Kirab Fosil Purba Desa Manyarejo pada Peringatan Hari Pahlawan Ke-77

Kirab Fosil Purba Desa Manyarejo pada Peringatan Hari Pahlawan Ke-77
info gambar utama

#WritingChallengeKawanGNFI #CeritadariKawan #NegeriKolaborasi #MakinTahuIndonesia

Tanggal 10 November merupakan hari yang diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional, hampir seluruh daerah di Indonesia memperingatinya dengan melaksanakan upacara bendera. Namun ada yang berbeda dengan peringatan hari pahlawan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen. Masyarakat Desa Manyarejo dibawah naungan Brayat Krajan Sangiran mengadakan kirab fosil hasil temuan baru dari masyarakat. Kirab fosil ini juga merupakan salah satu rangkaian acara Festival Seni Budaya Krajan Sangiran yang berlangsung selama bulan November.

Kirab fosil purba Desa Manyarejo dilaksanakan pada Kamis, 10 November 2022 yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Kirab Fosil ini merupakan kirab fosil pertama yang dilakukan oleh masyarakat Desa Manyarejo, oleh sebab itu antusiasme dari masyarakat sangat nampak dalam acara tersebut. Kirab Fosil Desa Manyarejo diikuti oleh peserta didik SDN 1 Manyararejo, dosen dan mahasiswa ISI Surakarta, serta masyarakat Desa Manyarejo.

Rute acara kirab fosil ini terbagi menjadi dua tempat ,yaitu dari Rumah Joglo Mbah Tugi yang merupakan pusat kegiatan festival budaya dan dari salah satu lokasi eskavasi di Manyarejo, kirab ini dilakukan dengan berjalan mengitari desa dengan finish dari Kirab Fosil ini adalah Museum Manusia Purba Klaster Bukuran yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Sragen. Museum Manusia Purba Klaster Bukuran merupakan salah satu museum pendukung dari Museum Sangiran.

Kirab Fosil Purba
info gambar

Setelah acara kirab fosil, peserta kirab bergabung dengan pegawai BPSMP Sangiran untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan. Acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis fosil hasil temuan masyarakat kepada BPSMP Sangiran. Penyerahan ini dilakukan oleh Paimin selaku pengurus dari Perkumpulan Brayat Krajan Sangiran dan diterima oleh Iskandar Mulia Siregar, S.Si., selaku kepala BPSMP Sangiran.

Hasil penemuan dari masyarakat merupakan fosil-fosil binatang seperti gigi dan gading, salah satunya merupakan bagian dari fosil gajah kerdil (pigmy). Penemuan fosil oleh masyarakat ini merupakan hasil temuan yang tidak disengaja, mereka menemukan beberapa fosil pada saat melakukan kegiatan pertanian maupun perkebunan. Tentunya penemuan fosil baru ini akan ditindak lebih lanjut oleh BPSMP (Badan Pelestarian Situs Manusia Purba) Sangiran.

Fosil Fosil Temuan Masyarakat
info gambar

Rangkaian acara ini dimeriahkan oleh penampilan Tari Buto Gedruk oleh mahasiswa tari ISI Surakarta dan Tari Rempeg Balung Buto yang dibawakan oleh mahasiswa tari ISI Surakarta bersama dengan masyarakat Desa Manyarejo. Tari Rempeg Balung Buto ini merupakan tarian khas dari Desa Manyarejo yang disusun oleh Hartanto, S. Sn., M. Sn, yang merupakan dosen dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Tari Rempeg Balung Buto ini merupakan tari yang menggambarkan fosil besar sesuai dengan daerah Sangiran yang terkenal dengan fosil fosil purba yang banyak ditemukan masyarakat. Dengan karya ini, diharapkan masyarakat Sangiran dapat memajukan daerahnya dalam segala bidang salah satunya dalam bidang kesenian.

Tari Rempeg Balung Buto
info gambar

Selain untuk memperingati Hari Pahlawan dan rangkaian acara Festival Budaya, acara ini bertujuan untuk menarik wisatawan dan memajukan daerah Sangiran. Acara ini juga merupakan bentuk ikut serta masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hasil temuan fosil yang masih sangat memungkinkan untuk adanya penemuan penemuan baru. Karena seperti yang sudah diketahui, bahwa situs Sangiran sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia oleh UNESCO yang tentunya harus tetap dilestarikan dan hal itu sebagai upaya dalam memajukan bangsa pula. Sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh pahlawan kita Pangeran Sambernyawa (KGPAA Mangkunegoro I) "Rumongso melu handarbeni (merasa ikut memiliki), wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan), Mulat sario hangroso wani (mawas diri dan berani bertanggung jawab).

Referensi:Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SL
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini