berhasil menciptakan alat penumbuk jengkol. Alat tersebut diyakini dapat membantu meningkatkan kuantitas produksi Usaha Menengah Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya usaha karupuak jariang (kerupuk jengkol) yang banyak berkembang di Sumatra Barat.

Alat penumbuk jengkol ini merupakan hasil kolaborasi lima mahasiswa Unand yang berasal dari tiga departemen berbeda. Mereka adalah Asriyani Fitnaisy, Farhan Kabri, dan Ridho Wahyudi dari Departemen Teknik Elektro; Muhammad Wafa Shadiq dari Departemen Teknik Industri; serta Wioni Fifnesia dari Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian.

Inovasi teknologi ini berawal dari banyaknya keluhan pegiat UMKM kerupuk jengkol. Mereka mengeluhkan kondisi kesehatan, lantaran proses produksi kerupuk jengkol manual dirasa kurang efisien. Kondisi kesehatan yang dikeluhkan, antara lain, sakit pada bagian bahu, pinggang, dan punggung akibat menumbuk jengkol dengan cara tradisional.

Baca Juga: Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka: Penjelasan, Syarat, dan Panduan Pendaftaran

Berangkat dari keluhan itu, lima mahasiswa Unand ini kemudian berinisiatif untuk membuat alat penumbuk jengkol guna meminimalisir kecelakaan kerja. Alat tersebut diberi nama “PRAKTIS”.

Lebih lanjut, PRAKTIS memiliki empat alat penumbuk yang dapat dilepas pasang disesuaikan dengan banyaknya kelopak jengkol yang akan ditumbuk. Selain itu, PRAKTIS juga dilengkapi dengan sensor yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pekerja. Sensor tersebut bekerja dengan panel surya sebagai sumber energi listriknya.

Dari keterangan ketua tim, Asriyani, diketahui bahwa alat penumbuk jengkol yang dikembangkan oleh timnya ini mampu menumbuk empat buah jengkol hanya dalam waktu tiga menit. Durasi tersebut jauh lebih singkat apabila dibandingkan dengan cara tradisional. Umumnya, satu jengkol yang ditumbuk secara manual membutuhkan waktu lima menit.

Baca Juga: Unik! Siswa SMAN 21 Surabaya Olah Tempe dengan Musik Rock

Oleh karenanya, Asriyani dan tim percaya bahwa alat ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi UMKM kerupuk jengkol. Ia mengatakan, UMKM akan mendapatkan kenaikan keuntungan lebih dari sepuluh kali lipat dengan menggunakan alat penumbuk jengkol tersebut.

“Kalau menggunakan hitungan matematis, keuntungan yang didapat oleh UMKM akan meningkat lebih dari sepuluh kali lipat,” jelas Asriyani dikutip dari Pers Mahasiswa Unand, gentaandalas.com.

Atas keberhasilan inovasi ini, Asriyani dan tim mendapat apresiasi dan pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI) dan Universitas Andalas. Adapun PKM-PI merupakan program dari Kemendikbudristek yang bertujuan mendorong mahasiswa menciptakan solusi iptek dari permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. 

Baca Juga: Mahasiswa, Ini Dia Cara Buat Footnote dan Endnote di Microsoft Word 2021

Inovasi Asriyani dan tim membuktikan bahwa mahasiswa dan ilmu yang mereka dapatkan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Asriyani berharap, alat penumbuk jengkol ini bisa membantu UMKM kerupuk jengkol dalam meningkatkan jumlah produksi dan omzet. 

“Semoga alat ini dapat membantu mitra kerupuk jengkol untuk meningkatkan produksinya serta menjadi motivasi UMKM lain untuk meningkatkan omzet melalui pemanfaatan teknologi,” pungkasnya.

Referensi: gentaandalas.com | kompasiana.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini