Deretan Film Indonesia Berlatar Kehidupan Kampus, Adakah Kampusmu?

Deretan Film Indonesia Berlatar Kehidupan Kampus, Adakah Kampusmu?
info gambar utama

Indonesia punya sineas yang seakan tidak berhenti melahirkan karya. Sejak dulu, Indonesia selalu punya film buatan dalam negeri yang menarik untuk ditonton.

Semua tentu paham jika film punya banyak genre. Di samping itu, beragam pula tema, cerita, dan latarnya. Beberapa film pun menggunakan kehidupan kampus sebagai latar ceritanya.

Ada sejumlah film yang punya latar tempat kampus. Ada pula beberapa film yang memang menceritakan tentang lika-liku kehidupan mahasiswa. Dalam artikel ini, GNFI akan membahas beberapa film Indonesia berlatar kehidupan kampus.

Dari film-film yang dibahas di sini, adakah kampusmu?

1. Cintaku di Kampus Biru - Universitas Gadjah Mada

Cintaku di Kampus Biru adalah film yang termasuk lama. Film ini dirilis pada tahun 1976 atau sudah puluhan tahun yang lalu. Bisa dibilang, penonton yang merasakan hitsnya film ini adalah mereka yang mungkin kini sudah berusia cukup uzur.

Film Cintaku di Kampus Biru mengambil latar tempat di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejumlah bangunan dan tempat ikonik khas UGM pun ditampilkan dalam adegan-adegan di film ini.

Cintaku di Kampus Biru dibintangi antara lain oleh Roy Marten, Rae Sita, dan Yati Octavia. Sedangkan sutradaranya adalah Ami Prijono.

Cerita dalam film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ashadi Siregar. Tokoh utamanya adalah seorang mahasiswa jurusan Psikologi bernama Anton Rorimpandey. Film ini mengisahkan lika-liku kehidupan Anton sebagai mahasiswa.

Anton adalah mahasiswa yang tergolong cerdas. Selain berkutat dengan perkuliahan, ia juga menjalani pengalaman percintaan yang berliku. Cintaku di Kampus Biru menyajikan kisah tersebut yang melibatkan Anton dengan perempuan bernama Marini dan Erika.

Nuansa kampus UGM sebagai latar tempat dalam cerita langsung tampak saat melihat posternya. Dalam poster, tampak bangunan gedung pusat atau rektorat UGM berdiri megah.

2. Gie - Universitas Indonesia

Gie adalah film yang dirilis pada tahun 2005 dan disutradarai oleh Riri Riza. Film ini dibintangi oleh para aktor dan aktris top Tanah Air mulai dari Nicholas Saputra sebagai Soe Hok Gie Sita Nursanti Wulan Guritno Lukman Sardi.

Cerita dalam film ini diadaptasi dari buku Soe Hok Gie yang berjudul Catatan Seorang Demonstran. Tak mengherankan apabila cerita dalam film berkisah tentang kehidupan sang penulis buku ketika masih mahasiswa.

Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa jurusan Sejarah di Universitas Indonesia. Pada masanya, ia juga merupakan pentolan aktivis mahasiswa yang kritis dan lantang melontarkan kritik kepada penguasa.

Keseharian Gie sebagai aktivis mahasiswa itulah yang terekam dalam film. Maka dari itu, gambaran kehidupan mahasiswa yang aktif berorganisasi sangat jelas terekam sepanjang film.

Nuansa kampus UI pun sangat kental terasa. Dalam film, tidak tampak latar tempat khas UI seperti yang dikenal saat ini karena di era Gie, UI belum menempati kampus Depok seperti sekarang. Namun, nuansa itu hadir dalam balutan jaket kuning alias jakun khas UI yang ikonik.

Ya, beberapa kali ada adegan yang menampilkan Gie dan para mahasiswa lainnya sedang mengenakan jakun. Misalnya saat mereka beramai-ramai turun ke jalan untuk memprotes kebijakan pemerintah.

3. Mau Jadi Apa? - Universitas Padjadjaran

Mau Jadi Apa merupakan film besutan Monty Tiwa dan Soleh Solihun yang dirilis pada tahun 2017. Film ini diangkat dari pengalaman pribadi Soleh saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Padjadjaran.

Film ini bercerita tentang Soleh memulai perjalanannya sebagai mahasiswa Unpad pada 1997. Saat itu, Soleh merasa bingung akan masa depannya karena kuliah di kampus yang jauh dari keramaian kota hingga muncul pertanyaan di benaknya tentang mau jadi apa dirinya di masa depan.

Ditengah kegalauan itu, Soleh bertemu teman-teman sesama mahasiswa dengan segala keunikannya masing-masing. Mereka lalu mendirikan majalah kampus alternatif bernama Karung Goni yang gaya pemberitaannya ringan dan santai.

Keseruan hadir di film ini berkat alur cerita yang menyajikan perseteruan sesama mahasiswa Unpad yang tergabung dalam Karung Goni dan majalah kampus yang lebh terkenal, Fakta Jatinangor. Sepanjang film, penonton disuguhi dengan adegan-adegsn berisi keseharian mahasiswa Unpad di Jatinangor.

Sebagai sutradara, Soleh Solihun benar-benar menginginkan nuansa Unpad hadir dengan kental di film ini. Ia bahkan hanya ingin syuting film dilakukan di Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD.

"Karena ceritanya di Fikom, saya mau syutingnya juga di Fikom, nggak mau di kampus lain.” ujar Soleh seperti dilansir laman resmi Fikom Unpad.

4. Koboy Kampus - Institut Teknologi Bandung

Film Koboy Kampus dirilis pada Juli 2019. Kisahnya diangkat dari pengalaman pribadi sang sutradara Pidi Baiq saat masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

Sebagai film mengangkat lika-liku mahasiswa ITB sebagai cerita, film ini memang benar-benar menghadirkan nuansa kampus tersebut secara nyata. Sebab, proses syuting film memang dilakukan di kampus ITB.

ITB yang ditampilkan dalam film ini adalah ITB era 1990-an. Dikisahkan, Pidi yang kala itu menjadi mahasiswa ITB di Fakultas Seni Rupa dan Desain bergaul dengan Ninu, Deni, Erwin dan Dikdik hingga mereka mencoba mendirikan negara sendiri yang disebut "Negara Kesatuan Republik The Panasdalam." Di negara buatan itu mereka kemudian terlibat berbagai persoalan hidup sebagai mahasiswa.

"Koboy Kampus" sendiri konon adalah istilah yang dikenal di ITB sejak dulu. Mereka yang disebut Koboy Kampus adalah mahasiswa yang lebih sering bermain dan bersenang-senang ketimbang mengikuti perkuliahan.

5. Catatan Akhir Kuliah - Institut Pertanian Bogor

Catatan Akhir Kuliah masih serupa seperti empat film lainnya yang memang bercerita tentang kehidupan mahasiswa. Adapun latar film ini adalah Institut Pertanian Bogor.

Catatan Akhir Kuliah adalah film yang benar-benar menampilkan kehidupan mahasiswa yang sehari-harinya berkutat dengan tuntutan akademik. Film bercerita tentang geng mahasiswa yang berjanji untuk wisuda bersama, namun salah satu anggotanya belum menuntaskan skripsi. Di tengah masalah tersebut, ada pula perkara percintaan antara sesama mahasiswa yang terselip.

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Sam Maulana. Dengam cerita tentang kehidupan mahasiawa, film ini mengambil lokasi syuting di IPB. Tidak heran jika nuansa kampus dan kehidupan mahasiswanya benar-benar terasa di sini.

Ada satu hal yang membuat film ini unik dan berbeda dibandingkan film berlatar kampus lain. Jalan cerita dalam Catatan Akhir Kuliah disajikan dalam format seperti skripsi yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan daftar pustaka.

5 Film Ini Angkat Kisah Perjuangan Para Perempuan Tangguh di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

AR
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini